KEBIASAAN MENGISAP JEMPOL "Aduh adik, jangan mengisap jempol ! Nanti gigi kamu tonggos." Kata-kata itu sering diucapkan ibu jika melihat buah hatinya asyik mengisap jempol. Bagaimana kita menghadapi kebiasaan tersebut ? Simaklah : Kebiasaan mengisap jempol umum ditemui pada anak-anak. Banyak bayi mengisap jempolnya pada tahun pertama. Lebih dari 30 persen tetap memiliki kebiasaan ini hingga duduk di Taman Kanak-Kanak. Bahkan 5 sampai 20 persen masih suka mengisap jempol setelah melewati usia 6 tahun. Kebiasaan ini normal bagi anak kecil dan sering dikaitkan dengan keterikatan terhadap benda tertentu seperti selimut atau boneka kesayangan. Mengisap jempol menimbulkan rasa nyaman bagi bayi dan membantu ia menghadapi situasi dan emosi yang berbeda-beda, seperti : a.. bosan b.. lelah c.. gelisah d.. cemas e.. stress Banyak orangtua khawatir jika kebiasaan mengisap jempol akan terus berkepanjangan. Namun umumnya anak akan lepas dari kebiasaan ini saat ia berusia 5 tahun. Terkadang orangtua juga takut kebiasaan mengisap jempol ini bisa merusak bentuk gigi, namun ini masih harus dibuktikan. Jika orangtua ingin menghentikan kebiasaan ini, maka harus memakai cara yang positif dan mendukung secara emosional. Perlakuan negatif seperti memberi rasa pahit pada ibu jari, atau menghukum jika anak mengisap jempol biasanya tak berhasil. Cara lain seperti memarahi atau mengomel bahkan bisa memperkuat kebiasaan itu, atau malah membuat ia beralih pada kebiasaan lain yang lebih buruk. Tindakan positif untuk menghentikan kebiasaan mengisap jempol ini adalah : a.. memberi imbalan, seperti sebuah tanda bintang jika ia tidak mengisap jempolnya selama beberapa waktu yang cukup lama. Tanda bintang yang terkumpul dalam jumlah tertentu dapat ditukar dengan hadiah yang telah disepakati bersama. b.. memberinya imbalan yang menarik namun mendidik jika ia bisa berhenti melakukan kebiasaan itu c.. memberikan lingkungan keluarga yang hangat dan mendukung bagi anak d.. mencari bantuan dari ahli jika ada masalah emosional yang serius pada anak Anda perlu mencari bantuan dari ahli kesehatan jika : a.. kebiasaan itu mulai menyebabkan masalah seperti gigi depan yang menonjol keluar b.. muncul masalah seperti infeksi ibu jari c.. kebiasaan ini cenderung berhubungan dengan masalah emosional d.. hubungan antara anak dengan teman atau keluarga terganggu karena kebiasaan ini e.. atau kemampuan berbicaranya terganggu Melalui pemeriksaan fisik dan psikis lengkap, dokter bisa mendeteksi masalah yang mendasari munculnya kebiasaan ini. Untuk mencegahnya, orangtua bisa memberi empeng atau dot pada bayi sebagai pengganti jempol. Pilihlah model dot yang didesain secara ortodontis agar tak menimbulkan masalah pada lidah dan gigi. Jadi, anak Anda menghisap jempol ? Siapa takut ! ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ kLaRA Content Div. www.indoexchange.com ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~