Assalaamu'alaikum...

Anak kami berusia dua tahun tiga bulan (laki laki). Belakangan ini kami
agak menemui kesulitan didalam menghadapinya. Ia begitu keras kepala dan
sulit diatur. Ia hanya mau melakukan apa apa yang ingin Ia lakukan. Kami
terpaksa memberikan ancaman akan menghukumnya ( dan kami berusaha
konsekuen dengan ancaman tersebut ) atau tidak akan memberikan apa yang
menjadi kesukaannya apabila Ia tidak menurut pada kami.
Hal tersebut biasa terjadi pada saat mau mandi, mau buang air ( dia suka
menahan pipis ) atau jika Ia tidak mau menghentikan suatu perbuatan yang
negatif lainnya. Terkadang kami terpaksa mengancamnya, karena sebelum
itu kami berusaha  mencari cara-cara lain, seperti memberikan penjelasan
, membujuk, memberikan re-inforcement apabila dia berlaku positif.
Tetapi  yang mampu membuat Ia akhirnya menurut hanyalah ancaman saja.
Kami khawatir ini akan berdampak buruk bagi perkembangannya. Kami
sendiri menyadari pada usia seperti anak kami, Ia sedang berada pada
fase otonomi, dimana Ia sedang menunjukkan jati dirinya, mengembangkan
egonya. Tapi apakah yang terjadi pada anak kami tidak terlampau
berlebihan?
Kalau kami membandingkan dengan anak-anak seusianya , tampak sekali
kelihatan bahwa anak kami mempunyai karakter yang berbeda.
Selain sisi negatif  yang kami jelaskan di atas, anak kami memiliki
banyak sisi positif, seperti rasa ingin tahu yang besar, kemampuan
komunikasi timbal balik yang cukup baik, rasa percaya diri yang  cukup
tinggi, daya ingat yang cukup baik.
Kami menduga sikap negatif yang dimiliki oleh anak kami tersebut ada
kaitannya dengan pola pendidikan yang  in-konsisten.
Sebagai cucu pertama, intervensi dari neneknya sangat besar sekali. Hal
ini terjadi sejak lahir. Secara kebetulan pola pendidikan dan perawatan
yang diterapkan oleh neneknya dengan kami , orang tuanya, bisa
dikatakan  bertolak belakang. Sebagai contoh, kami mencoba menerapkan
disiplin sejak kecil, mengajarkan hidup dengan aturan, tetapi nenek dan
kakeknya cenderung bersikap permisif.
Dalam satu bulan, kurang lebih seminggu anak kami berinteraksi dengan
kakek neneknya. Sehabisnya berinteraksi, anak kami  perlu cukup waktu
untuk beradaptasi dengan pola yang diterapkan oleh kami sebelumnya. Dan
ini terjadi terus menerus hingga saat ini. Sementara itu untuk
mengintervensi orang tua, walaupun telah kami usahakan , tapi masih
belum  ada perubahan yang berarti. Kami menyadari beban psikologis yang
dihadapi anak kami cukup berat.
Itu yang kami khawatirkan nantinya......dan apa yang semestinya kami
lakukan ?

Wassalaamu'alaikum....



Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com

--------------------------------------------------------------------------
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet




Kirim email ke