sambungan Mencegah Tingkah Laku Stress Pada Anak (1/3)... PENYEBAB STRESS PADA ANAK Ada beberapa hal yang dapat menyebabkan gejala dan perilaku stress pada anak yang dapat diuraikan sebagai berikut. Pertama, dari kondisi internal anak yang bersangkutan. Hal ini bisa berarti, anak terlalu memiliki keinginan yang tinggi, sementara yang bersangkutan tidak mampu mencapainya. Yang bersangkutan merasa mampu tetapi dalam kenyataannya mengalami kegagalan akibat dari kecerobohan diri sendiri. Misalnya anak yang sangat terobsesi meraih juara kelas pada ranking satu (1). Mereka sudah belajar semaksimal mungkin, tetapi pada kenyataannya menjadi ranking sebelas (11). Kedua, adanya kondisi yang berasal dari lingkungan sosial. Dalam hal ini terdiri dari kondisi orang tua, keluarga sendiri, ataupun lingkungan sosial bermain. Pada umumnya keadaan yang kedua ini merupakan stressor yang amat penting terhadap stress anak. Dalam hal ini misalnya orang tua yang senantiasa memarahi anak dengan sebab yang jelas ataupun tidak jelas. Bahkan acapkali orang tua acapkali menampar pipi dan memukul kepala dan tubuh. Kenyataan pahit seperti ini akan menyebabkan anak menjadi traumatik. Atau bahkan ada orang tua yang 'ngomel melulu' terhadap anak tanpa suatu alasan yang jelas. Bila hal ini terjadi, maka anak anakn bingung mengapa dan apa yang harus diperbuat, sedangkan orang tua tidak memberikan bukti-bukti kesalahan, yang yang ada hanya menyalahkan dan memarahi serta menampar. Keadaan seperti ini, bisa kita pahami akan membuat orang tua dan anak sekalipun menjadi tidak tentram, bahkan membuat perasaan hati yang stress. Hanya saja bila terjadi stress pada orang tua maka bisa dibahas lebih lanjut, tetapi anak hanya akan diam saja tanpa suatu solusi yang didapati. Penyebab stress yang juga berasal dari lingkunan keluarga, misalnya tidak adanya perhatian dan pemenuhan janji yang diberikan orang tua kepada anaknya. Hal ini dapat dicontohkan misalnya, orang tua tidak pernah memberikan perhatian yang utuh kepada anak, terutama ketika anak dalam kondisi yang prestatif. Contoh yang lain, misalnya pada saat anak menginginkan permainan yang baru tetapi orang tua hanya memberi janji yang tidak pernah ditepai, maka psikis anak akan menjadi sebal yang akhirnya anak akan senantiasa bersedih hati. Demikian halnya ketika anak mulai memiliki adik yang baru, mereka umumnya akan merasa tersaingi. Anak tersebut merasa bahwa kasih sayang, kemanjaan, dan perhatian yang semula hanya tertumpah pada dirinya, kini telah dibagi dua atau bahkan merasa semua direbut dan diberikan kepada adiknya yang baru.. Bila hal ini terjadi maka anak akan mengalami ketertekanan mental (stress) sehingga berdampak jelek terhadap kehidupan sehari-hari. Misalnya, dalam kasus ini umumnya anak akan stress dalam bentuk yang sederhana sampai ke tingkat yang serius. Penyebab stress dari lingkunan sosial misalnya, adanya kekalahan anak dalam persaingan terhadap aktivitas mainan tertentu. Atau pun anak mendapat ancaman untuk dipukul dari teman-temannya karena senantiasa meminta hatah uang. Dalam kehidupan modern yang serba kompleks hal ini acapkali terjadi dimana ada 'preman-preman cilik' yang senantiasa 'mengkompas' barang dan uang milik anak lainnya. bersambung ... 3/3 >>>> 2.5 Mbps InternetShop >> InternetZone << Margonda Raya 340 <<<< >> Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]