Rekan Yani,

Berikut ini mungkin dapat membantu, saya ambil dari NAKITA (www.tabloid-nakita.com) 
tentang penyakit kulit pada balita.

Bobby

----------------------------
PENYAKIT KULIT
 Ternyata, bukan cuma biang keringat dan ruam popok saja, lo, yang kerap menyerang 
bayi. Nah, di bawah ini Ibu dan Bapak bisa tahu penyakit kulit lainnya yang sering 
dialami bayi. 


Secara umum penyakit kulit dibedakan antara yang noninfeksius dan infeksius (menular). 
Yang noninfeksius berupa kelainan akibat gangguan hormonal, gangguan pigmentasi, 
kelainan yang didasari alergi- imunologi dan tumor kulit, serta kelainan sistemik yang 
disertai gejala kulit. Sedangkan yang infeksius, penyebabnya bermacam-macam; dari 
bakteri, virus, jamur, hingga infestasi oleh parasit. 


"Baik yang infeksius maupun noninfeksius, sama seringnya dijumpai pada bayi," kata dr. 
Ari Muhandari Ardhie, SpKK yang sehari-hari praktek di RSAB Harapan Kita, Jakarta. 
Namun untuk kali ini hanya dibahas penyakit kulit yang infeksius. Mari kita simak 
bersama penjelasan selengkapnya dari anggota KSDAI (Kelompok Studi Dermatologi Anak 
Indonesia) ini. 


INFEKSI KUMAN 


Sebenarnya, bila daya tahan tubuh baik dan jumlah kuman tak berlebihan, kulit 
aman-aman saja, kok. Soalnya, di kulit dan lubang-lubang alamiah seperti lubang mulut, 
hidung, dubur, lubang kemih, dan lainnya, terdapat berbagai jenis kuman yang hidup dan 
berkembang biak (multiplikasi) yang dikenal sebagai kolonisasi. "Namun pada keadaan 
tertentu, misal, daya tahan tubuh menurun, seperti pada bayi, apalagi yang prematur, 
maka kolonisasi ini dapat menimbulkan penyakit dan terjadilah infeksi." 


Adapun penyakit kulit lantaran infeksi kuman yang kerap ditemui pada bayi disebut 
pioderma, yang disebabkan kuman gram positif staphyllococcus, terutama S. aureus dan 
streptococcus atau keduanya. Faktor predisposisi atau yang memudahkan munculnya 
pioderma adalah higiene yang kurang, menurunnya daya tahan tubuh, misal, mengidap 
penyakit menahun, kurang gizi, keganasan/kanker, dan sebagainya; atau, adanya peyakit 
lain di kulit yang menyebabkan fungsi perlindungan kulit terganggu. 


Terdapat beberapa jenis pioderma, antara lain: 


* Impetigo 


Penyakit ini hanya terjadi pada lapisan kulit jangat. Biasanya tak disertai gejala 
konstitusi (gejala infeksi pada tubuh manusia seperti demam, nyeri, lesu,dan lainnya). 
Pada kulit penderita terlihat lepuh dan gelembung yang berisi cairan. Penyakit ini 
mudah menular pada anak lain atau dirinya sendiri, misal, si kecil menggaruk dan 
cairannya mengenai kulit yang sehat. 


Ada 2 bentuk impetigo, yaitu impetigo krustosa/kontagiosa (istilah awamnya, cacar 
madu) dan impetigo bulosa/vesiko bulosa (cacar monyet atau cacar api). Kendati disebut 
cacar, tapi tak sama dengan cacar air karena cacar air disebabkan virus. 


Cacar madu merupakan kelainan yang terjadi di sekitar lubang hidung dan mulut. 
Cirinya: kemerahan kulit dan lepuh yang cepat memecah, hingga meninggalkan keropeng 
tebal warna kuning serupa madu. Bila keropeng dilepaskan, terlihat luka lecet di 
bawahnya. 


Sedangkan cacar api sering terjadi di ketiak, dada, dan punggung. Cirinya: kemerahan 
di kulit dan gelembung-gelembung (seperti kulit yang tersundut rokok hingga dikenal 
dengan cacar api), berisi nanah yang mudah pecah. Cacar api sangat mudah menular dan 
berpindah dari satu bagian kulit ke bagian lain, seperti monyet bila berpindah pohon. 
Itu sebab disebut cacar monyet. Jika terjadi pada bayi baru lahir, infeksi dapat 
menyebar ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Kelainan ini dapat disertai deman dan 
menimbulkan infeksi serius. 


* Folikulitis 


Infeksi ini mengenai folikel rambut. Ciri kelainan berupa bintil padat atau bintil 
bernanah yang kemerahan dengan rambut di tengahnya. Tempat tersering tungkai bawah. 


* Furunkel atau bisul 


Adalah radang pada folikel. Dibanding folikulitis, furunkel lebih besar karena infeksi 
meluas ke jaringan di sekitar folikel rambut. Cirinya: di kulit akan terlihat benjolan 
kemerahan dengan mata di bagian tengah yang dapat melunak menjadi abses. Kelainan 
terutama terjadi di daerah yang sering mengalami gesekan dan banyak berkeringat 
seperti ketiak, bokong, leher, dada, dan paha. Biasanya terdapat keluhan rasa nyeri, 
apalagi bila kelainan terjadi di dasar yang keras semisal di hidung atau liang telinga 
luar. 


* Abses multipel kelenjar keringat 


Merupakan infeksi di kelenjar keringat. Faktor predisposisinya ialah daya tahan tubuh 
yang menurun dan banyak keringat. Kelainan ditandai benjolan seperti kubah di daerah 
yang banyak berkeringat seperti dada, punggung atas, kepala bagian belakang, bokong, 
dan lainnya. 


* Erisipelas dan selulitis. 


Erispelas ialah infeksi pada kulit yang umumnya didahului oleh luka atau trauma, baik 
yang nyata maupun mikroskopis (tak terlihat kecuali bila dengan mikroskop). Pada bayi 
umumnya terjadi di pusar. Cirinya: di kulit terlihat kemerahan berbatas tegas, 
disertai gejala berupa demam dan kelesuan. Sementara selulitis dianggap merupakan 
kelanjutan erisipelas. Bedanya, pada selulitis, radang meluas sampai ke jaringan di 
bawah kulit. 


"Infeksi pada kulit sebaiknya tak dianggap sepele karena pada beberapa kasus yang tak 
ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi pada ginjal." Adanya infeksi dapat 
memicu respon tubuh hingga terbentuk ikatan zat anti bodi yang dapat mengganggu 
ginjal. 


INFEKSI VIRUS 


Penyakit kulit yang termasuk infeksi virus ialah: 


* Cacar Air 


Disebabkan Varicella Zoster Virus (VZV). Cacar air berbeda dengan cacar atau infeksi 
kulit yang disebabkan virus variola yang gejalanya sangat berat dan bisa menimbulkan 
kematian atau bila sembuh sering ditandai dengan bopeng-bopeng yang buruk. Untunglah, 
negeri kita sudah terbebas dari cacar jenis ini. 


Cacar air ditularkan melalui udara atau berpindahnya isi cairan. Jika masih stadium 
lenting-lenting isi air, kita harus menjaga agar lenting-lenting itu tak pecah. 
Soalnya, bila tak pecah dan diberi obat yang baik, maka akan diresorbsi oleh tubuh 
hingga tak meninggalkan bekas. Untuk mencegah agar lenting-lenting tak pecah, pakaikan 
baju yang longgar dan tubuh si kecil boleh diberi bedak. Namun setelah lenting-lenting 
tadi pecah dan terjadi lecet, pemakainan bedak harus dihentikan karena hanya akan 
mengotori dan memicu infeksi sekunder. 


Umumnya, orang tua tak memandikan bayi/anak yang terkena cacar air. Padahal salah 
besar! "Justru dengan mandi, bisa mencegah infeksi sekunder, yaitu infeksi pada kulit 
yang sudah sakit atau rusak. Sedangkan infeksi primer terjadi pada kulit yang 
sebelumnya sehat atau normal." Jadi, bila tak mandi, higienenya tak baik hingga kuman 
gampang masuk. Salah satu tanda infeksi sekunder ialah timbulnya nanah. Biasanya pada 
keadaan seperti ini, saat penyembuhannya akan meninggalkan bekas yang kurang indah. 


Yang penting diperhatikan saat memandikan, harus lebih hati-hati. Bila perlu, gunakan 
tambahan zat antiseptik. Kemudian waktu mengeringkan badan, handuk jangan 
digosok-gosokkan ke kulit, cukup ditepuk-tepuk secara halus. Sebaiknya handuk tiap 
kali dipakai segera dicuci sampai anak sembuh. 


Penting diketahui, bayi/anak yang pernah terinfeksi VZV akan mengalami kekebalan tapi 
kekebalan ini sifatnya hanya sebagian. Jadi, suatu saat bisa terinfeksi lagi. Pada 
infeksi pertama, VZV menyebar melalui aliran darah dan saat penyembuhan virus akan 
berdiam di simpul saraf. Jika suatu saat bayi/anak tersebut berkontak lagi dengan VZV 
dan kebetulan kondisi tubuhnya sedang menurun, dapat terjadi infeksi Herpes Zoster 
(cacar ular). Pada keadaan ini, terjadi reaktivasi VZV dan virus akan keluar dari 
tempat persembunyian, lalu menyebar mengikuti persarafan kulit yang terkena. Itulah 
mengapa orang tua sering menyangka si kecil terkena cacar air lagi. 


Jadi, agar si kecil tak terkena Herpes Zoster, jaga supaya daya tahan tubuhnya selalu 
bagus. Dengan daya tahan bagus, secara umum orang takkan terkena infeksi apa pun. 
Imunisasi cacar juga bisa membantu, dalam arti kalaupun si kecil terkena infeksi 
biasanya akan ringan saja gejalanya. 


* Moluskum Kontagiosum (MK) 


Penyakit kulit yang disebabkan virus ini, cirinya mirip kutil. Namun pada MK, 
permukaan kulit terasa halus, beda dengan kutil yang kasar. Isinya seperti jerawat 
batu tapi lebih gendut, dengan bagian tengah berbentuk agak cekung. Biasanya MK sulit 
diketahui awam, bahkan dokter umum pun kadang salah menganalisa. MK sangat infeksius, 
jika ada satu, lalu si kecil garuk-garuk, akan menyebar ke mana-mana. 


Cara mencegah MK tak sulit, kok. Cukup dengan menjaga higiene kulit dan mencegah 
kontak dengan penderita. Bila sudah terkena penyakit ini, dokter akan mengobati dengan 
membuang "isi" semua kelainan yang ada. 


INFEKSI JAMUR 


Dalam dunia kedokteran, jamur dibagi jadi dua, yaitu kapang (dematormikosis) dan ragi 
(kandidosis). Yang sering terjadi pada bayi adalah infeksi oleh ragi. "Kandidosis 
kadang hampir menyerupai biang keringat, hingga para ibu sering terkecoh mengira biang 
keringat. Akibatnya, diberilah salep anti biang keringat, tapi bukannya baik malah 
tambah subur." Nah, kalau dokter karena sudah terlatih, bisa melihat perbedaan 
kandidosis dengan biang keringat karena ada tanda-tanda khusus yang khas. 


Lokasi yang paling sering terkena kandidosis biasanya terjadi didaerah lipatan kulit 
bayi yang banyak berkeringat seperti lipat leher, ketiak, lipat paha, dan sela-sela 
jari. Kelainan sering juga terjadi di daerah yang tertutup popok dan diperberat oleh 
kondisi kulit yang lembab akibat popok yang basah. 


INFESTASI PARASIT 


Berbeda dengan infeksi, pada infestasi biasanya penyebab penyakit tak masuk ke dalam 
aliran darah tapi hanya ke ke dalam lapisan kulit. Sedangkan infeksi, penyebab 
penyakitnya bisa masuk ke dalam darah hingga masuk ke lapisan kulit paling dalam . 


Di antara berbagai infestasi parasit kulit yang mungkin dijumpai pada bayi adalah 
skabies atau gudik, yaitu penyakit kulit yang disebabkan infestasi dan reaksi 
sensitisasi terhadap tungau sarcoptes scabiei varian hominis. Cirinya: gatal di waktu 
malam. 


Gudik biasanya menyerang orang yang hidup di lingkungan padat dan bersesakan, semisal 
asrama atau panti. Kelainan ini terjadi pada kulit dengan lapisan tanduk yang tipis 
dan relatif lembab seperti di sela-sela jari, lipat ketiak, puting susu, pusar, perut 
bawah, kemaluan. Umumnya pipi, leher dan kepala bebas lesi ( bebas dari kelainan ) 
kecuali bayi yang masih menyusu ASI. Soalnya, ketika menyusu, pipi si kecil terkena 
payudara penderita. Terlebih lagi, karena daya tahan bayi masih lemah hingga gudik ini 
bisa meluas ke mana-mana termasuk leher dan kepalanya. 


Faras Handayani. Foto : Iman (nakita) 




-- "Yani-Prime Indonesia" <[EMAIL PROTECTED]> -- wrote:


----------------------------------------
Sign up for a free Lycos Asia cOntact account.
Get 20MB for email and filestore.
Organise your communications with family and friends.
Get in cOntact now! http://contactlycosasia.com

Kirim email ke