Winnie-the-Pooh, salah satu karakter dalam film kartun,
mungkin adalah "beruang dengan otak yang kecil", namun ia lebih maju daripada
teman-temannya dalam hal kesukaannya akan madu. Makanan favorit Pooh ini
memiliki komponen yang dapat membantu mencegah kanker dan mempermudah penyembuhan
luka, demikian menurut sebuah laporan dalam Nutrition Today.
Namun karena bayi tidak memiliki kemampuan untuk melawan
jenis keracunan makanan tertentu yang berhubungan dengan madu, para dokter
anak menganjurkan untuk tidak memberikan madu pada anak dibawah usia 1
tahun.
"Memelihara lebah telah dimulai sejak kira-kira 5.000
tahun yang lalu di Mesir. Mereka menggunakan madu sebagai bahan makanan,
obat-obatan dan balsem," kata Ann Coulston, MS, RD, si penulis, yang juga
adalah konsultan nutrisi dan mantan presiden American Dietetic Association.
Dan saat ini, di Amerika Serikat saja diproduksi lebih dari 90 juta
kg madu setiap tahunnya.
Dengan kandungan 64 kalori setiap sendok makan, madu itu
sebenarnya lebih dari sekedar air dan gula. Cairan berwarna kekuningan
tersebut ternyata mengandung beberapa jenis antioksidan, termasuk vitamin
E dan senyawa-senyawa terkait, flavonoid dan fenolik, yang terdapat dalam
buah-buahan, seperti, apel dan pisang. Madu juga mengandung asam askorbat
(vitamin C).
Beberapa penelitian telah memperlihatkan bahwa kandungan
antioksidan dalam madu terdapat dalam jumlah yang bervariasi, tergantung
dari bunga yang menjadi sumbernya.
Para dokter mengatakan bahwa diet yang kaya akan antioksidan
dapat membantu mencegah timbulnya kanker. "Antioksidan melindungi gen kita
dari kerusakan akibat radikal bebas," kata Mitchell Gaynor, MD, asisten
profesor di Cornell University serta direktur onkologi medis dan
pengobatan terpadu di Strang Cancer Prevention Center, New York
City.
Disamping madu, suatu diet yang seimbang juga harus mengandung
banyak antioksidan. "Buah dan sayuran merupakan sumber antioksidan dan
serat yang sangat baik, serta merupakan bagian dari diet antikanker," kata
Gaynor. "Anda juga harus mempertimbangkan suplemen-suplemen diet seperti
asam folat, kalsium, dan selenium," sarannya.
Sebetulnya, beberapa penelitian akhir-akhir ini juga memperkirakan
bahwa madu dapat mengurangi pembengkakkan, mencegah tumbuhnya bakteri dan
menyediakan lingkungan yang lembab untuk penyembuhan luka.
Namun sebelum madu digunakan dalam praktek klinis, para
ahli mengatakan bahwa penemuan tersebut harus diulangi lagi dalam penelitian
yang lebih besar. "Meskipun mungkin terlihat membawa beberapa manfaat,
namun sebelum kita dapat menggunakannya sebagai pembungkus luka, kita perlu
lebih banyak mengetahuinya," kata Jo Ann Waldrop, MSN, RN, CWOCN, asisten
program manager dari Wound Ostomy and Continence Nursing Education Center
di Emory University, Atlanta.
"Sebelum muncul data dari penelitian yang terbaru, saran
yang terbaik adalah ikuti saja cara-cara yang sudah ada. Anda dapat memberikan
lingkungan penyembuhan yang lembab dengan hanya menutupi luka-luka kecil
dengan Band-Aid. Beberapa merek Band-Aid telah dilumasi dengan
salep antibiotika dan yang lainnya dibuat dalam bentuk kedap air," ujar
Waldrop