Innalillahi waina ilaihi rojiun, semoga Ibu dan keluarga diberikan ketabahan.
Adek sudah bahagia disisi Allah & semoga menjadi penerang jalan bagi kedua
orangtuanya.

"maimun utami" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Para netters tercinta, saya ingin bercurhat dan berbagi pengalaman kepada 
netter semua.
Pada tanggal 9 Maret 2001 anak saya yang ke dua Sitti Fadilla Dwi Bachri 
(adek) yg berusia (4 bln) telah dipanggil Allah SWT. Saya akan mencoba 
menceritakan kronologis kepulanggannya agar dapat diambil pelajaran buat 
kita semua walaupun masih terasa berat dan menyesakkan dada saya tapi akan 
saya coba.
2 minggu anak saya menderita batuk pilek dan selama itu telah dilakukan 
terapi selama 3 kali atas rekomendasi DSAnya dr. Yuli Yafri di RS. 
Bunda.Setelah dilakukan terapi alhamdulillah kondisinya sudah pulih 
(diperkuat dgn pemeriksaan DSAnya). Seminggu kemudian adek kembali batuk & 
pilek tepatnya tgl 5 Maret 01 (saat itu dia blm terlihat sesak), tgl 8 Maret 
saya putusin unt mengajaknya ke terapi kembali, dari sana dianjurkan unt 
melakukan terapi kembali besok & lusa. 9 Maret tepatnya jam 3.00 pagi dia 
menangis & tidak mau disusuin, melihat bibirnya sdh biru saya segera 
mengajaknya ke klinik 24 jam didekat rumah. Dokter jaga menganjurkan unt 
dibawa ke RS mengingat fasilitas disana tidak ada (alat bantu oksigen), 
segera saya larikan dia ke UGD RS. Mitra Jatinegara, disana dia lgs 
ditangani sama dr & suster yg jaga & lgs dipasang alat oksigen. Dokter 
disana menganjurkan unt dirawat inap disana. Mengingat jaminan kantor suami 
ada di RS. MMC maka dgn surat pengantar dr tsb saya bawa ke RS. MMC. 
Sesampai disana ruangan UGDnya terlihat kosong sampai-sampai kita teriak 
panggil suster & DRnya. Baru kemudian susternya muncul, tapi tidak 
memberikan tindakan apa-apa sampai dokternya muncul. Dokternya pun tidak 
melakukan pertolongan pertama hanya periksa & mengomentari kalau bayi itu 
penyembuhannya hanya dgn terapi saja. Suami saya yg mutusin unt dirawat inap 
saja si Dokter malah bilang oh boleh saja, saya lgs tanya kalau dirawat inap 
apakah dikasih tindakan pertolongan (seperti pemasangan oksigen atau yg 
lainnya) si dokter bilang kalau nanti dokter jaga di kamar yg lebih tau 
(Apakah memang begitu tindakan seorang dokter jaga UGD????). Si dr tanya mau 
pake DSA siapa? karena saya & suami tdk kenal satupun DSA disana jadi kami 
pasrah mau dikasih siapa aja. Dr tsb merekomendasikan nama DSA dr. Semi 
Asti. Setelah mendapat kmr yg kosong jam 4.30 pagi, anak saya diperiksa sama 
suster & dr piket. Saya malah minta tlg dr unt dibantu dgn oksigen melihat 
kondisi adek yg sdh semakin sesak. Akhirnya dipasanglah alat bantu oksigen & 
dilakukan terapi uap, kondisinya mulai agak baikan & adek bisa tidur 
walaupun nafasnya masih berbunyi. Jam 7.00 pagi DSAnya dr. Semi Asti datang 
unt periksa. Dia kaget melihat kondisi nafas si adek, dan dia lgs kasih 
intruksi pengobatan ke suster (hrs diinfus, diterapi, diambil drh & difoto) 
juga menyuruh unt tidak disusuin (puasa). Stlh DSA tsb periksa sampai kurang 
lebih 1,5 jam blm ada pengobatan apa-apa, sampai akhirnya saya tanya ke 
suster berapa lama adek hrs puasa melihat kondisi dia yg mulai lemah, suster 
baru bergerak unt memasang infusnya (selalu hrs saya yg tanya). 2 jam kmd 
baru dilakukan terapi, terapi yg dilkk hanya penguapan, penyinaran saja tapi 
tidak disedot berbeda dgn terapi yg slm ini dijalanin adek. Saya sdh 
tanyakan ini, tapi mereka menjawab itu semua atas intruksi DSAnya. Terapi 
kali ini berbeda si adek tidak sedikitpun menangis malah dia tidur & 
sesekali menjilat lidahnya (kehausan barangkali). Setelah terapi tidak 
dilakukan pemeriksaan sampai siang hari. Susternya yg kontrol pun hanya 
memeriksa infus atau oksigen saja, itupun krn permintaan saya. Saya 
beberapakali panggil dr jaga & bertanya kenapa tangan & kakinya dingin 
sementara kepalanya panas, si dr hanya menjawab itu pengaruh oksigen. Saya 
juga bertanya kapan mau difoto & dites darah, setelah ditanya baru ada 
tindakan (selalu begitu). Baru kemudian datang petugas unt ambil foto & 
ambil darah. Hampir setengah jam mencari pembuluh arteri akhirnya tidak 
dapat & petugas menyerah (dia bilang mungkin dr yg bisa cari). Sementara itu 
kondisi si adek seperti mau tidur matanya seperti mata mengantuk. Saya tanya 
juga kapan saya bisa susuin dia, suster bilang sampai DSAnya dateng 
(ternyata rencananya DSAnya baru dateng besok, jadi 1 hari cuma satu kali 
kontrol). Suami saya juga complain karena kamarnya berisik sementara si adek 
tidak bisa istirahat. Setelah complain baru datang Manager duty memberitahu 
kalo yg renovasi sdh distop, dia kaget liat bayi yg dirawat & dia juga lgs 
ngecek selang oksigen yg katanya kegedean (ini hrsnya yg dilkk suster!!!) 
dia juga pegang tangan & kaki adek dan dia sendiri kaget melihat kondisi 
adek (bukankah ini seharusnya tugas DSAnya unt melihat perubahan kondisi 
pasien??) saya bilang kalo si adek matanya ngantuk & tdk bisa tidur, dia 
lihat trus dia bilang kalo' matanya adek itu bukan mata mau tidur...(massya 
Allah..saya sdh lgs lemas) dia lgs panggil dr jaga & suster. Dia juga 
instruksiin unt hub DSAnya & ambil darah dgn segera!! Para netter sekalian 
saya sdh tidak bisa berdiri lagi melihat saat adek diambil darah dia tdk 
memberikan reaksi apa-apa (jarumnya gede & darah yg diambil banyak). Dr jaga 
& manager duty panggil suami saya & memutuskan unt segera membawa adek ke 
UGD (Bayangin kalo tidak ada manager duty yg tidak sengaja kontrol). Saya 
tidak tau lagi apa yg terjadi di sana saya hanya bisa menangis & berdoa 
sampai akhirnya adek yang montok (7,3 kg) yg sdh ngerti diajak ngomong, yg 
murah senyum dipanggil sama penciptanya Allah SWT jam 4.15 sore. Saya tdk 
tau lagi berapa kali saya tidak sadarkan diri.... bener-bener saya tidak 
menyangka sama sekali...ternyata Allah SWT lebih menyayangi dia. Sampai adek 
meninggal DSAnya tidak pernah muncul ataupun mengucapkan belasungkawa. Dia 
hanya periksa satu kali pada jam 7.00 pagi itu saja, padahal saat dia 
periksa dia tau kondisi si adek, bukankah seharusnya dia selalu memantau 
perubahan pasien baik secara lgs maupun tdk lgs. Saya hanya pasrah karena 
ini takdir illahi, saya tidak akan meyalahkan siapa-siapa ini memang 
jalannya adek menuju sorga. Saya hanya mencurahkan apa yg ada di hati saya 
semoga para netter bisa mengambil pelajaran dari cerita saya ini. Saya 
sekali lagi hanya bisa mengucapkan innalillahi wainnalillahi rojiun.
_________________________________________________________________________
Get Your Private, Free E-mail from MSN Hotmail at http://www.hotmail.com.


>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com 

>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















____________________________________________________________________
Get free email and a permanent address at http://www.netaddress.com/?N=1

>> kirim bunga, pesan cake & balon ulangtahun? klik, http://www.indokado.com
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




















Kirim email ke