Lanjutan bagian pertama

Pria pun bisa lo!
Dari India juga terkuak adanya kepercayaan masyarakat
terhadap beberapa tanaman sebagai obat antifertilitas.
Tidak kurang tercatat 138 jenis tumbuhan.
Salah satu dari beratus macam tadi adalah dringo atau
jeringau (Acorus calamus). Tanaman terna tahunan ini
selain sebagai obat tidur, digunakan sebagai
kontrasepsi dengan meminum air rebusan rimpang
(secukupnya) yang telah dicampur susu. Meminumnya
setelah datang bulan.
Cara lain adalah dengan memakan biji jarak (Ricinus
communis), sehari setelah melahirkan. Jika tak mau
dengan biji jarak, ada cara lain lagi. Yakni mencampur
makanan dengan tepung biji saga manis (Abrus
precatorius). Di samping itu ada tanaman yang
dimanfaatkan dengan menggodok bagian tumbuhan tersebut
lalu diminum airnya. Masuk dalam kelompok ini adalah
daun plus buah kecubung (Datura metel), akar ki encok
(Plumbago zeylanica), buah dan biji biji labu air atau
waluh bodas (Langinaria siceraria).
Amerika Latin (Puerto Rico, Kuba, Republik Dominika,
dan Santa Lucia) juga memiliki kearifan tradisional
seperti India. Di masyarakat mereka sudah tumbuh
kesadaran untuk berpaling ke alam, termasuk dalam
upaya menekan jumlah kelahiran. Mereka menggunakan
daun dan batang defenbahia (Dieffenbachia seguine),
yaitu sejenis tumbuhan talas-talasan. Sedangkan di
Kepulauan Solomon, yang dimanfaatkan adalah kulit akar
palas (Licuala sp.), tumbuhan sejenis palem. Bagian
tumbuhan ini harus dikunyah oleh pria dan wanita untuk
mengalangi terjadinya kehamilan.
Pulutan (Urena lombata) menjadi alat "bikin dosa" di
masyarakat Irlandia. Dengan mengunyah daunnya lalu
airnya ditelan, pertemuan sperma dan sel telur pun
urung terjadi.
Umumnya, yang menggunakan obat antikehamilan secara
oral adalah wanita. Tapi, di negara berpenduduk 1
miliar lebih, Cina, terungkap bahwa para lelaki di
sana memakan obat kontrasepsi yang terkandung dalam
biji kapas (Gossypum sp.). Biji kapas yang diolah
menjadi minyak dan digunakan untuk memasak di negeri
tirai bambu ini mengandung senyawa gosipol yang
menjadi kambing hitam bagi rendahnya mutu sperma pria.
Bahkan, ia juga memiliki sifat yang dapat mematikan
spermatozoa.
Di samping itu, senyawa ini juga bersifat
menonaktifkan enzim yang sangat diperlukan untuk
spermatozoa dalam membuahi sel telur. Laki-laki yang
mengkonsumsi minyak biji kapas akan memiliki sperma
yang kurang bagus dan tidak bisa membuahi indung telur
di rahim wanita.

Hati-hati keguguran
Meski berasal dari alam, yang notabene sedikit - untuk
tidak menyebut tidak ada - efek sampingannya,
penggunaannya harus hati-hati dan bijak. Seperti
beberapa waktu lalu ketika sebuah tabloid terbitan
Jakarta memuat artikel mengenai ki urat (Plantago
major) yang dapat meningkatkan libido atau gairah
seksual pada pria.
Beberapa literatur kuno memang menyatakan bahwa ada
suku bangsa di dunia yang menggunakan ki urat sebagai
aprodisiak. Akan tetapi, dalam literatur yang sama,
juga disebutkan bahwa ki urat bisa mengakibatkan
sterilitas atau ketidakmampuan membuahi sel telur pada
sperma pria. Bagi mereka yang sudah memiliki beberapa
keturunan, barangkali ini akan cukup menguntungkan;
sambil ber-KB sekaligus meningkatkan kebugaran tubuh
dan keharmonisan rumah tangga. Namun bagi yang masih
mendambakan anak, tunggu dulu! Bugar ya, tapi sperma
jadi loyo.
Jadi perlu dimengerti bahwa tidak semua tanaman aman
digunakan untuk satu tujuan tertentu. Satu tumbuhan
bisa mengandung puluhan, bahkan ratusan, senyawa kimia
dengan beragam khasiat dan kegunaan. Pun dengan dosis
yang akan digunakan akan sangat mempengaruhi
diperolehnya khasiat yang diinginkan dan efek yang
tidak diinginkan.
Kehati-hatian juga diperlukan bagi wanita yang ingin
ber-KB alamiah. Beberapa jenis tanaman bersifat
mendua: antifertilitas, tapi juga dapat menyebabkan
terjadinya keguguran (abortifacient).
Parsley (Petroselinum sativum) yang biasa terdapat
pada makanan ala Barat mengandung suatu senyawa yang
disebut apiol. Senyawa ini dalam dosis tinggi dapat
menyebabkan keguguran. Begitu juga dengan minyak inggu
(Ruta graveolens), tansy (Tanacetum vulgare),
pennyroyal (Hedeoma pulegioides), dan minyak savin
(Junioerus sabina). Keempat jenis minyak ini dalam
konsentrasi tinggi dapat menyebabkan kontraksi yang
berlebihan pada rahim (uterus). Sedangkan minyak
castor dapat menyebabkan iritasi pada rahim. Pala
(Myristica fragrans) dengan senyawa miristisin,
elemisin, dan safrol yang dikandungnya bisa pula
mengakibatkan keguguran jika dikonsumsi berlebihan
(lebih dari tujuh buah sehari). Bahkan jika dikonsumsi
lebih dari sembilan buah bisa membahayakan
kelangsungan hidup sang ibu.
Perhatikan pula dengan beberapa jenis bumbu,
buah-buahan, atau bahan tumbuhan antifertilitas yang
banyak terdapat di sekitar kita, tapi berpotensi
menyebabkan keguguran, seperti jeruk bali (Citrus
maxima), merica (Piper nigrum), temu putih (Curcuma
zadoaria), seledri (Apium graveolens), buah nona
(Annona squamosa), jintan putih (Cucuminum cyminum),
cendana (Santalum album), delima (Punica granatum),
jasmin atau melati areuy (Jaminum grandifolium), kelor
(Moringa oleifera), cempaka (Michelia champaca),
mentimun (Cucumis sativus), paria (Momordica
charantia), dan pule pandak (Rauvolfia serpentina)
yang biasa digunakan untuk obat hipertensi. Walaupun
begitu, jangan terlalu khawatir karena penggunaan
secara berlebihan yang dapat menyebabkan keguguran.
(Andria Agusta, Lab. Fitokimia, Puslitbang Biologi,
Bogor)
----end-----

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Yahoo! Photos - 35mm Quality Prints, Now Get 15 Free!
http://photos.yahoo.com/


### FREE DOMAIN [.COM|.NET|.ORG *] >> http://www.indoglobal.com << ##
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke