Tips Praktis Menghindari Keracunan Makanan

Bertamasya bersama seluruh keluarga adalah kegiatan yang mengasyikkan dan bermanfaat. 
Kegiatan seperti piknik misalnya, dapat mendekatkan kembali anak dan orangtuanya yang 
mungkin selama ini sibuk bekerja. Meski begitu ada juga faktor yang harus diperhatikan 
secara seksama mengenai kegiatan ke luar rumah, yaitu makanan. Sebab, tidak jarang 
makanan yang dijual di luaran tidak terjamin kebersihannya, sehingga membuat kegiatan 
tamasya yang menyenangkan menjadi petaka akibat ada yang terserang keracunan makanan.
Gejala-gejala keracunan makanan ini antara lain adalah hilangnya nafsu makan, rasa 
mual, muntah, dan, kadang-kadang, diare. Anak-anak terutama sangat menderita akibat 
keracunan makanan ini karena tubuh mereka yang lebih kecil dari orang dewasa. Berikut 
adalah tips-tips yang dapat Anda ikuti agar keluarga Anda terhindar dari keracunan 
makanan.  
Apa penyebab keracunan makanan?

Salmonella, toxoplasma, cereus, clostridia, listeria and E. coli adalah jenis-jenis 
bakteria yang paling umum menyebabkan kasus keracunan makanan. 

Keracunan makanan bahkan dapat bermula dari kulkas Anda. Air dari ayam atau daging 
mentah yang disimpan di dalam kulkas dapat mengenai dan meracuni makanan yang lain. 

Bakteri berbahaya dapat juga menyebar dengan mudah saat makanan diolah. Seusai Anda 
menggunakan papan potong (talenan) untuk memotong ayam atau daging, pastikan Anda 
mencucinya bersih-bersih dengan air panas. Papan potong yang terbuat dari plastik jika 
dicuci bersih-bersih lebih efektif melenyapkan bakteria yang tertinggal daripada papan 
yang terbuat dari kayu. 

Masakan yang dibiarkan di udara terbuka atau dibawa untuk acara piknik, dapat menjadi 
tempat bagi bakteria untuk tumbuh. Bakteria tumbuh paling cepat dalam udara yang panas 
- jumlahnya dapat menjadi dua kali lipat hanya dalam waktu 20 menit! Oleh karena itu, 
di negara tropis seperti Indonesia, kasus keracunan makanan sangat rentan terjadi.

Berapa cepat keracunan makanan menyerang? Seberapa lama ia bertahan?

Gejala keracunan makanan dapat bermula antara 4 jam sampai 24 jam setelah makan 
makanan yang terkontaminasi. Namun pada anak kecil, gejala keracunan tadi  dapat 
bermula lebih cepat. Gejala tersebut dapat bertahan antara 3 sampai 4 hari, dan 
mungkin lebih lama lagi, jika orang tersebut secara tidak sadar terus menyantap 
makanan yang terkontaminasi tersebut. 

Bagaimana cara yang terbaik untuk mengatasi keracunan makanan?

Penanganan utama pada kasus keracunan makanan adalah memberikan penderita cukup cairan 
agar terhindar dari dehidrasi. Yang terbaik adalah cairan campuran air dan garam. 
Berikan anak-anak Pedialyte, satu sendok makan setiap beberapa menit. Anak-anak 
terserang dehidrasi lebih cepat dari orang dewasa, jadi penggantian cairan sifatnya 
sangat vital. 

Hubungi dokter anak Anda jika anak Anda tidak buang air kecil setidaknya dua kali 
sehari, atau anak Anda tidak mau minum Pedialyte, atau anak Anda nampak bingung dan 
kurang bersemangat. 

Cara menghindari keracunan makanan

Jagalah agar makanan panas tetap PANAS dan makanan dingin tetap DINGIN. 
Cuci tangan sebelum menyiapkan makanan, antara menyiapkan jenis makanan yang berbeda, 
dan setelah selesai menyiapkan makanan. Jangan lupa juga mengingatkan keluarga Anda 
untuk mencuci tangan bersih-bersih sebelum makan.
Saat memanggang ayam atau daging, pastikan tidak ada air berwarna merah yang keluar 
dari daging. Air tersebut akan hilang jika makanan tersebut telah dimasak dengan baik.
Jangan simpan sisa makanan di udara terbuka atau pada suhu kamar. Bakteri yang 
berbahaya dapat bertambah banyak secara perlahan-lahan meski sisa makanan disimpan 
dalam kulkas.



~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
kLaRA
Content Div.
www.indoexchange.com
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Kirim email ke