Saya setuju dengan pendapat pak Taufan. Kebetulan saya sendiri saat ini
sedang hamil 26 minggu dan sejak awal saya berkonsultasi dengan dr. Boyke.
Selama saya dirawat oleh beliau hampir bisa dibilang saya tidak mengalami
hal-hal yang tidak mengenakkan. Memang pernah suatu saat dokter tsb.
memeriksa saya agak terlalu cepat, karena waktunya sudah hampir habis
sementara masih banyak pasien menunggu diluar. Tetapi di lain waktu justru
dokter tsb. bisa meluangkan waktunya lebih banyak untuk memeriksa dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dengan tuntas dan memuaskan. Waktu itu
saya berpikir positif,  suatu saat ada kalanya seseorang diburu waktu
sehingga tanpa sadar dia melakukan apa yang seharusnya tidak dia lakukan.

Mengenai keterkaitannya dengan Klinik Pasutri yang kebetulan miliknya, saya
kira itu masih dalam taraf wajar. Namanya juga dokter yang punya klinik
sendiri, pastilah dia akan mereferensikan kliniknya untuk kepentingan
profesinya, asalkan untuk itu bukan "harga mati". Artinya, jika memang si
pasien menolak untuk menggunakan jasa klinik tsb., dokter ybs. haruslah
tetap bersedia menerima hasil pemeriksaan dari tempat lain yang dipilih
sendiri oleh si pasien, tentu saja dengan catatan bahwa apa yang diperiksa
sesuai dengan tujuan pemeriksaan dokter tsb.

Untuk kasus mbak Imelda, mungkin waktu itu tidak akan menjadi masalah
seandainya mbak menanyakan langsung ke dokternya apakah mbak bisa melakukan
pemeriksaan TORCH di tempat lain atau tidak. Mungkin susternya mengatakan
tidak bisa, tapi belum tentu dokternya mengatakan hal yang sama bukan ?
Apalagi kalau alasan mbak karena tidak membawa uang tunai, saya kira
dokternya akan maklum. Sebagai pembanding saja, saya pernah diberi resep
beberapa jenis obat dan vitamin yang harus saya minum, katakanlah obat A, B
dan C. Waktu itu dr. Boyke mengatakan bahwa jenis obat A dan B bisa dibeli
di rumah sakit tempat saya diperiksa (MMC), sedangkan untuk obat C tidak
dijual di MMC tetapi saya bisa mendapatkannya di Klinik Pasutri atau mungkin
di tempat lain. Dan setelah saya cek memang benar di MMC tidak dijual obat C
tsb. Waktu itu saya melihat bahwa dr Boyke tidak memaksa saya untuk membeli
obat C di Klinik Pasutri, tetapi membebaskan saya untuk membelinya dimanapun
saya mau.

Mengenai suster yang waktu itu berbuat "tidak sopan" dengan cara merobek
surat pengantar dari dokternya, mengapa tidak mbak laporkan saja sekalian ke
dr. Boyke ?

Demikian sedikit pengalaman saya, mudah-mudahan bisa menjadi bahan
pertimbangan bagi rekan-rekan sekalian untuk memilih dokter. Karena seperti
kata mbak Valentina, dokter itu juga cocok-cocokan sifatnya. Semua
tergantung kita. Maaf kalau terlalu panjang.

Salam:
Liena

----- Original Message -----
From: Taufan Surana <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Tuesday, April 24, 2001 10:14 AM
Subject: RE: [balita-anda] Sikap dokter beken


> Saya kira bukan masalah menghukum atau tidak, tetapi pada keterbukaan
> terhadap informasi yg semakin mudah diperoleh dg adanya teknologi internet
> ini. Kalau memang ada yg punya kesan bagus ttg dokter tsb, ya diungkapkan
> pula sbg pembanding. Akhirnya, yg menentukan tentunya kita sendiri.
> Dg hal spt ini para dokter atau RS yg sadar dg kekuatan internet ini pasti
> akan bertindak hati-hati, dg memperlakukan pasiennya dg lebih baik. Dg
> kompetisi spt ini, saya yakin pelayanan diberbagai bidang akan semakin
baik.
>
> Taufan
>
>
> -----Original Message-----
> From: Dwi Setyarini [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Tuesday, April 24, 2001 11:56 AM
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: RE: [balita-anda] Sikap dokter beken
>
>
> Sekarang sudah terbuka siapa nya.
>
> Terus selanjutnya tergantung dari kita pribadi, bagaimana kita menghukum
> seseorang. Tapi apakah memang hak kita untuk menghukum Dokter tersebut???
> Bisa saja emailnya Mba Imelda kita sebarkan sebagai hukuman dan bisa juga
> bagi yang
> merasa sebagai pasiennya langsung berhenti dan beralih ke Dokter lain.
>
> Itu kembali kepada kita. Tapi saya yakin Tuhan Maha Adil.
>
> -----Original Message-----
> From: Imelda, Pasni [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
> Sent: Tuesday, April 24, 2001 9:31 AM
> To: '[EMAIL PROTECTED]'
> Subject: RE: [balita-anda] Sikap dokter beken
>
>
> pfffuuuuffff... b'hubung banyak yg nanya lewat jalum, apalagi yg lgs ke
> japri, mendingan saya jawab via jalum aja deh sekalian.
>
> Dokter yg saya maksud adalah Dr. Boyke Dian Nugraha.
>
>
> >> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com
> >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
> Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
> Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
>
>


>> kirim bunga ke negara2 di Asia? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke