Ini ada sedikit yang saya temui, mungkin bisa memperjelas
masalahnya.
                Berkata Imam Malik ketika menjelaskan hadist di atas,
"Perkara akikah ini dalam pandangan kami adalah, barang siapa melaksanakan
akikah, maka dia melaksanakannya untuk anaknya. Yaitu dengan seekor kambing,
baik jantan atau betina. 
                Maka barang siapa melaksanakan akikah, sesungguhnya hal ini
sama kedudukannya dengan berkurban. Yakni jenis kambing yang disembelih
harus sesuai dengan syarat dalam menyembelih hewan kurban, seperti larangan
memilih kambing buta sebelah, kurus, remuk tulangnya, dan dalam keadaan
sakit. 
                Sebagaimana daging kurban, hasil sembelihan tidak boleh
dijual, juga kulitnya. Dilarang meremukkan tulangnya. Kemudian sebagian
daging tsb dimakan oleh keluarganya dan sebagian lainnya disedekahkan kepada
orang lain. Dan anak dilarang menyentuh darah sembelihan itu". 

                Wassalam,
                Hend.


                                ----------
                                From:  [EMAIL PROTECTED]
[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
                                Sent:  Thursday, December 14, 2000 9:00 AM
                                To:  [EMAIL PROTECTED]
                                Subject:  Re: [balita-anda] Aqiqah ( Maaf)
terusin saja

                        Pak Basuki , monggo saja kalau rekan-rekan yang lain
sudah setuju, dan
                        tidak berkeberatan.
                        Untuk saya pribadi, saya masih mencari tahu kenapa
ada dua tanggapan yang
                        berbeda, beberapa teman yang saya anggap lebih paham
masalah ini juga masih
                        bertentangan. Kenapa ? dan apa pasal ?
                        Dilingkungan rumah kami kenapa melarang daging
aqiqah dimakan oleh
                        ortu-yang meng aqiqahkan anaknya?
                        Kenapa hal yang demikian sudah kadung berkembang di
sebagian masyarakat
                        kita ?
                        Buat saya ini menarik untuk dikaji lebih dalam,
apakah itu karena adat
                        istiadat atau apa? kebetulan saya tinggal di Jakarta
dimana beragam suku
                        dan adat istiadat ada dan berlaku disana.

                        Beberapa rekan-rekan disini yang memberi masukan
disertakan Alqur'an dan
                        hadist ,cukup masuk akal. Dan membuat pandangan saya
mengenai masalah ini
                        jadi berbeda. Alhamdulillah ilmunya jadi bertambah,
itung-itung rahmat di
                        bulan Ramadhan.

                        Jadi kalau mau diteruskan, terserah rekan-rekan
saja.

                        Was
                        Teny

                        


>> Cake, parcel lebaran & bunga2 Natal? Klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
















Kirim email ke