Pengalaman pak Tony ini persis dengan pengalaman kami. Anak kami, sekarang
hampir 16 bulan, dulu kalau ketemu orang lain juga takut. Bahkan ada satu
teman kami yang membuat dia sungguh sangat ketakutan. Tiap kali melihat dia,
anak kami langsung nangis keras banget, bukan hanya tidak mau mendekat tapi
langsung nangis keras. Sampai kami nggak enak rasanya sama teman kami itu.
Sama orang yang lain memang juga punya rasa takut, tapi tidak separah kalau
ketemu dengan teman yang satu tadi.
Itu berlangsung sampai satu-dua bulan yang lalu (dede berumur 14-15 bulan).
Saya masih ingat bagaimana dia bereaksi sewaktu kami berkunjung ke teman
kami yang bikin dede takut. Pada waktu itu ada acara makan-makan, jadi yang
diundang lumayan banyak, juga ada anak kecil lain yang datang. Ketika kami
masuk ke rumahnya dan melihat teman kami itu, dede mulai nangis terus ngajak
keluar lagi. Kami ya turuti saja kemauannya. Daripada nangis kan lebih baik
nyingkir saja. Di halaman rumah kami main-main dengan tamu dan anak kecil
yang lain. Pelan-pelan dia sudah terbiasa main dengan orang lain. Terus
teman kami tadi nanya kesukaan dede itu apa to. Saya kasih tahu dia makanan
kesukaan dede. Teman saya itu masuk ke dapur untuk ngambilkan. Pelan pelan
dia dekati dede kami. Nglihat dia si dede langsung lari ke pelukan saya.
Terus saya bilangi dan bujuk-bujuk supaya dia nggak nangis. Teman saya pergi
lagi masuk rumah. Setelah nunggu anak saya agak tenang dia keluar lagi untuk
ngasih makanan kesukaannya itu. Dengan agak takut dede mau menerimanya.
Waahh... senangnya teman kami itu.. berhasil katanya....
Sejak saat itu dede tidak takut sama orang lain. Bahkan mau digendong sama
orang lain yang dia belum kenal.
Kelihatannya mudah ya cerita ini. Kami sendiri tidak tahu kok dede bisa
berubah begitu. Padahal kami sudah dari dulu mencoba untuk mengenalkan dia
ke orang lain. Tapi sampai waktu yang saya ceritakan di atas tidak pernah
berhasil. Sampai akhirnya kami ya terima saja 'keadaan' itu. Kami tidak
pernah memaksa dia untuk mau sama orang lain. Kalau sama orang lain pasti
langsung nangis. Maunya sama bapak atau ibunya saja.
Mungkin ya memang kalau sudah waktunya baru bisa berubah. Kalau memang belum
waktunya ya belum bisa berubah. Namanya juga anak yang lagi bertumbuh kan.
Cerita yang saya tulis di atas itu baru saya lamai 5-6 minggu yang lalu,
jadinya ya masih segar dalam ingatan, masih mudah untuk menceritakannya
lagi.
Kami hanya bisa berharap bahwa keberaniannya tidak hanya sementara tapi bisa
seterusnya.
Mudah-mudahan bisa jadi masukan buat pak Tony dan Ibu.
Salam
Win
>From: tony <[EMAIL PROTECTED]>
>Reply-To: [EMAIL PROTECTED]
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: [balita-anda] Rasa takut pada bayi
>Date: Mon, 09 Aug 1999 10:57:07 +0700
>
>Rekan-rekan netter balita
>
>Saya mempunyai seorang anak berusia 10 bulan, setiap saya bawa ke
>saudara-saudara saya dan tiap mereka ingin menggendongnya, selalu anak
>saya tidak mau dan agak takut serta menangis kalau di ambil, sehingga
>selalu berada di dekat saya atau ibu nya. ini juga terjadi kalau ketemu
>dgn orang lain.
>
>Tapi kalau ketemu dgn orang yg sudah di kenali nya ,dia akan mau di
>gendong dan di bawa kemana-mana.
>
>Kira-kira bagaimana mengajari anak yg demikian agar tidak ada rasa takut
>lagi terhadap orang yang baru atau sekali-sekali di temui nya.
>
>Atas masukan,tips dan pengalaman bapak/ibu saya ucapkan terima kasih.
>
>
______________________________________________________
Get Your Private, Free Email at http://www.hotmail.com
Kunjungi:
http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
------------------------------------------------------------------------
Berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, kirim email ke:
[EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet