Bu,
anak saya juga kemaren didiagnosa seperti itu, shg semua pencetus alergi
harus dijauhkan, obat yg diberikan waktu itu amoxcillin & Deskpro,
dulu saya ada simpan filenya, moga bermanfaat

Hati-Hati Bila Terserang Asma

Jakarta, Minggu

Penyakit asma tampaknya tidak mengenal usia, miskin atau kaya. Data terakhir
dari WHO menaksir sekitar 150 juta penduduk dunia dewasa ini menderita
penyakit sesak nafas ini.

Di negara maju, seperti di Jerman saja, terdapat penderita asma sekitar
empat juta orang, dan di AS korban yang meninggal akibat asma sekitar 5.000
orang, sementara di Australia terdapat satu di antara enam anak di bawah
usia 16 tahun menderita asma.

Tak pelak, asma tak saja merupakan masalah kesehatan umum di negara-negara
miskin (di India ada 15-20 juta penderita asma), tapi juga negara-negara
maju. Hasil penelitian, asma berkembang secara epidemik dan menyerang
anak-anak muda, yang dengan
sendirinya memerlukan dana perawatan dan pengobatan yang tidak sedikit.

Sebenarnya apakah penyakit asma itu ?

Sebenarnya, asma dapat menyerang semua kelompok usia namun biasanya sudah
dimulai sejak usia kanak-kanak, yang ditandai dengan sesak nafas dan bunyi
desah nafas yang menciut-ciut.

Yang terjadi pada saat-saat yang berbeda-beda satu sama lainnya. Secara
individual, ia bisa mendapat serangan asma dari jam ke jam atau hari ke
hari.

Kondisi ini karena terjadi inflamasi dalam paru-paru. Asma sebenarnya tidak
dapat diobati namun dapat dikontrol.

Faktor penyebab yang paling kuat terutama bagi bayi-bayi justru adalah
benda-benda pencetus alaergi di dalam rumah sendiri seperti selimut bayi,
karpet serta perabotan rumahtangga, serta riwayat keluarga yang menderita
asma atau alergi lainnya.

Hasil penelitian, satu di antara 300 bayi menderita asma karena orangtuanya
sendiri juga adalah penderita asma.

Selain itu asap rokok bisa merupakan pencetus asma yang sering tidak
disadari oleh siapa pun, beberapa jenis obat tertentu seperti aspirin,
kelahiran bayi dengan kurang berat badan, infeksi pernafasan, cuaca dingin,
luapan emosional dan latihan olahraga yang berlebihan.

Urbanisasi juga mempunyai hubungan yang signifikan dengan terjadinya
epidemik asthma. Para ahli menyadari benar mengapa kenaikan jumlah penderita
asma setiap tahun rata-rata 50%, karena asma juga berkaitan erat dengan pola
atau gaya hidup seseorang.

Karena asma merupakan kondisi kronis, berati perlu perawatan kesehatan
secara berkelanjutan. Namun demikian, perawatan bukan satu-satunya cara
untuk mengontrol asma, karena yang penting dilakukan adalah bagaimana
mencegah serangan asma seperti lingkungan rumah serta gaya hidup.

Dari riwayat penderita yang berkunjung ke Puskesmas, banyak penderita yang
mengabaikan faktor-faktor pencetus seperti karpet yang kotor di rumah, udara
yang pengap karena kurnag ventilasi, sehingga sering mengalami serangan
mendadak.

Dari beberapa catatan kasus, banyak remaja penderita asma juga sering
mengalami penurunan prestasi di sekolah.

Belum ada penelitian apakah ada hubungan penyakit asma dengan prestasi
sekolah pada anak, namun dari berbagai kasus terungkap rata=rata mereka
mengalami penurunan karena serangan yang suka mendadak.

Ini berarti, orangtua sangat berperan dalam berjaga-jaga agar anak-anaknya
yang menderita asma tidak sampai menjadi malas sekolah.(Ant/kj)


-----Original Message-----
From: Jihane Soleha Muhammad <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Friday, October 20, 2000 9:44 AM
Subject: [balita-anda] Asma






>>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<<
>> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]















Kirim email ke