At 02:54 PM 2/3/00 +0700, Mama Michelle wrote:

>
> Met ciang penghuni balita-anda
>
> Saya mau konsultasi mudah-mudahan anda semua dapat membantu dan
memecahkan
> solusi saya.
>     Begini, saya punya baby perempuan berumur 6 bulan (anak pertama),
dari
> sejak lahir sampe sekarang dia tidak mendapatkan cukup ASI karena ASI
saya
> sangat kurang sekali, malah sekarang sudah tidak ada sama sekali.
Sehingga
> dari sejak lahir sampe sekarang saya berikan dia susu formula. Akibatnya
> hubungan antara ibu dan anak tidak dekat.
>     Disamping itu saya bekerja, jadi semakin tidak deket aja, padahal
saya
> kurang gimana saya sayangnya sama dia dan sudah berusaha pendekatan
sebagai
> layaknya ibu dan anak.
> kadang saya suka sedih, setiap saya mau berangkat kerja dan setiap pulang
> kerja dia tidak mau senyum, melirik pun tidak mau seperti orang ngambek
aja.
>     Apa mungkin dia begitu karena kurang mendapatkan ASI atau karena
setiap
> hari saya tinggalkan bekerja?  lalu harus bagaimana agar saya bisa dekat
sama
> dia sebagaimana layaknya ibu dan anak padahal saya sudah berusaha dan
sangat
> sayang sama dia.
> Mudah-mudahan anda bisa membantu saya, karena jawaban anda dapat
menghibur
> hati saya yang sedang sedih.
>
> LOVE
> Mama Michelle


___________________________
Mama Michelle yang baik,

Sepertinya banyak kok ibu bekerja yang mesti pergi pagi pulang malem. Saya
kalo
berangkat kantor jam 6.30 dan sampai rumah lagi sekitar jam 18.00 karena
rumah
saya jauh dari kantor (saya tinggal di Surabaya). Anak saya masih 3,5
bulan,
laki2.
Sebelum berangkat mesti saya yang momong anak saya (bergantian dengan
suami)
sampai dengan waktu saya harus mandi. Setelah mandi pun anak saya masih
saya
ajak bercanda sambil saya berdandan atau ganti baju. Dan setiap hendak
berangkat selalu saya pamiti dengan kata2 :
"Ibu berangkat dulu ya, Nak. Jangan nakal di rumah" atau yang lain dan saya
cium, kadang sampai berkali2 sampai pipinya merah   ;)
Begitu juga kalo saya pulang dari kantor, semua urusan anak saya dan suami
saya
yang turun tangan. Jika pulang kantor dia sudah tidur, saya akan menegurnya
pelan2 dengan bilang :
"Ibu sudah pulang, Nak" dan saya cium pelan2. Kalo dia masih bangun ya saya
bilang :
"Halo sayang.... apa kabar" Pokoknya saya ajak ngomong dan bercanda sampai
dia
tersenyum.
Anak saya tidur satu kamar dengan saya. Jadi setiap malam yang harus bangun
adalah saya, bukan pengasuhnya.
Setiap bangun pagi selalu saya sapa dengan "Selamat pagi sayang" atau
"Sugeng
enjang" (bahasa
jawa).
Kalo menurut saya, yang terpenting kita harus sering berbicara dengan anak
kita
supaya dia menyadari kehadiran kita dan bahwa kita ini adalah ibunya.
Ini pengalaman saya yang pertama. Jadi mungkin masih belum berpengalaman.
Mungkin ada rekan lain yang bisa menambahkan.

Ibunya Rafi

________________

Benar apa yang diceritakan mamanya Rafi, supaya anak kita dekat dengan
kedua orang tuanya di harus kita ajak komunikasi dan tidak klise kock kalau
kita harus memperhatikan kualitas dari komunikasi kita jika kita jarang
bertemu dengan buah hati kita. Mungkin ada sedikit pengaruh juga dengan
pemberian ASI, karena pada saat kita menyusui terjadi suatu komunikasi
antara bayi dan ibunya. Tetapi ibu tidak perlu kuatir masih banyak cara
berkomunikasi lainnya yang bisa efektif dan memberikan hasil yang baik
seperti yang saya alami.
Saya juga wanita bekerja seperti ibu dan juga merangkap sebagai mahasiswa,
jadi saya pergi dari rumah pagi lebih kurang jam 7 dan baru pulang ke rumah
sekitar jam 9/10 malam karena dari tempat bekerja harus langsung ke kampus.
Itu berlangsung sejak saya mulai bekerja saat dia berumur 3 bulan. Saya
juga takut kalau anak saya tidak dekat dengan saya sehingga saya berusaha
semaksimal mungkin untuk mengajak dia berkomunikasi. Perlu diketahui sejak
saya dinyatakan positif hamil, saya sering mengajak bayi dalam kandungan
saya untuk berbicara. Saya ceritakan kepada dia dimana sekarang berada
apakah di kantor atau di kampus dan saya sedang melakukan apa, apakah
sedang bekerja di depan komputer ataukan sedang mendengarkan dosen memberi
kuliah. Hal ini saya lakukan agar dia mengerti kesibukan mamanya. Dan
selama cuti melahirkan, bayi saya suka saya tinggal di malam hari untuk ke
kampus, biasanya sebelum berangkat saya gendong dia dan saya cium serta
katakan bahwa saya akan pergi ke kampus. Setelah pulang, saya gendong dia
lagi dan saya katakan bahwa saya sudang pulang. Begitu juga setelah saya
mulai bekerja, saya tetap lakukan hal yang sama kecuali jika pada malam
hari saya pulang dia masih belum tidur, saya ajak dia bermain. Dan jika
hari Sabtu dan Minggu, perhatian saya penuh tercurah kepadanya apakah saya
ajak dia bermain di rumah ataupun jalan-jalan ke mall. Begitu juga setiap
hari di kantor saya sempatkan untuk menelpon dia di rumah biasanya 2-4
kali, waktu dia masih bayi saya suka minta susternya untuk menaruh gagang
telepon di kupingnya supaya dia tahu bahwa walaupun mamanya pergi untuk
bekerja tetapi dia tahu bahwa mamanya tetap memperhatikannya. Sekarang bayi
saya suah berumur 14 bulan saya masih melakukan hal-hal tersebut dan siang
hari menelpon dan berbicara langsung dengan dia. Dan juga di malam hari
sejak dia lahir selalu tidur dengan saya kecuali jika saya sakit, dia saya
titipkan di kamar neneknya (saya masih tinggal dengan orang tua saya).
Memang anak saya lebih dekat dengan saya ketimbang dengan papanya karena
suami saya sempat dinas ke luar kota selama lebih kurang 2 tahun. Tetapi
sekarang dia sudah mulai dekat dengan papanya karena saya minta suami saya
untuk melakukan seperti yang saya lakukan.
Jadi Mamanya Michelle tidak perlu kuatir, anak kecil akan tahu jika dia
disayang jika saya kita benar-benar tulus mengatakan bahwa kita sayang dan
juga melakukan hal-hal positif terhadapnya.

Salam

Mamanya Hana



Kunjungi: http://www.balita-anda.indoglobal.com
"Untuk mereka yang mendambakan anak balitanya tumbuh sehat & cerdas"
Kirim bunga untuk handaitaulan & relasi di jakarta http://www.indokado.com 
-- Situs sulap pertama di Indonesia http://www.impact.or.id/dmc-sulap/
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]








Kirim email ke