Pertanyaan saya : dari sekian banyak alinea yang telah ditulis, 
     bagaimana caranya melakukan olah nafas tersebut, kok kayaknya nggak 
     disebut-sebut caranya, atau alamatnya (kalau memang harus joint klub 
     tertentu). Saya kok kayak-kayaknya berminat.
     
     Mama Alandra


______________________________ Reply Separator _________________________________
Subject: [balita-anda] Olah Napas Usir Penyakit
Author:  [EMAIL PROTECTED] (Johanna) at bngtw
Date:    12/28/99 11:04 AM


> Ternyata, cuma dengan mengatur cara kita bernapas, beberapa jenis
> penyakit bisa disembuhkan. Tidak untuk tiap hari selama 24 jam, tapi 
> cukup dua kali seminggu selama 1,5 jam. Bagaimana caranya?
>
> Penyembuhan suatu penyakit sebenarnya tak harus dengan bantuan dokter. 
> Pada tingkat keparahan tertentu ternyata bisa dengan olah napas.
> Umpamanya saja penyakit influenza, batuk, atau masuk angin. Tekanan 
> darah rendah atau tinggi pun bisa dipulihkan bila kita secara rutin
> mau melakukan olah napas. Bahkan, ada orang yang mengalami kelumpuhan 
> di separuh tubuhnya bisa membaik kondisinya setelah melakukan olah
> napas secara rutin.
>
> Manfaat tadi bukan isapan jempol. Hasil evaluasi yang dilakukan Eko
> Trihatmoko, praktisi dan instruktur seni pernapasan Kartika, terhadap 
> 100 muridnya bisa jadi buktinya. Setelah diajari selama sekitar 5
> bulan, peserta mengalami perubahan yang signifikan. Beberapa penyakit 
> rutin macam flu, batuk, dan masuk angin bisa sembuh tanpa obat dan
> susah kambuh.
>
> Derajad kesehatan tubuh meningkat yang ditandai dengan meningkatnya
> kebugaran tubuh dan tenaga fisik. Stres hilang serta fisik dan mental 
> lebih rileks. Lebih pede, sabar, tenang, mudah mengendalikan emosi,
> dan mudah berkonsentrasi. Tak ketinggalan, gairah seksual juga 
> meningkat.
>
> Beberapa kelebihan dan keuntungan juga bisa didapat dari penyembuhan 
> dengan olah napas. Di antaranya, penyembuhan cara ini termasuk murah
> karena tidak mengeluarkan biaya apa pun, kecuali untuk mempelajarinya. 
> Olah napas mudah dilakukan dan praktis. Gerakannya sederhana dan tidak 
> mengutamakan kekuatan otot. Penggunaan obat tidak diperlukan, sehingga 
> tidak ada efek sampingnya. Setelah sembuh pun manfaatnya masih bisa
> dirasakan, di antaranya kebugaran badan terjaga dan emosi bisa 
> terkontrol.
> Lumpuh pun membaik
>
> Dengan olah napas, kita bisa menjadi "dokter" bagi diri sendiri. Kita 
> akan tahu kapan harus melakukan sesuatu yang berhubungan dengan
> kesehatan, misalnya kapan harus istirahat, memperhatikan bagian tubuh 
> yang sakit, dll. Kita mengetahui kebutuhan tubuh kita sendiri. "Kalau 
> memang harus ke dokter, kita juga tahu bahwa bantuan dokter memang
> sudah diperlukan.
> Olah napas tidak bisa berdiri sendiri," ungkap Eko. 
>
> "Dari pengalaman saya mempraktikkan olah napas, yang mudah dialami 
> seseorang terutama penyembuhan dari penyakit-penyakit ringan. Jadi
> olah napas bisa membantu seseorang dengan menaikkan derajat kesehatan, 
> sehingga halangan berupa penyakit ringan dengan sendirinya terputus
> siklusnya.
> Soalnya, penyakit-penyakit ringan biasanya terjadi kalau kondisi fisik 
> seseorang mulai menurun, sehingga kekebalan tubuhnya juga menurun.
> Penyakit itu bisa dilawan kalau kondisi fisik kita naik," tambah staf 
> pemasaran sebuah perusahaan konsultan di Jakarta ini.
>
> Penyakit yang bisa dilawan pun bisa meningkat dengan meningkatnya 
> kondisi tubuh melalui olah napas. Misalnya, dulunya seseorang cuma 
> mampu melawan flu, pada tingkat selanjutnya bisa mengatasi tekanan
> darahnya, rendah atau pun tinggi. Pada orang lain, gangguan persendian 
> tubuh juga bisa teratasi.
> Demikian pula dengan gangguan maag. "Yang sedikit luar biasa, ada yang 
> sudah mengalami lumpuh separuh badannya akibat stroke, mengalami
> perkembangan sangat bagus setelah menjalani olah napas selama 6 bulan. 
> Tangan dan kakinya yang semula tidak bisa digerakkan sudah mulai
> memiliki tenaga," tutur Eko.
>
> Menurut dia, munculnya suatu penyakit sebenarnya merupakan manifestasi 
> dari ketidakharmonisan kerja organ-organ tubuh kita serta
> ketidakselarasan kesatuan tubuh dan jiwa kita. Ketidakharmonisan dan
> ketidakselarasan tadi berawal dari pemaksaan terhadap tubuh kita untuk 
> bekerja berlebihan.
> Akibatnya, sistem kerja tubuh menjadi tidak teratur. Inilah yang
> kemudian menimbulkan ketidakharmonisan dan ketidakselarasan tadi. Bila 
> itu tidak disadari dan dirasakan, organ tubuh akan semakin lemah dan
> akhirnya rusak.
> Kekebalan tubuh juga tak berfungsi baik sehingga penyakit mudah 
> menyusup.
>
> Olah napas mampu membangun kembali harmoni dalam kehidupan fisik dan 
> kejiwaan tadi secara simultan. Ketika olah napas dilakukan, volume
> napas dalam tubuh bisa dioptimalkan untuk memperkuat dan memperdayakan 
> organ tubuh. Derajat kesehatan tubuh pun meningkat sehingga memiliki
> daya tahan
> terhadap gangguan penyakit. Dengan pertahanan yang kuat pula penyakit 
> yang telah telanjur masuk bisa dikalahkan. Tubuh juga didisposisikan 
> ke dalam keadaan rileks secara menyeluruh dan membawa keadaan jiwa
> terlepas dari ketegangan dan suasana negatif. 
>
> Tarik, tahan, dan buang
>
> Olah napas bisa dilakukan oleh siapa saja tanpa memandang usia. Namun, 
> idealnya memang untuk mereka yang sudah bekerja dan berkeluarga.
> Kira-kira usia 30 - 60 tahun.
>
> Efek yang ditimbulkan olah napas berbeda dengan olah raga. Pada olah 
> napas, ketika kita melakukannya memang terasa capek. Namun, setelah 
> latihan justru kesegaran yang kita dapatkan dan tidak capek, baik
> fisik maupun mental. Sebaliknya, pada olah raga, terutama yang
> sifatnya permainan, setelah latihan selama 50 menit saja misalnya, 
> capeknya sudah setengah mati.
>
> Inti perbedaan tadi terletak pada adanya keteraturan. Pada olah napas, 
> ada keteraturan napas, emosi, gerak. Pada olah raga mungkin ada
> keteraturan gerak, tapi emosi dan napasnya mungkin tidak teratur. 
> Padahal, "Keteraturan emosi dan napas sangat berpengaruh terhadap 
> kesegaran tubuh dan mental," jelas Eko.
>
> Untuk bisa melakukan olah napas tidaklah terlalu sulit. Hanya saja,
> kita perlu belajar terlebih dahulu setidaknya dalam 32 kali pertemuan 
> masing-masing selama 1,5 jam. Frekuensinya dua kali seminggu. Dalam
> latihan diajarkan 12 jurus yang fokusnya melatih jantung dan 
> paru-paru.
> Masing-masing disertai dengan olah organ tubuh bagian atas (tangan, 
> lengan, bahu, dada), bagian bawah (perut dan pinggang) dan bawah
> (pantat, paha, dan kaki). Olah organ tubuh ditujukan untuk memperkuat 
> bagian tersebut. Setelah menguasai jurus-jurus tadi, kita bisa
> melakukannya sendiri dengan penekanan jurus tertentu untuk mendapatkan 
> manfaat yang kita kehendaki.
>
> Seperti halnya olah raga, dalam berolah napas kita memerlukan 
> pemanasan.
> Tujuannya, untuk mempersiapkan tubuh memasuki bagian utama olah napas. 
> Bentuk pemanasannya berupa pelenturan tubuh dari bagian atas sampai
> bawah dengan gerakan lembut atau diarahkan pada organ-organ tertentu 
> yang hendak diperkuat. Ini perlu karena dalam olah napas, di samping 
> konsentrasi, olah organ tubuh juga ikut dilibatkan. Dengan pemanasan 
> diharapkan tubuh menjadi lebih lentur, lemas, dan bebas dari
> ketegangan. Waktunya,
> sekitar 15 menit saja.
>
> Dalam bagian utama olah napas ada tiga proses yang dilalui, yakni
> menarik, menahan, dan membuang napas. Tujuannya untuk mengoptimalkan 
> volume napas,  menjaga keteraturan napas, dan mengelola napas secara 
> efisien. Karena napas bisa diartikan sebagai daya hidup, maka dengan 
> menarik napas kita mengambil daya hidup melalui hidung dan
> menghimpunnya di dalam tubuh.
> Kita tidak sekadar menghirup napas ala kadarnya, melainkan 
> sebanyak-banyaknya.
> Bisa lima atau sepuluh kali lipat dari biasanya. Dengan demikian 
> pasokan oksigen ke tubuh akan jauh lebih banyak dan maksimal.
>
> Ketika napas kita tahan, daya hidup akan mengendap dan kita biarkan 
> untuk merasuki seluruh tubuh. Penahanan napas yang terarah dan
> terkendali akan membantu mengaktifkan organ kita yang lemah,
> memperbaikinya, dan memberdayakannya sehingga bisa berfungsi dengan
> baik. Saluran energi yang tersumbat bisa terbuka kembali, aliran darah 
> ke seluruh tubuh lebih lancar, metabolisme tubuh pun menjadi sempurna. 
> Penahanan napas juga bermanfaat untuk melatih pengendalian diri atau
> emosi. Dalam proses menahan napas, kita perlu pula melakukan
> penegangan organ tertentu dan konsentrasi untuk membantu mengarahkan 
> dan memusatkan energi pada organ tersebut.
>
> Lama penahanan napas tergantung kemampuan kita, tetapi secara bertahap 
> bisa ditingkatkan. Pemula biasanya diajari sekitar 15 detik. Setelah 4 
> bulan belajar, menahan napas selama 40 detik menjadi hal biasa. "Tidak 
> bisa dipaksakan harus sekian detik, tetapi ditingkatkan secara gradual 
> sesuai dengan irama hidup dan potensi masing-masing orang," jelas Eko. 
>
> Setelah kita tahan beberapa saat, "sisa" napas mesti kita buang sampai 
> habis dengan bantuan pengecilan perut. Ini dimaksudkan agar
> menimbulkan kerinduan yang kuat pada diri kita untuk menariknya 
> kembali.
> Pelepasannya bisa melalui mulut atau hidung. Dalam proses ini terdapat 
> unsur pembersihan dan pelepasan. Kita melepas segala kotoran, emosi,
> stres, dan rasa sakit. Pelepasannya juga mesti dalam harmoni dengan
> gerakan tubuh dan ekspresi wajah, misalnya dengan tubuh terlihat gagah 
> atau wajah tersenyum
> lembut penuh kedamaian.
>
> Dalam semua proses olah napas tadi, kita melibatkan pula olah organ 
> tubuh yang penekanannya pada penguatan tangan, bahu, dada, perut,
> pinggang, dan paha dengan dasar pengembangan napas dada. Dengan olah 
> organ tubuh, energi napas disalurkan kepada organ-organ tubuh untuk 
> memberi penguatan. Olah
> organ tubuh mesti selalu harmoni dengan olah napas. Gerakan tubuh 
> lembut akan dibarengi karakter napas lembut pula. Begitu pula
> sebaliknya. Untuk pengolahan energi di tangan misalnya, maka
> pengerasan di tangan dilakukan sambil konsentrasi di tempat yang sama, 
> sedangkan organ lain dikendorkan.
>
> Karena dalam olah napas ada penguatan pada organ tertentu, aliran 
> energi menjadi tidak seimbang dan merata. Karena itu perlu tahapan 
> yang disebut napas penyegaran sebagai sarana penyeimbang. Dengan
> seimbangnya kembali energi dalam tubuh, tubuh menjadi segar kembali 
> dan penuh vitalitas.
> Bisa dilakukan sambil bekerja.
>
> Seperti ketika belajar, frekuensi melakukan olah napas juga dua kali 
> seminggu, masing-masing selama 1,5 jam. "Dua kali latihan dengan
> intensitas penuh sebenarnya sudah cukup untuk meng-cover hidup selama 
> seminggu." Namun, untuk tujuan penyembuhan penyakit serius, perlu
> penambahan frekuensi di luar yang biasanya. Umpamanya menjadi 3 atau 4 
> kali seminggu. Tambahannya, menurut Eko, tidak perlu dengan intensitas 
> penuh. Kalau yang utama perlu waktu 1,5 jam, maka yang tambahan cukup 
> 30 menit, sesuai dengan keadaan.
>
> Dalam kondisi tertentu, menurut Eko, olah organ tubuh bisa tidak 
> dilakukan bersamaan dengan olah napas. "Karena arah kita justru 
> seseorang melakukan apa yang dia inginkan berdasarkan kemauannya
> sendiri. Misalnya, berolah  napas dengan duduk sambil bekerja, ya itu 
> bisa terjadi. Jadi latihan ini lama-lama membebaskan orang dari
> keterikatan gerak, posisi, dan
> sebagainya. Latihan tidak perlu lagi dilakukan di tempat khusus,
> dengan waktu khusus. Sambil bekerja pun olah napas bisa dilakukan.
> Artinya olah napas ini memang untuk membantu hidup kita sehari-hari." 
>
> Jurus-jurusnya pun tidak harus seluruh jurus yang pernah dipelajari.
> Cukup jurus-jurus yang diperlukan saja. Juga tidak perlu sesuai dengan 
> urutannya. "Sesuai dengan kemauan kita atau kondisi sekitar kita.
> Jurus yang mengharuskan kita berbaring atau melangkah, tentu tak
> mungkin dilakukan di kantor saat kita bekerja." Jurus yang dipilih 
> juga disesuaikan dengan tujuan kita melakukan olah napas. Untuk
> mengatasi gangguan fungsi ginjal atau pinggang umpamanya, perlu 
> dipilih jurus-jurus yang gerakannya mengarah ke bagian itu.
> Kuat-lemahnya menarik dan
> membuang napas juga disesuaikan dengan tujuan berolah napas. Untuk
> menurunkan tekanan darah tinggi, penarikan dan pelepasan napas harus 
> dengan lembut disertai ekspresi tubuh lentur dan lembut pula.
> Sebaliknya untuk meningkatkan tekanan darah, penarikan dan
> pelepasannya kuat dan meletup dengan ekspresi tubuh yang kuat pula. 
> Jadi, "Harus ada harmonisasi
> antara jenis napasnya, lemah atau kuat, dan ekspresi tubuh dan 
> wajahnya."
> Itulah inti dari olah napas.
>
     
Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
     
-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =- 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED] 
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: balita-anda-owner@indoglobal.
com
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet
     
     
     
     
     
     
     
     
     
>> Received via Mail system of Information System & Technology Group <<

>> Transferred via Mail system of Information System & Technology Group <<


Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"

-= Dual T3 Webhosting on Dual Pentium III 450 - www.indoglobal.com =-
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
EMERGENCY ONLY! Jika kesulitan unsubscribe, email: [EMAIL PROTECTED]
http://pencarian-informasi.or.id/ - Solusi Pencarian Informasi di Internet







Kirim email ke