Ibu Farhan dan Raihan

Saya mau bagi pengalaman sedikit mengenai masalah rokok ini. Kebetulan saya
dan Papanya Michael satu tempat kerja meskipun beda bagian (Halo Bang
Miko..!!).

Saya tergolong orang yang "suka protes" . Untunglah keadaan disini nggak
separah di tempat ibu dimana banyak yang merokok di tempat ber-AC, selain
itu di ruangan ada smoke detectornya. Kalau di bis (jemputan dari
perusahaan) meskipun sudah ada tulisan DILARANG MEROKOK besar-besar tetap
ada yang merokok, saya akan dengan tegasnya  menegur " maaf Pak, ada ibu
hamil, dan lagi dilarang merokok di dalam bis" (dengan suara lumayan keras
supaya yang lain dengar). Biasanya mereka akan malu karena yang menegur
ibu-ibu hamil. Pernah juga ada yang ngotot malah ngomel, ya tetep saja saya
eyeli lagi, akhirnya dia buang rokoknya karena saya didukung oleh yang lain.
Di dalam kendaraan umumpun saya akan menegur orang yang merokok (tentunya
dengan suara yang lebih halus karena nggak ada tulisan "Dilarang Merokok". "
Maaf Pak, saya sedang hamil dan tidak bisa mencium asap rokok", pada umumnya
mereka akan mengerti.
Demikian juga kalau di rumah ada tamu yang mau merokok saya dengan tegas
katakan " Maaf di dalam rumah saya ada larangan Dilarang Merokok " akhirnya
mereka (tamu plus suami saya ) keluar dan merokok lah mereka diluar.
Untungnya meskipun suami saya merokok karena setiap kali saya cereweti bahwa
saya nggak mau jadi perokok pasif maka pas dia merokok akan mencari tempat
jauh dari saya.

Menurut saya sebaiknya Ibu ungkapkan terus terang keberatan dan alasan ibu
bila rekan-rekan merokok di dalam ruangan (Ber-AC). Karena hal itu berarti
memaksa orang lain untuk menghirup asapnya.

Maaf bagi yang perokok, saya juga tetap menghargai pilihan anda


>> http://www.indokado.com -> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]

















Kirim email ke