----- Original Message -----
From: Janti <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, January 29, 2001 4:18 PM
Subject: KEKUATAN TANPA-KEKERASAN


>
> >   KEKUATAN TANPA-KEKERASAN
> >
> >   Dr. Arun Gandhi
> >
> >   Dr. Arun Gandhi adalah cucu Mahatma Gandhi dan pendiri Lembaga M.K.
> Gandhi
> >   untuk Tanpa-Kekerasan.
> >
> >   Pada tanggal 9 Juni ia memberikan ceramah di Universitas Puerto Rico
dan
> >   bercerita bagaimana memberikan contoh tanpa-kekerasan yang dapat
> >   diterapkan di sebuah keluarga.
> >
> >   Waktu itu saya masih berusia 16 tahun dan tinggal bersama di orang tua
> di
> >   sebuah lembaga yang didirikan oleh kakek saya, di tengah-tengah kebun
> >   tebu, 18 mil di luar kota Durban, Afrika Selatan. Kami tinggal jauh di
> > pedalaman
> >   dan tidak memiliki tetangga.
> >
> >   Tak heran bila saya dan dua saudara perempuan saya sangat senang bila
> ada
> >   kesempatan pergi ke kota untuk mengunjungi teman atau menonton
bioskop.
> >
> >   Suatu hari, ayah meminta saya untuk mengantarkan beliau ke kota untuk
> >   menghadiri konferensi sehari penuh. Dan, saya sangat gembira dengan
> >   kesempatan itu. Tahu bahwa saya akan pergi ke kota, ibu memberikan
> daftar
> >   belanjaan yang ia perlukan. Selain itu, ayah juga meminta saya untuk
> >   mengerjakan beberapa pekerjaan yang lama tertunda, seperti memperbaiki
> >   mobil di bengkel.
> >
> >   Pagi itu, setiba di tempat konferensi, ayah berkata, "Ayah tunggu kau
di
> >   sini jam 5 sore. Lalu kita akan pulang ke rumah bersama-sama."
> >
> >   Segera saja saya menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang diberikan oleh
> >   ayah saya. Kemudian, saya pergi ke bioskop. Wah, saya benar-benar
> terpikat
> >   dengan dua permainan John Wayne sehingga lupa akan waktu. Begitu
melihat
> > jam
> >   menunjukkan pukul 5:30, langsung saya berlari menunju bengkel mobil
dan
> >   terburu-buru menjemput ayah yang sudah menunggu saya.
> >
> >   Saat itu sudah hampir pukul 6:00. Dengan gelisah ayah menanyai saya,
> >   "Kenapa kau terlambat?"
> >
> >   Saya sangat malu untuk mengakui bahwa saya menonton film John Wayne
> >   sehingga saya menjawab, "Tadi, mobilnya belum siap sehingga saya harus
> > menunggu."
> >
> >   Padahal, ternyata tanpa sepengetahuan saya, ayah telah menelepon
bengkel
> >   mobil itu.
> >
> >   Dan, kini ayah tahu kalau saya berbohong. Lalu ayah berkata, "Ada
> sesuatu
> >   yang salah dalam membesarkan kau sehingga kautidak memiliki keberanian
> >   untuk menceritakan kebenaran pada ayah. Untuk menghukum kesalahan ayah
> > ini, ayah
> >   akan pulang ke rumah dengan berjalan kaki sepanjang 18 mil dan
> >   memikirkannya baik-baik."
> >
> >   Lalu, ayah dengan tetap mengenakan pakaian dan sepatunya, ayah mulai
> >   berjalan kaki pulang ke rumah.
> >
> >   Padahal hari sudah gelap, sedangkan jalanan sama sekali tidak rata.
Saya
> >   tidak bisa meninggalkan ayah, maka selama lima setengah jam, saya
> >   mengendarai mobil pelan-pelan di belakang beliau, melihat penderitaan
> yang
> >   dialami oleh ayah hanya karena kebohongan yang bodoh yang saya
lakukan.
> >
> >   Sejak itu saja tidak pernah akan berbohong lagi.
> >
> >   Seringkali saya berpikir mengenai episode ini dan merasa heran.
> Seandainya
> >   ayah menghukum saya sebagaimana kita menghukum anak-anak kita maka
> apakah
> >   saya akan mendapatkan sebuah pelajaran mengenai tanpa-kekerasan?
> >
> >   Saya kira tidak. Saya akan menderita atas hukuman itu dan melakukan
hal
> >   yang sama lagi.
> >
> >   Tetapi, hanya dengan satu tindakan tanpa-kekerasan yang sangat luar
> biasa,
> >   sehingga saya merasa kejadian itu baru saja terjadi kemarin. Itulah
> >   kekuatan tanpa-kekerasan."
> >
> >
> >
> >   (diadaptasi dari "The Power Of Nonviolence", copyright Dr. Arun
Gandhi.
> >
> >
> >      Dari :  Budhi Desianto
> >
>
>



>> kirim cake & bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















Kirim email ke