Jangan panik dengan 'Virus Singapura'
Laporan Ratri Suyani

satunet.com - Pihak Ditjen PPM dan PLP menegaskan, masyarakat tidak perlu panik dengan penyakit HFMD atau dikenal dengan nama Virus Singapura yang disebabkan Enterovirus 71.

Menurut Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Penduduk (PPM dan PLP) Depkes, Umar Fahmi Achmadi, penyakit Hand Foot Mouth Desease (HFMD) ini pernah ada di dunia. "Hanya karena terjadi di Singapura yang merupakan negara maju, seolah-olah ini menjadi ancaman bagi negara Singapura. Lalu di blow-up," ujar Umar di Jakarta Rabu.

Karena itu, lanjut Umar, masyarakat tidak perlu panik. "Namun, meskipun menurut laporan tidak resmi, karena kami tahunya dari media, sudah ada beberapa kasus, seperti di Jaksel, Jatim, dan Bekasi, tapi saya mengharapkan masyarakat tidak usah panik," himbaunya.

Kendati demikian, Umar berharap agar penyakit tersebut tidak menyebar sehingga masyarakat tetap diharapkan untuk waspada. "Kalau anak mereka mengidap penyakit ini, lebih baik tidak usah sekolah," paparnya. Tapi, bukan berarti pihak sekolah harus meliburkan murid-muridnya. kecuali jika virus ini memang berkembang dari satu anak ke anak yang lain. Dan akan lebih bijaksana jika orangtua tidak mengijinkan anak-anaknya tidak berkunjung ke tempat keramaian.

Umar memperkirakan, penyebaran virus ini melalui pencernaan, udara, dan pernafasan pada anak-anak usia 10 tahun ke bawah. Usia rawan penyakit ini adalah pada bayi usia dua minggu hingga lima tahun. Gejalanya Seperti cacar air, dan melepuh di daerah mulut, tangan dan kaki. Pada anak-anak ditakutkan mereka tidak mau makan sehingga kurang cairan.

Namun, Umar menambahkan bahwa penyakit ini akan sembuh dengan sendiri dengan perkiraan waktu sekitar 1-2 minggu. "Kecuali kalau dia demam, barulah dikasih obat karena virus yang menyerang perut ini belum ada obatnya," kata Umar kembali.

Angka kematian akibat virus Singapura ini tergolong kecil bahkan hampir tidak ada. "Kasus kematian dua anak di Singapura bukan karena adanya virus di perut. Melainkan karena di paru-paru," ujarnya. Umar memperkirakan adanya komplikasi dari penyakit tersebut sehingga orang akan menduga kematian anak tersebut akibat virus Singapura.[anr]

Nawangsari
PT. Indosat - Medan Merdeka Barat 21
Bagian Apjastel

Kirim email ke