Masalah suka makan atau tidak suka makan selalu menjadi topik utama para
orangtua, karena memang masalah makan menyangkut masalah gizi, terutama pada
anak usia balita.

Semula saya juga obsesi terhadap berapa suap yang masuk, berapa kandungan
gizi, apakah cukup atau tidak cukup, tapi dari berbagai sumber yang saya
peroleh, entah itu dari buku, majalah atau dari televisi, pada dasarnya (kasus
umumnya) anak mempunyai kepandaian alam untuk mengambil jumlah makanan yang
mereka perlukan.
Jadi kita sebagai orangtua yang harus pandai2 memilih makanan apa yang akan
kita berikan kepada sang anak, dari makanan utama hingga snack/makanan ringan,
sehingga selama orangtua menyediakan makanan dengan gizi yang bagus, jumlah
yang masuk besar kemungkinan sang anak yang pegang peranan. Memang benar,
kalau sehari-hari sudah kenyang dengan camilan, otomatis tidak ada tempat lagi
buat makanan utama.
Juga para ahli gizi dan para dokter menyarankan kita melihat kandungan
makanan/gizi yang masuk, bukan dalam periode perhari, melainkan dalam seminggu
misalnya, karena besar kemungkinan hari ini anak suka sekali makan, kemudian
keesokan harinya ogah makan, siklus seperti itu normal sekali.

Saya pernah melihat tayangan khusus di televisi tentang "picky eater", anak
yang susah makan/suka pillih2 makanan, dan pada tayangan itu, cara yang
dianggap paling berhasil adalah menyajikan makanan (dengan pilihan gizi yang
baik, karbohidrat, sayur, dll), kemudian apabila pada akhirnya tidak dimakan,
orangtua tidak akan memberi alternatif sama sekali. Jadi kalau tidak dimakan,
ya sudah, dibereskan dari meja.
Kecenderungan yang ada adalah kalau sang anak tidak mau makan apa yang
disajikan, orangtua menjadi panik, dan memberikan sajian yang lain, mengganti
makanan tersebut.
Si anak dengan cepat akan mengerti, bahwa kalau makanan ini tidak kumakan,
akan datang pilihan yang lain sebaliknya dia juga akan sadar, kalau tidak ada
pengganti, mau tidak mau itulah yang ada hari ini.
Dari kasus yang ditayangkan, dari anak yang super picky eater, dalam dua
minggu berubah 180 derajat.
Juga dikatakan disana, bahwa dalam memberi variasi makanan, seringkali kita
mengasumsikan sang anak tidak suka makanan tertentu hanya dalam satu atau dua
kali pemberian. Disarankan juga bahwa kalau hari ini dia tidak mau lauk yang
ada, dicoba dan dicoba lagi.

semoga bermanfaat.




Himbuan: Hormati pahlawan REFORMASI, Pasang bendera setengah tiang !

---------------------------------------------------------------------
"Milis Bagi Orangtua Yang Menyayangi Balitanya"
To subscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED]
HI-Reliability low cost web hosting service - http://www.IndoGlobal.com 

Kirim email ke