Usul deh buat para dokter beken dan terkenal....

Tulis di papan nama prakteknya...
Hanya menerima "pasien yang beken dan terkenal" JUGA
Hanya menerima CHASH tidak menerima KREDIT CARD
PENTING... JAM BICARA HANYA 10 menit

Jadi biar semua jelas...
Ini bukan joke atau apa.. tapi ya saya juga seorang ibu..
kalau ada ibu lain yang kena ya saya juga harus jaga-jaga

salam
ibunya laras

At 03:31 AM 4/24/2001 +0100, you wrote:
>pfffuuuuffff... b'hubung banyak yg nanya lewat jalum, apalagi yg lgs ke
>japri, mendingan saya jawab via jalum aja deh sekalian.
>
>Dokter yg saya maksud adalah Dr. Boyke Dian Nugraha.
>Jadi kalo ada rekan-rekan yg se-tipe dg saya (suka nyiapin sederet
>pertanyaan sebelum konsultasi) mending cari dokter yg gak terlalu beken en
>selalu diburu target ini-itu.
>
>Padahal temans, jadi dokter itu khan mulia bangets ya.... Sayang, imbalan
>pahala yg pasti didapat dicemari oleh hal-hal kayak gitu.
>
>-----Original Message-----
>From: lysta [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
>Sent: Tuesday, April 24, 2001 9:22 AM
>To: [EMAIL PROTECTED]
>Subject: Re: [balita-anda] Sikap dokter beken
>
>
>dr. boyke bukan sih ..?
>di RS. Dharma Nugraha ???
>Terbuka aja deh 'mba  Imelda....soalnya saya tinggal di jkt timur juga
>nih....dan saya sudah berencana utk anak ke-2 akan konsul ke dr ini...
>
>salam,
>mama Davi
>
>-----Original Message-----
>From: Sugiarti <[EMAIL PROTECTED]>
>To: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
>Date: Tuesday, April 24, 2001 9:14 AM
>Subject: Re: [balita-anda] Sikap dokter beken
>
>
> >Bagi saya kok jadi seperti tebak-tebakan deh...
> >dokter yang beken dan selebritis.. Klinik Pasutri minded ..trus.. rumah
> >sakit di kawasan Jakarta Timur
> >who is he or she?
> >Saya kan juga jadi was-was walaupun saya tinggal di jakarta barat... siapa
> >tau karena beken bisa praktek di mana-mana.
> >
> >
> >salam
> >ibunya laras
> >
> >
> >At 04:29 PM 4/23/2001 +0700, you wrote:
> >>sepetinya perlu diperjelas,
> >>siapa sih nama dokternya ?
> >>Untuk jaga-jaga supaya kita juga tidak mendapatkan
> >>hal yang sama seperti yang dialami oleh mbak Imelda
> >>
> >>
> >>----- Original Message -----
> >>From: "Diah Handayani" <[EMAIL PROTECTED]>
> >>To: <[EMAIL PROTECTED]>
> >>Sent: Monday, April 23, 2001 3:48 PM
> >>Subject: RE: [balita-anda] Sikap dokter beken
> >>
> >>
> >> >
> >> > pak taufan..
> >> >
> >> > meskipun milis balita-anda eksklusif untuk anggota.. bukan berarti
>berita
> >> > di dalamnya ikutan eksklusif juga lho pak..
> >> > inget nggak kasus RS.MMC, asalnya kan dari balita-anda.. tapi dampak
> >> > penyebarannya rruuuaarr biasa!!
> >> >
> >> > mungkin mbak imelda punya alasan tersendiri untuk merahasiakan
>identitas
> >> > sang dokter.. (yang meskipun rahasia tapi saya yakin banyak yang bisa
> >>nebak
> >> > .. lha wong blio itu termasuk selebritis...hehehe..)
> >> >
> >> > saya pribadi menyayangkan sikap dan perlakuan sang dokter..
> >> > istilahnya walopun sudah beken..mbok introspeksi diri, masih punya
>cukup
> >> > waktu tidak untuk melayani pasien.. kalo memang tdk bisa bagi waktu..
>ya
> >>..
> >> > bagi-bagi rejeki sama dsog yang lain doong...kasian pasiennya juga tdk
> >>bisa
> >> > mendapatkan pengobatan dan konsultasi yang maksimal...padahal sudah
>bayar
> >> > mahal...
> >> >
> >> > ma'af kalo ada kata-kata yang kurang berkenan...
> >> >
> >>
> >> >
> >> >
> >
> >
-----Original Message-----
From: Imelda, Pasni [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Monday, April 23, 2001 2:43 PM
To: balita anda (E-mail)
Subject: [balita-anda] Sikap dokter beken

Dear netters,
Saya mau curhat tentang apa yg saya alami di hari Jum'at yang lalu di sebuah
rumah sakit di kawasan Jakarta Timur.
Jum'at siang itu saya memutuskan pulang kantor lebih cepat agar bisa
berkonsultasi dengan seorang dokter ahli kandungan yang sangat-sangat
terkenal di negara ini. Ini untuk pertama kalinya saya menjadi pasien dia,
setelah sebelumnya di rumah sakit yg sama saya adalah pasien dokter
kandungan lainnya yg praktek hari Sabtu siang. Karena Sabtu siang kemarin
saya ada keperluan, maka saya mempercepat jadwal konsultasi saya pada hari
Jum'at tsb.
Saat awal konsultasi saya ceritakan niat saya yg ingin punya momongan kedua.
Dokter tsb mewajibkan saya untuk papsmear dan tes darah untuk diperiksa
toksonya, tanpa menerangkan apa kegunaannya ataupun apa resiko yg dapat
terjadi jika saya tidak melalui tahap tsb. Sampai tahap ini saya masih OK-OK
saja, karena saya sudah mengetahui 'sedikit' tentang kedua hal tsb dari
media massa ataupun dari obrolan sesama teman atau dari milist ini. Tapi
jauh di dalam hati saya protes, seharusnya dokter ini memberikan penjelasan
medis dan saran, bukan keputusan, karena itu adalah hak saya sebagai pasien
untuk mendapatkan penjelasan dan memberikan keputusan. Lalu bagaimana jika
dokter itu memberikan tindakan medis lainnya yg tidak begitu populer
sehingga pasiennya tidak familiar dengannya?
Singkat cerita, jadilah saya di-papsmear. Dokter itu tidak memberikan
kata-kata 'maaf/permisi' atau apa kek yg 'menentramkan' saya saat itu,
seakan-akan saya sudah 'terbiasa' menghadapi kondisi spt itu. Bagi dia
memang sudah sangat biasa, tapi bagi pasiennya...? Apalagi di negara Timur,
terutama bagi yg muslim spt saya... Duh!
Setelah papsmear saya kembali ke tempat duduk pasien. Ternyata dokter tsb
sudah siap dengan urusan administrasinya dan sambil berdiri serta menunjuk
pintu ruangan prakteknya yg telah terbuka lebar, dokter tsb meminta saya
untuk ke ruangan praktek dokter lain yg kebetulan sedang kosong untuk
pengambilan sample darah untuk tes toxo. Kesan saya dari sikap dokter tsb,
dia ingin saya cepat berlalu agar dia bisa cepat memeriksa pasiennya yg
sudah antri di luar. Akhirnya saya nekat mengajukan beberapa pertanyaan yg
memang saya persiapkan sebelum pergi ke RS tsb, sambil juga berdiri. Tampak
sekali wajahnya tidak suka saya bertanya hal-hal yg berkaitan dengan
kehamilan... Ampun deh...
Sesampainya di ruang praktek tempat pengambilan sample darah, saya heran kok
suster yg mengambil darah saya tidak menggunakan seragam RS. Setelah saya
tanya, ternyata suster tsb adalah suster Klinik Pasutri di daerah Tebet yg
dibawa khusus oleh dokter tsb ke RS itu, jadi bukan pegawai RS itu. Tambah
heran lagi saya.... Padahal di RS itu ada fasilitas laboratorium yg juga
dapat digunakan untuk memeriksa toxo dalam darah. Setelah mengambil darah
saya, suster tsb mengatakan bahwa biayanya 650 ribu, dan harus dibayar dg
uang cash saat itu juga. Lhooooo.....!! Saya bilang saya mau bayar pake
credit card, karena saya tidak bawa uang sebanyak itu, dan seharusnya suster
tsb bilang sejak awal sehingga saya tidak merasa dijebak spt ini. Si suster
malah menyuruh saya untuk pergi ke ATM untuk mengambil uang. Saya menolak
karena saya tidak bawa kartu ATM. Si suster pantang menyerah, saya diminta
untuk memberikan uang muka dan sisanya dilunasi esok hari. Saya menolak
juga, karena saya ada acara dan tidak dapat datang ke RS hari Sabtu keesokan
harinya dan yg jelas saya tidak mau bayar dengan uang cash karena rasanya
tidak aman bawa-bawa uang cash di jaman edan kayak sekarang.
Saya tanya ke suster, bagaimana kalau tidak jadi saja dan saya tes darah di
RS atau tempat lain saja. Kata si suster, bisa aja... tapi biasanya dokter
itu (sambil menyebutkan nama dokter tsb) maunya hasil tes dari Klinik
Pasutri-nya. Astagaaaaa.......... Makin sebel saya. Akhirnya saya putuskan
tidak jadi di tes saja, walaupun darah saya sudah diambil. Yang bikin saya
makin-makin kesel, surat pengantar dari dokter untuk tes darah dirobek oleh
suster tsb di depan saya. Alamaakkk!!
Sungguh saya jadi kecewa dg kesewenang-wenangan dokter yg sangat terkenal
tsb, beserta dg 'kroni'-nya.


>> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke