Please respond to [EMAIL PROTECTED]

From: Diah Retnoningrum <Diah @ jsx.co.id> on 02/26/99 01:57:37 AM GMT
To:   "'[EMAIL PROTECTED]'" <balita-anda @ indoglobal.com>
cc:    (bcc: HERI PUJI/PARTS/UNITED_TRACTORS)
Subject:  [balita-anda] Mau tanya dong ......




Para netter Yth.

Saya ingin bertanya, tetapi sebetulnya peristiwa ini tidak saya alami
sendiri melainkan dialami oleh sepupu saya :

Sejak ia mengetahui bahwa ia hamil, ia memeriksakan kehamilannya pada
seorang dokter kandungan di Jakarta (Dr. X).
Berhubung ia anak bungsu (sedikit manja), banyak keluhan selama
kehamilan yang menurut saya sendiri tidak seharusnya dilebih2kan, misal
: Minum obat/vitamin tidak bisa, minum susu mual.
Sehingga praktis selama kehamilannya, ia sama sekali tidak pernah
memakan dan menyentuh benda2 tersebut.

........................................
Pertanyaannya :
1. Apa yang harus sepupu saya lakukan, dengan adanya 2 analisa yang
berbeda.
2. Bila ia percaya pada analisa Dr. X, apakah ada dampak negatif bagi
janin (lahir sebelum waktunya).
3. Bila ia percaya pada analisa Dr. A, apakah ada dampak negatif bagi
janin (terlalu lama di dalam rahim).
4. Mengapa bisa terjadi 2 analisa dokter kandungan yang berbeda mengenai
perhitungan usia kehamilan.
5. Apakah hanya dengan hasil USG bisa memastikan usia janin yang
sebenarnya.

>> Paling baik adalah berdasarkan perhitungan haid terakhir untuk
menentukan usia kehamilan
Pemeriksaan melaui USG menghitung usia kehamilan berdasarkan besar bayi.
Biasanya dokter selalu membandingkan antara perhitungan manual dengan
ukuran dari USG. Pengalaman kami dulu jika usia manual 30 minggu tetapi
dari USG 29 minggu berarti bayi kurang besar satu minggu dan
merekomendasikan untuk makan lebih banyak, sebaliknya jika usia USG 31
minggu berarti bayi lebih besar satu minggu. Kedua dokter bisa saja berbeda
karena meninjau dari sudut yang berbeda, seharusnya keduanya untuk
membandingkan.
Saran saya:
     Memang kondisi mengandung sangat tidak nyaman bagi seorang Ibu, tetapi
perlu kita ingat bahwa kita memang menginginkan dan merencanakan kehamilan
tesebut sehingga konsekuensi apapun harus kita hadapi (baik istri maupun
suami). Seseorang yang hamil membutuhkan konsumsi makanan yang lebih banyak
dari normal (bisa tanya pada dokter kandungan atau ahli gizi). Kita mau
tidak mau harus bisa meninggalkan atau paling tidak mengurangi sifat
ego/manja kita karena kita mengalami ini untuk seseorang yang sangat kita
cintai nanti (calon bayi). Menurut saya ini adalah jalan terbaik.


Heri Puji




Untuk melihat diskusi milis ini sebelumnya, klik:
http://www.mail-archive.com/balita-anda@indoglobal.com/

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet


Kirim email ke