Innalillahi wa inailaihi roji'un. Saya turut berduka cita, dan saya pun sedih sekali membacanya. Semoga ibu sekeluarga diberi ketabahan. Saya sangat setuju sekali dgn pendapat Bp. Taufan, hal ini saya rasa perlu agar tidak terjadi lagi dikemudian hari. Mungkin diantara netters ada yg paham hukum bagaimana untuk menangani kasus seperti ini atau mungkin ada netters dari IDI apakah harus mengambil sikap ? Memang kematian itu adalah takdir Allah tapi manusia diberi kesempatan untuk berusaha menyembuhkannya. -----Original Message----- From: Taufan Surana [mailto:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Kamis, 22.03.2001 13:29 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Anakku meninggal di RS. MMC Buat Ibu Maimun, Innalillahi wa inailaihi roji'un. Saya turut berbela sungkawa...... dan meneteskan air mata membaca email Ibu Maimun. Sama dengan Ibu, saya sangat yakin akan takdir Allah. Tetapi, menurut saya, jangan dibiarkan kasus seperti ini berhenti disini hanya karena kita percaya takdir. Kita harus menuntut tanggung jawab dokter/RS ybs, supaya kasus seperti ini tidak terjadi lagi di masa yad, karena Ibu tahu bahwa kejadian ini adalah kelalaian dari pihak RS. Kalau saya bisa 'memaksa' Ibu, maka saya akan meminta Ibu utk menuntut hal ini ke pengadilan. Di negara2 maju seperti Jepang, dengan kejadian seperti ini polisi akan langsung menangkap dokter tsb, walaupun tanpa pengaduan dari orangtua. karena hal ini sudah diatur oleh UU. Sekian komentar dari saya, semoga Ibu dan keluarga tetap tabah. Taufan Surana -------Original Message------- From: maimun utami Date: 2001年03月22日 14:45:37 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [balita-anda] Anakku meninggal di RS. MMC Para netters tercinta, saya ingin bercurhat dan berbagi pengalaman kepada netter semua. Pada tanggal 9 Maret 2001 anak saya yang ke dua Sitti Fadilla Dwi Bachri (adek) yg berusia (4 bln) telah dipanggil Allah SWT. Saya akan mencoba menceritakan kronologis kepulanggannya agar dapat diambil pelajaran buat kita semua walaupun masih terasa berat dan menyesakkan dada saya tapi akan saya coba. 2 minggu anak saya menderita batuk pilek dan selama itu telah dilakukan terapi selama 3 kali atas rekomendasi DSAnya dr. Yuli Yafri di RS. Bunda.Setelah dilakukan terapi alhamdulillah kondisinya sudah pulih (diperkuat dgn pemeriksaan DSAnya). Seminggu kemudian adek kembali batuk & pilek tepatnya tgl 5 Maret 01 (saat itu dia blm terlihat sesak), tgl 8 Maret saya putusin unt mengajaknya ke terapi kembali, dari sana dianjurkan unt melakukan terapi kembali besok & lusa. 9 Maret tepatnya jam 3.00 pagi dia menangis & tidak mau disusuin, melihat bibirnya sdh biru saya segera mengajaknya ke klinik 24 jam didekat rumah. Dokter jaga menganjurkan unt dibawa ke RS mengingat fasilitas disana tidak ada (alat bantu oksigen), segera saya larikan dia ke UGD RS. Mitra Jatinegara, disana dia lgs ditangani sama dr & suster yg jaga & lgs dipasang alat oksigen. Dokter disana menganjurkan unt dirawat inap disana. Mengingat jaminan kantor suami ada di RS. MMC maka dgn surat pengantar dr tsb saya bawa ke RS. MMC. Sesampai disana ruangan UGDnya terlihat kosong sampai-sampai kita teriak panggil suster & DRnya. Baru kemudian susternya muncul, tapi tidak memberikan tindakan apa-apa sampai dokternya muncul. Dokternya pun tidak melakukan pertolongan pertama hanya periksa & mengomentari kalau bayi itu penyembuhannya hanya dgn terapi saja. Suami saya yg mutusin unt dirawat inap saja si Dokter malah bilang oh boleh saja, saya lgs tanya kalau dirawat inap apakah dikasih tindakan pertolongan (seperti pemasangan oksigen atau yg lainnya) si dokter bilang kalau nanti dokter jaga di kamar yg lebih tau (Apakah memang begitu tindakan seorang dokter jaga UGD????). Si dr tanya mau pake DSA siapa? karena saya & suami tdk kenal satupun DSA disana jadi kami pasrah mau dikasih siapa aja. Dr tsb merekomendasikan nama DSA dr. Semi Asti. Setelah mendapat kmr yg kosong jam 4.30 pagi, anak saya diperiksa sama suster & dr piket. Saya malah minta tlg dr unt dibantu dgn oksigen melihat kondisi adek yg sdh semakin sesak. Akhirnya dipasanglah alat bantu oksigen & dilakukan terapi uap, kondisinya mulai agak baikan & adek bisa tidur walaupun nafasnya masih berbunyi. Jam 7.00 pagi DSAnya dr. Semi Asti datang unt periksa. Dia kaget melihat kondisi nafas si adek, dan dia lgs kasih intruksi pengobatan ke suster (hrs diinfus, diterapi, diambil drh & difoto) juga menyuruh unt tidak disusuin (puasa). Stlh DSA tsb periksa sampai kurang lebih 1,5 jam blm ada pengobatan apa-apa, sampai akhirnya saya tanya ke suster berapa lama adek hrs puasa melihat kondisi dia yg mulai lemah, suster baru bergerak unt memasang infusnya (selalu hrs saya yg tanya). 2 jam kmd baru dilakukan terapi, terapi yg dilkk hanya penguapan, penyinaran saja tapi tidak disedot berbeda dgn terapi yg slm ini dijalanin adek. Saya sdh tanyakan ini, tapi mereka menjawab itu semua atas intruksi DSAnya. Terapi kali ini berbeda si adek tidak sedikitpun menangis malah dia tidur & sesekali menjilat lidahnya (kehausan barangkali). Setelah terapi tidak dilakukan pemeriksaan sampai siang hari. Susternya yg kontrol pun hanya memeriksa infus atau oksigen saja, itupun krn permintaan saya. Saya beberapakali panggil dr jaga & bertanya kenapa tangan & kakinya dingin sementara kepalanya panas, si dr hanya menjawab itu pengaruh oksigen. Saya juga bertanya kapan mau difoto & dites darah, setelah ditanya baru ada tindakan (selalu begitu). Baru kemudian datang petugas unt ambil foto & ambil darah. Hampir setengah jam mencari pembuluh arteri akhirnya tidak dapat & petugas menyerah (dia bilang mungkin dr yg bisa cari). Sementara itu kondisi si adek seperti mau tidur matanya seperti mata mengantuk. Saya tanya juga kapan saya bisa susuin dia, suster bilang sampai DSAnya dateng (ternyata rencananya DSAnya baru dateng besok, jadi 1 hari cuma satu kali kontrol). Suami saya juga complain karena kamarnya berisik sementara si adek tidak bisa istirahat. Setelah complain baru datang Manager duty memberitahu kalo yg renovasi sdh distop, dia kaget liat bayi yg dirawat & dia juga lgs ngecek selang oksigen yg katanya kegedean (ini hrsnya yg dilkk suster!!!) dia juga pegang tangan & kaki adek dan dia sendiri kaget melihat kondisi adek (bukankah ini seharusnya tugas DSAnya unt melihat perubahan kondisi pasien??) saya bilang kalo si adek matanya ngantuk & tdk bisa tidur, dia lihat trus dia bilang kalo' matanya adek itu bukan mata mau tidur...(massya Allah..saya sdh lgs lemas) dia lgs panggil dr jaga & suster. Dia juga instruksiin unt hub DSAnya & ambil darah dgn segera!! Para netter sekalian saya sdh tidak bisa berdiri lagi melihat saat adek diambil darah dia tdk memberikan reaksi apa-apa (jarumnya gede & darah yg diambil banyak). Dr jaga & manager duty panggil suami saya & memutuskan unt segera membawa adek ke UGD (Bayangin kalo tidak ada manager duty yg tidak sengaja kontrol). Saya tidak tau lagi apa yg terjadi di sana saya hanya bisa menangis & berdoa sampai akhirnya adek yang montok (7,3 kg) yg sdh ngerti diajak ngomong, yg murah senyum dipanggil sama penciptanya Allah SWT jam 4.15 sore. Saya tdk tau lagi berapa kali saya tidak sadarkan diri.... bener-bener saya tidak menyangka sama sekali...ternyata Allah SWT lebih menyayangi dia. Sampai adek meninggal DSAnya tidak pernah muncul ataupun mengucapkan belasungkawa. Dia hanya periksa satu kali pada jam 7.00 pagi itu saja, padahal saat dia periksa dia tau kondisi si adek, bukankah seharusnya dia selalu memantau perubahan pasien baik secara lgs maupun tdk lgs. Saya hanya pasrah karena ini takdir illahi, saya tidak akan meyalahkan siapa-siapa ini memang jalannya adek menuju sorga. Saya hanya mencurahkan apa yg ada di hati saya semoga para netter bisa mengambil pelajaran dari cerita saya ini. Saya sekali lagi hanya bisa mengucapkan innalillahi wainnalillahi rojiun. _________________________________________________________________________ Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com. >> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] _________________________________________________ IncrediMail - Email has finally evolved - Click Here

Kirim email ke