Dear Netters,
 
Ini ada tambahan Info mengenai Kanker Leher Rahim semoga bermanfaat
 
salam
 
debby
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Pelajaran bagi kita kaum wanita

Derita Nita dan Peringatan bagi Wanita Lainnya

Nita Tilana selebritis yang selagi sehat begitu atraktif dengan gaya-gaya 
spontanitasnya di panggung akhirnya harus kembali menghadap Sang Khalik,setelah kanker 
serviks, lebih dikenal dengan kanker leher rahim menggerogoti tubuhnya sejak satu 
setengah tahun lalu.

Kanker yang bersarang di tubuh mungil Nita memang cukup parah dan tidak main-main, 
dalam kondisi stadium III B.Nita meninggal di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, Kamis 
(10/8) pukul11.10 WIB.

Penderitaan Nita ini tidak sendiri, ada jutaan wanita lain di negara berkembang yang 
juga menderita kanker. Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker yang paling banyak 
menyerang wanita. Diperkirakan dari prevalensi penderita kanker yang mencapai 100 per 
100 ribu orang, 22 persennya adalah penderita kanker serviks.

Keterlambatan deteksi merupakan penyebab pertama tingginya kasus kanker leher rahim di 
semua negara berkembang, termasuk Indonesia. Maklum penyakit ini tidak menunjukkan 
gejala apa-apa terutama pada tahap awal.

Ketika orang mulai sadar ada hal yang aneh dalam tubuhnya seperti keputihan, bau, 
pendarahan atau nyeri pinggul, biasanya itu sudah terlambat. Karena kanker sudah 
menjalar dalam stadium lanjut.

Ada beberapa tindakan yang dapat diambil guna memperkecil resiko terkena kanker. Semua 
orang seharusnya tidak merokok, menghindari sengatan sinar matahari langsung memakan 
makanan sehat dan membatasi konsumsi minuman beralkohol. Selain itu juga harus 
mengikuti pemeriksaan masal penyakit kanker. Upaya lain seperti memperhatikan 
peraturan keselamatan di tempat kerja jika berhadapan dengan bahan kimia, radiasi dan 
bahaya lain yang dapat meningkatkan risiko terkena kanker.

Semakin dini kanker didiagnosa dan dirawat, semakin besar peluang sembuhnya. 
Penyinaran berguna untuk mendeteksi beberapa kanker, namun orang masih harus waspada 
terhadap gejala-gejala karena kanker mungkin timbul di antara penyinaran. Setiap orang 
harus mencatat tanda-tanda peringatan awal kanker yang tidak bisa disinar.

Gejala-gejala berikut ini membutuhkan perhatian seperti perubahan pada kebiasaan buang 
air kecil dan besar. Sakit tenggorokan yang tidak sembuh-sembuh. Pendarahan yang tidak 
biasa. Benjolan pada dada atau tempat lain. Gangguan pencernaan atau kesulitan 
menelan. Serta perubahan pada kutil atau tahi lalat dan batuk yang membandel atau 
serak.

Pemicu utama kanker leher rahim adalah Human Papilloma Virus (HPV) yang ditemukan pada 
hampir semua wanita yang mempunyai kanker serviks. Walau demikian umumnya wanita yang 
mempunyai virus itu tidak pernah berkembang menjadi penyakit.

Tetapi para wanita dengan tingkat HPV yang tinggi mempunyai risiko jauh lebih besar 
untuk mendapat kanker serviks, dibanding dengan mereka yang mempunyai sedikit HPV atau 
tidak terinfeksi.

Dalam dua penelitian terpisah yang dilakukan Uppsala University dan Karolinska 
Institute, Stockholm Swedia, baru-baru ini melihat pada ratusan pemeriksaan pap smear 
(hapus vagina), memperkirakan tingkat dari HPV 16DNA - sebagai indikator yang berguna 
dari penyakit ini. 

Pada penelitian pertama dari 3.835 pap smear, wanita dengan jumlah virus 20 % paling 
tinggi mempunyai 60 kali lipat risiko mengalami kanker mulut rahim dibanding dengan 
wanita tanpa HPV 16.

Sedangkan penelitian kedua menemukan bahwa kandungan virus HPV tetap tinggi selama 13 
tahun atau lebih sebelum diagnosa dan bahkan ketika tes pap smear-nya normal.

Para wanita dengan HPV tinggi paling sedikit 30 kali lebih cenderung berisiko mengidap 
penyakit kanker mulut rahim dibanding dengan wanita yang HPV 16-nya negatif.

Tampaknya wanita yang mempunyai kandungan virus tinggi sebelum usia 25 tahun harus 
lebih berhati-hati. Menurut laporan Lancet Medical Journal, mereka bisa saja mendapat 
kanker mulut rahim dalam waktu 15 tahun. Hingga saat ini belum ada vaksin untuk 
melawan virus HPV dan belum ada pengobatannya. Namun displasia mulut rahim, kondisi 
prakanker yang dapat dideteksi lewat pap smear dapat diobati.

Para peneliti juga mengatakan jika Anda dapat mendeteksi infeksi virus ini pada 
stadium awal, Anda seharusnya dapat mengurangi infeksi virus tadi dan dapat mengurangi 
risiko dari tumor akhir.

"Hasil penelitian menunjukkan bahwa para wanita dengan tingkat infeksi virus yang 
rendah berisiko sangat rendah untuk mengalami kanker mulut rahim dalam waktu 10 
tahun," ujar Agnetha Josefsson dari Uppsala University.

Hal ini bisa berarti harus melalui tes yang berulang. Bukan hanya rujukan ke seorang 
spesialis sudah mencukupi untuk wanita dengan tingkat rendah virus ini. Atau juga 
melakukan screening sekali dalam 10 tahun sudah cukup bagi wanita yang tidak 
terinfeksi. 

(Nuni Kurniati)



Kirim email ke