sumber :dari klinik nya www.pdat.com
      
            Jinak-jinak Merpati

          Jangan salahkan jika merpati, burung yang
          kelihatan jinak itu, diam-diam menjadi tempat
          transit penyakit. Toh, merpati tak pernah
          berjanji.
          Penelitian atas merpati di Amerika Serikat
          ini dilakukan pada pengidap HIV/AIDS. Meski
          Anda sehat wal afiat, sebaiknya ikut menyimak
          hasilnya, terutama jika sehari-hari dekat
          dengan burung itu.
          Penelitian ini menyangkut jamur Cryptococcus
          neoformans yang dibawa merpati itu dan
          diketahui bersifat infeksius pada manusia.
          Pada tubuh yang sehat, ketika jamur itu
          terisap, ia menginfeksi paru-paru. Korban
          mungkin tak merasakannya sampai suatu ketika
          paru-paru meradang. Pada saat yang sama,
          jamur ini telah dibawa aliran darah ke sistem
          syaraf pusat (otak). Otak pun ikut meradang.
          Pada penderita AIDS, menurut penelitian ini,
          jenis infeksi tergantung umur penderita. Jika
          pada orang dewasa pengidap AIDS dapat
          menyebabkan infeksi sistem syaraf pusat yang
          jauh lebih parah dibanding ketika menginfeksi
          tubuh yang sehat, pada anak-anak pengidap
          AIDS penyakit yang muncul dapat berbeda.
          Penelitian itu dilakukan di Bronx, wilayah
          pemukiman di New York yang memiliki banyak
          burung dara. Sebanyak 185 orang yang berusia
          satu minggu hingga 21 tahun diinvestigasi dan
          didiagnosa contoh darahnya. Sampel darah itu
          diperiksa di Montefiore Medical Center sejak
          Juli 1998 hingga Februari 1999.
          Tujuan penelitian ini untuk menentukan apakah
          sedikitnya prevalensi penyakit cryptococcal
          pada anak-anak dengan AIDS berhubungan dengan
          sedikitnya kasus infeksi jamur Cryptococcus
          neoformans pada anak-anak itu. Selain itu,
          untuk mempelajari apa yang dapat terjadi pada
          kasus infeksi yang akut serta
          mengidentifikasi cara yang terbaik untuk
          melawannya.
          Dr. David Goldman, pakar di Albert Einstein
          College of Medicine yang bertindak sebagai
          pimpinan penelitian mengungkapkan, timnya
          menemukan 70 persen dari anak-anak yang
          berusia di atas lima tahun yang tinggal di
          lingkungan perkotaan itu telah terinfeksi
          jamur Cryptococcus neoformans. Selain itu,
          anak-anak yang berusia dua hingga lima tahun
          yang telah terinfeksi mencapai 50 persen.
          Menurut Goldman, dari penelitiannya tidak
          diketahui pengaruh jangka panjang apa yang
          dapat dimunculkan oleh jamur tersebut. ''Yang
          pasti, anak-anak yang terinfeksi jamur ini
          berpotensi besar untuk mengidap berbagai
          penyakit anak-anak,'' ujarnya, sembari
          menambahkan, masih diperlukan kerja lanjutan
          untuk menemukan apakah infeksi jamur pada
          anak-anak itu berhubungan dengan
          penyakit-penyakit khusus.

>> Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



Kirim email ke