FYI -----Original Message----- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:maria.abdulkadir@l...] HATI HATI BAGI YANG MEMPUNYAI ANAK USIA SEKOLAH . TERUTAMA SD.....NAZA MULAI MEMASUKI ANAK ANAK KECIL YANG CARANYA SENDIRI...... Pil BK Merenggut Ingatan Anakku Maraknya peredaran NAZA (narkotik dan zat aditif) membuatku terhenyak. Pil BK menghancurkan impianku pada buah hatiku tercinta. Oi adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia lincah dan pintar di sekolahnya. Sungguh, tak sedetikpun dalam otakku mengira anakku yang cantik ini terperangkap dalam jerat pil-pil setan, apalagi ia masih murid SD kelas dua di Tangerang. Kami sendiri, Insya Allah berasal dari keluarga baik-baik. Walau aku bekerja, aku tetap memperhatikan mereka. Kalau perlu setiap jam aku telepon untuk sekadar menanyakan >kondisi mereka. Aku mengetahui Oi menjadi penggemar pil itu setelah aku dipanggil pihak sekolah. Mereka menanyakan kenapa Oi sering mengantuk jika di kelas dan daya ingatnya sangat lemah belakangan ini. Matanya juga memerah. Aku kaget, sepengetahuanku Oi selalu berangkat tidur di bawah jam 21.00. Akupun menanyakannya."Oi, kata bu guru, Oi suka mengantuk di >kelas, kenapa sayang?" Oi tersenyum lugu. "Enggak tahu, mah.Oi ngantuk aja habis minum vitamin C yang Oi beli di tukang agar-agar. Vitaminnya enak loh, >mah, Oi beli tiap hari," tutur Oi polos. "Berapa harganya, Oi?" tanyaku penasaran. "Cepek, mah." "Coba mamah lihat vitaminnya?" Oi menyodorkan plastik kecil berisi satu butir pil berwarna kuning pucat. Sepintas seperti vitamin C yang disukai anak-anak.Kucicipi sedikit. Rasanya aneh. Manis tapi ada pahit sedikit. Rasa keibuanku mulai curiga. "Apa ini?" Kuperhatikan fisik Oi. Tak ada perubahan berarti. Hanya memang mata itu tidak bersinar seperti biasanya. Sedikit redup. Tanpa ba bi bu lagi, segera kubawa Oi ke dokter anak langganan kami. Kuserahkan pil itu untuk diteliti. Baru sebentar meraba dan sepintas melihat, sang dokter mengernyit dahinya. "Maaf Bu, ini pil BK, darimana ibu mendapatkannya?" tanya dokter itu pelahan. Aku terperangah. Walau suara itu pelan, tapi bagiku seperti halilintar di siang bolong. Ya...Allah buah hatiku mengkonsumsi pil laknat itu. Aku menangis, tak kuasa mendengar berita itu. "Tenang, bu. Saya akan periksa anak ibu sampai sejauh mana ketergantungannya," hibur dokter. Berdasarkan tes dokter, anakku belum sampai kecanduan, hanya kecenderungan ada. Anakku harus menjalankan terapi dan pengobatan karena efek pil itu menyerang otak atau ingatan Oi. Atas kasus anakku, pihak sekolah mulai ketat terhadap jajan di luar sekolah. Ternyata bukan anakku saja yang kena, banyak juga teman-temannya senasib. Terjerat secara tak sengaja. Aku pun berinisiatif, pihak sekolah bekerja sama dengan kepolisian mengadakan penyuluhan pada kami, seperti apa, sih jenis- jenis Naza itu dan bagaimana jika anak kita kecanduan. Alhamdulillah, derita yang dialami anakku membuka cakrawala berpikir para orang tua untuk lebih banyak berkomunikasi dengan anak agar kejadian serupa tak terulang. Namun, sebagai manusia, aku kadang masih tak terima atas kejadian ini. Apalagi jika Oi sering merengek. "Mamah, Oi mau vitamin itu, kepala Oi pusing." Aku mencoba menjelaskan dengan bahasa mereka. Karena memang belum kecanduan, Oi tak berontak atau kalap. Biasanya Oi hanya minta dipeluk. Mungkin Oi meminta kehangatan atas keresahan yang dirasakan tubuhnya. Biasanya pula aku memeluknya erat-erat, menumpahkan rasa bersalahku yang kadang timbul padanya. Kutahan agar tangisku tak pecah sehingga mengganggu kenyamanan yang dirasakan Oi. "Aku harus tegar, karena Oi bergantun padaku. Kalau aku hancur, bagaimana perasaan Oi," tekadku. Dalam doaku kuberharap pemerintah mendatang menindak keras jika perlu pelakunya digantung seperti di Malaysia. Bayangkan mereka telah rusak aset bangsa yang tak ternilai yaitu anak-anak kita. Mari bersatu galang kekuatan melawan setan-setan NAZA yang berkeliaran di sekeliling kita. (Seperti yang dituturkan seorang ibu kepada Ummi) >> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]