>Cinta Ibu
>
>Erich Fromm, dalam bukunya "Seni Bercinta" (The Art Of Loving) membedakan
>"cinta ibu," yang bersifat tanpa syarat dengan "cinta ayah," yang
bersyarat.
>"Cinta ibu" adalah suatu bentuk dan cinta yang tidak hanya diekspresikan
>oleh ibu. Istilah itu hanya menyatakan bahwa bentuk cinta ini adalah untuk
>memelihara, menerima keadaan yang dicintai, dan tanpa syarat.

>Cinta Ayah
>
>"Cinta ayah" adalah juga suatu bentuk cinta yang dapat diekspresikan oleh
>seseorang yang bukan ayah yang sesungguhnya. Istilah itu hanya menyatakan
>bahwa dalam bentuk cinta ini keputusan pernyataan cinta itu secara
>terang-terangan didasarkan kepada apakah kondisi yang tertentu dipenuhi
atau
>tidak. Ada sesuatu yang dapat anda lakukan, untuk memperbesar atau
>mengurangi kemungkinan memperoleh cinta itu. Anda tidak dapat membuat
>seseorang untuk menunjukkan cinta ayah kepada anda, kecuali dengan memenuhi
>syarat-syarat tertentu. Bentuk cinta ini digunakan untuk mengajarkan
>tanggung jawab akan perilaku anda dan konsekuensi dan perilaku itu.
>
>Dalam mengajarkannya, ayah mungkin menyusun dan menetapkan suatu
>aturan-aturan tingkah laku, dan kondisi-kondisi tertentu. Anak mungkin
>memilih untuk mematuhi aturan-aturan itu, memberontak atau menentangnya.
>Jika anak memilih untuk memberontak, orangtua mungkin berusaha
>mendisiplinkan anak itu dengan cara-cara fisik atau dengan menahan
>pernyataan cinta. Namun, dalam beberapa kasus, harga untuk mengekspresikan
>cinta ini boleh jadi terlalu tinggi, seperti dalam kasus dimana standard
>seorang orangtua dalam mengekspresikan cinta terhadap anaknya dengan janji
>bahwa anak tidak akan meninggalkan orangtua. Jika anak meninggalkan
>orangtua, maka semua pernyataan cinta akan ditahan. Maka anak bisa sampai
>berumur empat puluh tahun namun tidak meninggalkan orangtua.
>
>Jika seorang orangtua mengunjungi suatu penjara untuk melihat anaknya yang
>ditahan di sana, cinta ibu mungkin dinyatakan dengan cara ini: "Saya
>mengetahui kau sudah memperkosa dan membunuh, mencuri dan menipu, membakar
>dan merampok, tapi kau adalah anakku, dan saya mencintaimu. Saya akan tetap
>mencintaimu." Orangtua itu meninggalkannya sambil menangis. Cinta ayah
>dinyatakan dengan cara: "Kau telah memperkosa dan membunuh, mencuri dan
>menipu, membakar dan merampok. Sejak saat ini kau tidak anak saya lagi.
Kamu
>jangan datang lagi kerumah saya dan kau tidak memperoleh cinta lagi dan
>saya." Orangtua itu meninggalkannya dan menangis.
>
>Barangkali perbedaan yang terpenting ialah, bahwa dalam cinta ayah perasaan
>cinta itu tetap ada, sedang pernyataannya ditahan. Kebalikannya, cinta ibu
>benar-benar tidak bersyarat. Betul-betul tidak ada sesuatu yang dapat
>dilakukan mengenai itu untuk memperoleh atau melenyapkannya. Itu diluar
>kekuasaan anda. Sayang sekali, banyak anak percaya bahwa dia dapat
melakukan
>sesuatu untuk memperoleh cinta ibu dan berusaha untuk memperolehnya. dengan
>perilakunya. "Mungkin jika saya memperoleh angka raport yang baik, jika
saya
>bisa masuk universitas, atau jika saya memperoleh suatu pekerjaan yang
baik,
>maka mereka akan mencintai dan menyetujui." "Saya tidak mengerti itu. Dia
>seorang gelandangan. Dia terus dalam keadaan kesusahan dan membuat masalah,
>namun mereka masib mencintainya." Tentu saja, usaha anak itu akan sia-sia.
>Setiap kasih sayang yang diterimanya sebagai suatu akibat atau konsekuensi
>perilaku adalah berupa cinta ayah, bukan cinta ibu.
>
>Lagi, ditekankan bahwa kedua bentuk cinta itu tidak perlu selalu dinyatakan
>atau diekspresikan oleh ibu atau ayah. Seorang ibu mungkin memilih
>menyatakan atau mengekspresikan hanya jenis cinta ayah. Seorang ayah
mungkin
>memilih untuk tidak mengekspresikan cinta ibu dan juga tidak cinta ayah.
>Istilah-istilah jtu hanyalah bentuk alternatif dan cinta yang bisa terdapat
>atau bisa dilakukan oleb setiap orang.
>
>Jika seorang anak dibesarkan hanya dengan cinta ibu, maka hal itu dianggap
>sebagai suatu lingkungan yang tandus. Anak akan kurang mengalami suatu
>konsekuensi dari perilakunya. Tidak peduli bagaimana dia memilib untuk
>berperilaku, konsekuensi adalah tetap sama: dicintai dan diterima. Anak
>mungkin memilih untuk percaya bahwa seluruh dunia sudah memilih untuk
>mencintainya, dan kecintaan itu sama sekali tidak bersangkut-paut dengan
>perilakunya.
>
>Seorang anak dengan keadaan yang sama, mungkin menjadi tandus jika dia
>dibesarkan hanya dengan cinta ayah, dan karena itu keadaan ini umumnya
dicela
>oleh banyak ahli. Anak mungkin memilih untuk percaya bahwa satu-satunya
cara
>untuk memperoleh cinta ialah dengan berusaha memperolehnya, bahwa anda
>memperoleh cinta dengan perbuatan-perbuatan dan usaha-usaha atau prestasi,
>dan jika anda gagal untuk itu, secara otomatis anda tidak dicintai lagi.
>"Bagaimana mungkin anda dapat mencintai saya? Saya kehilangan pekerjaan
>saya. Saya bekerja di sana selama bertahun-tahun dan pekerjaan saya tidak
>begitu baik. Ayah benar; saya tidak berharga untuk dicintai."
>
>Dinukil dari buku:
>4 Teori Kepribadian, Bernard Poduska
>


Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet




Kirim email ke