Ini saya coba copy paste mudah-mudahan bisa diterima......

Ibu Imelda yang sedang kecewa,

Pertama-tama saya mohon maaf jika pelayanan saya
mengecewakan ibu, tetapi ada hal-hal yang tidak benar
dalam pernyataan ibu yang harus diluruskan.  Karena
seandainya ibu memang seorang muslimah, bukankah
menyebarkan fitnah itu berdosa?

1.  Dalam kasus pemeriksaan ingin anak, saya tidak
pernah meminta pemeriksaan pap smear.  Pap smear
adalah permintaan ibu, sehingga saya pikir ibu telah
terbiasa melakukan pap smear, otomatis tak perlu
ditentramkan lagi.  Padahal sebelum pemeriksaan
ginekologi, saya mengatakan "mari saya periksa bu",
saya kira itu hanya masalah gaya berkomunikasi saja,
bu.

2.  Mengenai zuster dari Klinik Pasutri, ia memang
datang untuk membantu pasien, karena pemeriksaan TORCH
di rumah sakit dimaksud sebesar Rp. 890.000,- yang
oleh pasien-pasien saya dirasakan berat, sehingga atas
persetujuan rumah sakit, pasien saya dapat diambil
darahnya, daripada pasien-pasien saya harus datang ke
Klinik Pasutri.  Apalagi biaya pemeriksaan di Klinik
Pasutri sebesar Rp. 650.000,- sangat membantu
pasien-pasien yang ingin melakukan pre pregnancy test.
Saya sudah konfrimasi pada zuster yang melayani ibu. 
Yang dirobek adalah kwitansi dan surat pengantar,
karena ibu tidak jadi periksa padahal darah sudah
diambil, itupun zuster meminta konfirmasi ibu terlebih
dahulu untuk merobeknya.  Dengan kata-kata "kalau
tidak jadi, saya robek ya bu?" dan diiyakan oleh ibu.

Sebenarnya, zuster saya sudah memberikan kemudahan
untuk membantu ibu, untuk membayar tanda jadi saja,
tetapi ibu menolak.  Oleh karena itu, formulir
pengambilan darah dan kwitansi yang terlanjur dibuat
harus dimusnahkan.  Kalau ibu tidak puas, zuster dan
saya pun bersedia untuk berkomunikasi lagi dengan ibu.

Demikian penjelasan saya, mudah-mudahan ibu menjadi
tentram dan terima kasih.

Reply via email to