tambahan tentang pengolahan napas:
Pengolahan napas memang sudah diteliti di BPPT, kebetulan
yang diteliti adalah tekhnik pernapasan Beladiri tangan kosong Merpati
Putih.
Hasilnya memang sangat signifikan seperti yang dijelaskan oleh Johanna.
tekhnik yang dijelaskan itu hampir seluruhnya ada dari Merpati Putih.
semoga informasi tambahan ini juga menambah perbendaharaan
kita dalam meningkatkan kualitas kesehatan kita.

Wassalam
Roni



> > Ternyata, cuma dengan mengatur cara kita bernapas, beberapa jenis
> > penyakit bisa disembuhkan. Tidak untuk tiap hari selama 24 jam, tapi
> > cukup dua kali seminggu selama 1,5 jam. Bagaimana caranya?
> >
> > Penyembuhan suatu penyakit sebenarnya tak harus dengan bantuan dokter.
> > Pada tingkat keparahan tertentu ternyata bisa dengan olah napas.
> > Umpamanya saja penyakit influenza, batuk, atau masuk angin. Tekanan
> > darah rendah atau tinggi pun bisa dipulihkan bila kita secara rutin
> > mau melakukan olah napas. Bahkan, ada orang yang mengalami kelumpuhan
> > di separuh tubuhnya bisa membaik kondisinya setelah melakukan olah
> > napas secara rutin.
> >
> > Manfaat tadi bukan isapan jempol. Hasil evaluasi yang dilakukan Eko
> > Trihatmoko, praktisi dan instruktur seni pernapasan Kartika, terhadap
> > 100 muridnya bisa jadi buktinya. Setelah diajari selama sekitar 5
> > bulan, peserta mengalami perubahan yang signifikan. Beberapa penyakit
> > rutin macam flu, batuk, dan masuk angin bisa sembuh tanpa obat dan
> > susah kambuh.
> >
> > Derajad kesehatan tubuh meningkat yang ditandai dengan meningkatnya
> > kebugaran tubuh dan tenaga fisik. Stres hilang serta fisik dan mental
> > lebih rileks. Lebih pede, sabar, tenang, mudah mengendalikan emosi,
> > dan mudah berkonsentrasi. Tak ketinggalan, gairah seksual juga
> > meningkat.
> >
> > Beberapa kelebihan dan keuntungan juga bisa didapat dari penyembuhan
> > dengan olah napas. Di antaranya, penyembuhan cara ini termasuk murah
> > karena tidak mengeluarkan biaya apa pun, kecuali untuk mempelajarinya.
> > Olah napas mudah dilakukan dan praktis. Gerakannya sederhana dan tidak
> > mengutamakan kekuatan otot. Penggunaan obat tidak diperlukan, sehingga
> > tidak ada efek sampingnya. Setelah sembuh pun manfaatnya masih bisa
> > dirasakan, di antaranya kebugaran badan terjaga dan emosi bisa
> > terkontrol.
> > Lumpuh pun membaik
> >
> > Dengan olah napas, kita bisa menjadi "dokter" bagi diri sendiri. Kita
> > akan tahu kapan harus melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
> > kesehatan, misalnya kapan harus istirahat, memperhatikan bagian tubuh
> > yang sakit, dll. Kita mengetahui kebutuhan tubuh kita sendiri. "Kalau
> > memang harus ke dokter, kita juga tahu bahwa bantuan dokter memang
> > sudah diperlukan.
> > Olah napas tidak bisa berdiri sendiri," ungkap Eko.
> >
> > "Dari pengalaman saya mempraktikkan olah napas, yang mudah dialami
> > seseorang terutama penyembuhan dari penyakit-penyakit ringan. Jadi
> > olah napas bisa membantu seseorang dengan menaikkan derajat kesehatan,
> > sehingga halangan berupa penyakit ringan dengan sendirinya terputus
> > siklusnya.
> > Soalnya, penyakit-penyakit ringan biasanya terjadi kalau kondisi fisik
> > seseorang mulai menurun, sehingga kekebalan tubuhnya juga menurun.
> > Penyakit itu bisa dilawan kalau kondisi fisik kita naik," tambah staf
> > pemasaran sebuah perusahaan konsultan di Jakarta ini.
> >
> > Penyakit yang bisa dilawan pun bisa meningkat dengan meningkatnya
> > kondisi tubuh melalui olah napas. Misalnya, dulunya seseorang cuma
> > mampu melawan flu, pada tingkat selanjutnya bisa mengatasi tekanan
> > darahnya, rendah atau pun tinggi. Pada orang lain, gangguan persendian
> > tubuh juga bisa teratasi.
> > Demikian pula dengan gangguan maag. "Yang sedikit luar biasa, ada yang
> > sudah mengalami lumpuh separuh badannya akibat stroke, mengalami
> > perkembangan sangat bagus setelah menjalani olah napas selama 6 bulan.
> > Tangan dan kakinya yang semula tidak bisa digerakkan sudah mulai
> > memiliki tenaga," tutur Eko.
> >
> > Menurut dia, munculnya suatu penyakit sebenarnya merupakan manifestasi
> > dari ketidakharmonisan kerja organ-organ tubuh kita serta
> > ketidakselarasan kesatuan tubuh dan jiwa kita. Ketidakharmonisan dan
> > ketidakselarasan tadi berawal dari pemaksaan terhadap tubuh kita untuk
> > bekerja berlebihan.
> > Akibatnya, sistem kerja tubuh menjadi tidak teratur. Inilah yang
> > kemudian menimbulkan ketidakharmonisan dan ketidakselarasan tadi. Bila
> > itu tidak disadari dan dirasakan, organ tubuh akan semakin lemah dan
> > akhirnya rusak.
> > Kekebalan tubuh juga tak berfungsi baik sehingga penyakit mudah
> > menyusup.
> >
> > Olah napas mampu membangun kembali harmoni dalam kehidupan fisik dan
> > kejiwaan tadi secara simultan. Ketika olah napas dilakukan, volume
> > napas dalam tubuh bisa dioptimalkan untuk memperkuat dan memperdayakan
> > organ tubuh. Derajat kesehatan tubuh pun meningkat sehingga memiliki
> > daya tahan
> > terhadap gangguan penyakit. Dengan pertahanan yang kuat pula penyakit
> > yang telah telanjur masuk bisa dikalahkan. Tubuh juga didisposisikan
> > ke dalam keadaan rileks secara menyeluruh dan membawa keadaan jiwa
> > terlepas dari ketegangan dan suasana negatif.
> >
> > Tarik, tahan, dan buang
> >
> > Olah napas bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang usia. Namun,
> > idealnya memang untuk mereka yang sudah bekerja dan berkeluarga.
> > Kira-kira usia 30 - 60 tahun.
> >
> > Efek yang ditimbulkan olah napas berbeda dengan olah raga. Pada olah
> > napas, ketika kita melakukannya memang terasa capek. Namun, setelah
> > latihan justru kesegaran yang kita dapatkan dan tidak capek, baik
> > fisik maupun mental. Sebaliknya, pada olah raga, terutama yang
> > sifatnya permainan, setelah latihan selama 50 menit saja misalnya,
> > capeknya sudah setengah mati.
> >
> > Inti perbedaan tadi terletak pada adanya keteraturan. Pada olah napas,
> > ada keteraturan napas, emosi, gerak. Pada olah raga mungkin ada
> > keteraturan gerak, tapi emosi dan napasnya mungkin tidak teratur.
> > Padahal, "Keteraturan emosi dan napas sangat berpengaruh terhadap
> > kesegaran tubuh dan mental," jelas Eko.
> >
> > Untuk bisa melakukan olah napas tidaklah terlalu sulit. Hanya saja,
> > kita perlu belajar terlebih dahulu setidaknya dalam 32 kali pertemuan
> > masing-masing selama 1,5 jam. Frekuensinya dua kali seminggu. Dalam
> > latihan diajarkan 12 jurus yang fokusnya melatih jantung dan
> > paru-paru.
> > Masing-masing disertai dengan olah organ tubuh bagian atas (tangan,
> > lengan, bahu, dada), bagian bawah (perut dan pinggang) dan bawah
> > (pantat, paha, dan kaki). Olah organ tubuh ditujukan untuk memperkuat
> > bagian tersebut. Setelah menguasai jurus-jurus tadi, kita bisa
> > melakukannya sendiri dengan penekanan jurus tertentu untuk mendapatkan
> > manfaat yang kita kehendaki.
> >
> > Seperti halnya olah raga, dalam berolah napas kita memerlukan
> > pemanasan.
> > Tujuannya, untuk mempersiapkan tubuh memasuki bagian utama olah napas.
> > Bentuk pemanasannya berupa pelenturan tubuh dari bagian atas sampai
> > bawah dengan gerakan lembut atau diarahkan pada organ-organ tertentu
> > yang hendak diperkuat. Ini perlu karena dalam olah napas, di samping
> > konsentrasi, olah organ tubuh juga ikut dilibatkan. Dengan pemanasan
> > diharapkan tubuh menjadi lebih lentur, lemas, dan bebas dari
> > ketegangan. Waktunya,
> > sekitar 15 menit saja.
> >
> > Dalam bagian utama olah napas ada tiga proses yang dilalui, yakni
> > menarik, menahan, dan membuang napas. Tujuannya untuk mengoptimalkan
> > volume napas,  menjaga keteraturan napas, dan mengelola napas secara
> > efisien. Karena napas bisa diartikan sebagai daya hidup, maka dengan
> > menarik napas kita mengambil daya hidup melalui hidung dan
> > menghimpunnya di dalam tubuh.
> > Kita tidak sekadar menghirup napas ala kadarnya, melainkan
> > sebanyak-banyaknya.
> > Bisa lima atau sepuluh kali lipat dari biasanya. Dengan demikian
> > pasokan oksigen ke tubuh akan jauh lebih banyak dan maksimal.
> >
> > Ketika napas kita tahan, daya hidup akan mengendap dan kita biarkan
> > untuk merasuki seluruh tubuh. Penahanan napas yang terarah dan
> > terkendali akan membantu mengaktifkan organ kita yang lemah,
> > memperbaikinya, dan memberdayakannya sehingga bisa berfungsi dengan
> > baik. Saluran energi yang tersumbat bisa terbuka kembali, aliran darah
> > ke seluruh tubuh lebih lancar, metabolisme tubuh pun menjadi sempurna.
> > Penahanan napas juga bermanfaat untuk melatih pengendalian diri atau
> > emosi. Dalam proses menahan napas, kita perlu pula melakukan
> > penegangan organ tertentu dan konsentrasi untuk membantu mengarahkan
> > dan memusatkan energi pada organ tersebut.
> >
> > Lama penahanan napas tergantung kemampuan kita, tetapi secara bertahap
> > bisa ditingkatkan. Pemula biasanya diajari sekitar 15 detik. Setelah 4
> > bulan belajar, menahan napas selama 40 detik menjadi hal biasa. "Tidak
> > bisa dipaksakan harus sekian detik, tetapi ditingkatkan secara gradual
> > sesuai dengan irama hidup dan potensi masing-masing orang," jelas Eko.
> >
> > Setelah kita tahan beberapa saat, "sisa" napas mesti kita buang sampai
> > habis dengan bantuan pengecilan perut. Ini dimaksudkan agar
> > menimbulkan kerinduan yang kuat pada diri kita untuk menariknya
> > kembali.
> > Pelepasannya bisa melalui mulut atau hidung. Dalam proses ini terdapat
> > unsur pembersihan dan pelepasan. Kita melepas segala kotoran, emosi,
> > stres, dan rasa sakit. Pelepasannya juga mesti dalam harmoni dengan
> > gerakan tubuh dan ekspresi wajah, misalnya dengan tubuh terlihat gagah
> > atau wajah tersenyum
> > lembut penuh kedamaian.
> >
> > Dalam semua proses olah napas tadi, kita melibatkan pula olah organ
> > tubuh yang penekanannya pada penguatan tangan, bahu, dada, perut,
> > pinggang, dan paha dengan dasar pengembangan napas dada. Dengan olah
> > organ tubuh, energi napas disalurkan kepada organ-organ tubuh untuk
> > memberi penguatan. Olah
> > organ tubuh mesti selalu harmoni dengan olah napas. Gerakan tubuh
> > lembut akan dibarengi karakter napas lembut pula. Begitu pula
> > sebaliknya. Untuk pengolahan energi di tangan misalnya, maka
> > pengerasan di tangan dilakukan sambil konsentrasi di tempat yang sama,
> > sedangkan organ lain dikendorkan.
> >
> > Karena dalam olah napas ada penguatan pada organ tertentu, aliran
> > energi menjadi tidak seimbang dan merata. Karena itu perlu tahapan
> > yang disebut napas penyegaran sebagai sarana penyeimbang. Dengan
> > seimbangnya kembali energi dalam tubuh, tubuh menjadi segar kembali
> > dan penuh vitalitas.
> > Bisa dilakukan sambil bekerja.
> >
> > Seperti ketika belajar, frekuensi melakukan olah napas juga dua kali
> > seminggu, masing-masing selama 1,5 jam. "Dua kali latihan dengan
> > intensitas penuh sebenarnya sudah cukup untuk meng-cover hidup selama
> > seminggu." Namun, untuk tujuan penyembuhan penyakit serius, perlu
> > penambahan frekuensi di luar yang biasanya. Umpamanya menjadi 3 atau 4
> > kali seminggu. Tambahannya, menurut Eko, tidak perlu dengan intensitas
> > penuh. Kalau yang utama perlu waktu 1,5 jam, maka yang tambahan cukup
> > 30 menit, sesuai dengan keadaan.
> >
> > Dalam kondisi tertentu, menurut Eko, olah organ tubuh bisa tidak
> > dilakukan bersamaan dengan olah napas. "Karena arah kita justru
> > seseorang melakukan apa yang dia inginkan berdasarkan kemauannya
> > sendiri. Misalnya, berolah  napas dengan duduk sambil bekerja, ya itu
> > bisa terjadi. Jadi latihan ini lama-lama membebaskan orang dari
> > keterikatan gerak, posisi, dan
> > sebagainya. Latihan tidak perlu lagi dilakukan di tempat khusus,
> > dengan waktu khusus. Sambil bekerja pun olah napas bisa dilakukan.
> > Artinya olah napas ini memang untuk membantu hidup kita sehari-hari."
> >
> > Jurus-jurusnya pun tidak harus seluruh jurus yang pernah dipelajari.
> > Cukup jurus-jurus yang diperlukan saja. Juga tidak perlu sesuai dengan
> > urutannya. "Sesuai dengan kemauan kita atau kondisi sekitar kita.
> > Jurus yang mengharuskan kita berbaring atau melangkah, tentu tak
> > mungkin dilakukan di kantor saat kita bekerja." Jurus yang dipilih
> > juga disesuaikan dengan tujuan kita melakukan olah napas. Untuk
> > mengatasi gangguan fungsi ginjal atau pinggang umpamanya, perlu
> > dipilih jurus-jurus yang gerakannya mengarah ke bagian itu.
> > Kuat-lemahnya menarik dan
> > membuang napas juga disesuaikan dengan tujuan berolah napas. Untuk
> > menurunkan tekanan darah tinggi, penarikan dan pelepasan napas harus
> > dengan lembut disertai ekspresi tubuh lentur dan lembut pula.
> > Sebaliknya untuk meningkatkan tekanan darah, penarikan dan
> > pelepasannya kuat dan meletup dengan ekspresi tubuh yang kuat pula.
> > Jadi, "Harus ada harmonisasi
> > antara jenis napasnya, lemah atau kuat, dan ekspresi tubuh dan
> > wajahnya."
> > Itulah inti dari olah napas.



Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet







Kirim email ke