Date: Sun, 29 Apr 2001 23:42:59 -0700 (PDT) From: Icad Hanief <[EMAIL PROTECTED]> Mewaspadai si Bulat Panjang : SOSIS 22 Apr 2001 14:00:35 WIB Sosis dan Jenisnya Produk sosis makin merebak dipasaran. Sayang, banyak konsumen yang hanya ikut-ikutan lahap memakan tapi belum mengenal lebih jauh produk satu ini. Padahal dari segi bahan baku, bahan penolong dan proses pembuatannya, kemungkinan besar melibatkan bahan-bahan yang berasal dari barang haram. Sosis atau sausage berasal dari kata salsus yang berarti menggiling dengan garam. Sesuai dengan namanya, sosis merupakan produk olahan daging yang digiling. Pada zaman dahulu, sosis dibuat dengan cara sederhana. Daging digiling dan dihaluskan, dicampur bumbu, kemudian diaduk dengan lemak hingga tercampur rata dan dimasukkan ke dalam selongsong. Selongsong yang dipakai pun masih alami, yaitu usus hewan, seperti usus Sapi atau Kambing. Bisa dibayangkan jika kita ingin memproduksi secara massal, berapa panjang usus yang dibutuhkan ?. Saat ini, dengan kemajuan teknologi, sosis telah dibuat secara modern dengan berbagai jenis dan ukuran. Berdasarkan daerah dikembangkannya, dikenal berbagai nama dagang (brand) sosis. Dari daerah Salami, dikenal dengan Salami Sausage. Sosis jenis ini merupakan bentuk daging giling yang kadang-kadang dibiarkan tidak halus, sehingga bagian-bagian dagingnya masih terlihat. Dikenal juga Bologna Sausage dari Bologna dan Frankfurter Sausage dari Frankfurt. Dua jenis sosis terakhir merupakan sosis yang bertekstur lembut. Frankfurter kemudian lebih populer di Jerman dengan nama Wiener Sausage. Sedangkan di Amerika Serikat orang mengenalnya dengan istilah Hot Dog. Berdasarkan tingkat kehalusan penggilingan daging, sosis dibedakan atas sosis daging giling dan sosis emulsi. Dalam sosis daging giling, daging tidak dihaluskan. Sehingga masih terlihat serat-serat daging yang belum hancur dan menghasilkan tekstur yang khas. Sedangkan dalam sosis emulsi daging digiling halus sampai terbentuk emulsi dengan lemak yang ditambahkan. Ada juga daging giling yang proses pembuatannya mirip sosis namun tidak dibungkus dengan selongsong. Daging giling ini hanya dicetak berbentuk bulatan atau kotak (moulding). Jika daging gilingnya masih dalam bentuk kasar (belum menghasilkan emulsi), jenis ini yang lebih dikenal dengan nama Hamburger. Sedangkan, yang dibuat dari daging giling emulsi dan dipanaskan akan menghasilkan meat specialties, atau yang diproses lebih lanjut bisa menghasilkan meat loaf. Sosis juga sering diolah lebih lanjut dengan proses fermentasi bakteri asam laktat. Bakteri yang digunakan antara lain Pediococcu sp dan Lactobacillus sp. Sosis fermentasi lebih dikenal dengan istilah dry sausage atau semi dry sausage. Contoh sosis jenis ini antara lain adalah Salami Sausage, Papperson Sausage, Genoa Sausage, Thurringer Sausage, Cervelat Sausage dan Chauzer Sausage. Jenis ini biasanya dikonsumsi orang-orang bule dan jarang ditemui di pasar Indonesia. Sedangkan jenis yang banyak dipasarkan di Indonesia biasanya adalah sosis emulsi segar (fresh sausage) tanpa fermentasi. Saat ini banyak sekali jenis dan ragam sosis yang dipasarkan ditoko atau pasaran swalayan dalam berbagai bentuk dan ukuran. Di pasaran biasanya jenis sosis hanya dituliskan dalam bentuk asal bahan baku, seperti beef sausage dari Sapi, chicken sausage dari Ayam atau pork sausage dari Babi. Sosis atau sausage berasal dari kata salsus yang berarti menggiling dengan garam. Sesuai dengan namanya, sosis merupakan produk olahan daging yang digiling. Pada zaman dahulu, sosis dibuat dengan cara sederhana. Daging digiling dan dihaluskan, dicampur bumbu, kemudian diaduk dengan lemak hingga tercampur rata dan dimasukkan ke dalam selongsong. Bahan baku yang dipakai dalam pembuatan sosis adalah daging. Biasanya diambil potongan daging yang tidak terlalu bagus, seperti chack, flank atau bisket. Daging ini bisa berasal dari bermacam-macam hewan. Yang paling sering digunakan adalah daging Sapi dan Babi. Belakangan ayam juga sering dipakai sebagai bahan baku sosis. Sedangkan di Jepang banyak dikembangkan sosis ikan (fish sausage). Sedangkan bahan tambahan yang digunakan adalah lemak. Gawatnya, untuk menghasilkan sosis yang baik, orang banyak menggunakan lemak hewani. Dengan lemak hewani ini, tekstru sosis menjadi lebih baik. Sedangkan lemak nabati yang biasanya cair pada suhu kamar akan menghasilkan tekstur yang lebih lunak. (bersambung) >> Rayakan ultah putra/i Anda dengan kue Teletubbies dll! Klik, >http://www.indokado.com/kueultah.html >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]