Waktu anak saya kena deman, saya juga kompres pake air hangat. Karena waktu
bayi, saya pernah konsul ama
  suster di rumah sakit (waktu itu anak saya rawat inap sebulan di rumah
sakit, abis lahirnya prematur, kembar lagi!)
  kata sustes sana , kalau demam kompres pake air hangat bisa lebih cepat
turunnya.
 Hal ini juga pernah saya tanyakan pada DSA anak saya, dan ia membenarkan

Salam,
Aminah





"Rimbo Bawono" <[EMAIL PROTECTED]> on 2002/04/18 11:56:09 AM

Please respond to [EMAIL PROTECTED]

To:   <[EMAIL PROTECTED]>
cc:

Subject:  [balita-anda] balita anda - sakit panas? Mandikan dengan air
      hangat


FYI,

salam,
RB

Ternyata kompres dengan es sudah ketinggalan zaman dan tak efektif.

Yang paling pas, gunakan air hangat dan mandikan anak. Selama ini kompres
air dingin atau es, lazim diterapkan para ibu saat anaknya demam atau panas
tinggi. "Kalau suhunya 37,5 sampai 39 derajat Celcius, cukup pakai
obat-obat penurun panas. Tapi kalau sampai 39-40 derajat Celcius, kompres
perlu dilakukan untuk membantu menurunkan panas," kata dr. Waldi Nurhamzah,
Sp.A, dari FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo Jakarta. "Penyakit apa pun, dari
yang ringan seperti flu atau infeksi ringan, hingga infeksi berat di
susunan saraf pusat atau di otak, dapat menggunakan kompres."

JUSTRU TAMBAH PANAS
Zaman dulu, kata Waldi, untuk mengompres umumnya digunakan air dingin atau
es. Ternyata cara itu kini sudah ditinggalkan. "Sebab, kalau tubuh
dikompres es atau air dingin, suhunya tak turun, malah makin tinggi. Ini
terjadi karena mekanisme tubuh yang sedemikian rupa, di mana jika kondisi
di luar dingin, maka tubuh akan menginterpretasi- kan kalau dirinya kurang
panas.
 Akibatnya, tubuh pun akan tambah panas."

Selain itu, efek dingin bisa membuat pembuluh darah di permukaan kulit jadi
mengecil. Alhasil, panas yang seharusnya dialirkan oleh darah ke kulit agar
keluar, terhalang karena jalannya terhambat. "Kompres dingin juga bisa
membuat pusat pengaturan panas dalam tubuh jadi kacau. Saraf-saraf yang
digunakan untuk melihat atau
memantau suasana di luar tubuh menangkap kesan, di luar tubuh dingin,
sehingga tubuh pun akan bertambah panas." Kendati kompres dingin sudah
tidak lagi dianjurkan karena berdampak negatif, "Tapi tak sepenuhnya
ditinggalkan. Untuk sejumlah kasus semisal luka memar dan bakar, kompres
air dingin masih kerap digunakan. Bahkan air dingin disiram- kan ke tubuh
korban luka bakar," jelas Waldi.

BAHAYA PAKAI ALKOHOL
Selain kompres air dingin atau es, kompres alkohol juga amat diakrabi.
Biasanya, lanjut Waldi, dilakukan pada pasien di rumah-rumah sakit. Prinsip
kerjanya adalah karena sifat alkohol yang mudah menguap. "Untuk menguap
memerlukan panas dan panas tadi berasal atau diambil dari tubuh pasien.
Nah, diharapkan, dengan
kompres alkohol, panas tubuh akan berangsur turun."
Namun, seiring dengan kemajuan ilmu kedokteran, kompres alkohol sudah mulai
ditinggalkan karena dapat membahayakan kesehatan. "Jika alkohol dibalurkan
ke tubuh, uapnya dapat terhirup si sakit. Ini bisa mengganggu susunan saraf
pusat." Selain itu, alkohol pun mudah terbakar, sehingga berbahaya.

AIR HANGAT
Nah, saat ini yang lazim digunakan adalah kompres dengan air hangat atau
suam-suam kuku. "Ini cara terbaik untuk menurunkan panas." Sebab, jelas
Waldi, kalau suhu di luar tubuh terasa hangat, maka tubuh akan
menginterpretasikan bahwa suhu di luar cukup panas. "Dengan demikian, tubuh
anak akan menurunkan kontrol pengatur suhu di otaknya, supaya suhu tubuhnya
jangan terlalu panas." Jadi, kebalikan dari kompres air dingin,
tubuh yang panas akan semakin panas, karena tubuh menganggap di luar
suhunya dingin.
Walau demikian, cara termudah untuk menurunkan suhu tubuh anak adalah
dengan memberinya obat penurun panas. Di rumah sakit pun, pasien yang
datang dengan keluhan panas tinggi, tindakan pertama yang dilakukan
adalahmemberinya obat penurun panas. "Kalau sudah dikasih obat tapi panas
tetap tinggi, baru dikompres.
Jadi, kompres bukan untuk keadaan darurat. Ia dipakai untuk membantu
menurunkan panas, selain pemberian obat penurun panas." Dengan kata lain,
kalau ternyata obat penurun panas yang diberikan dirasakan telah cukup,
anak pun tak perlu lagi dikompres.

TETAP HARUS MANDI
Cara mengompres dengan air hangat yang paling efektif, kata Waldi, adalah
memandikannya dengan air hangat. "Minimal, itulah yang disebutkan di
>literatur asing," katanya. Anak yang sakit, katanya, harus dimandikan,
dicelup, atau dibilas dengan air hangat. "Bukan sekadar melap tubuh atau
kepala anak dengan handuk hangat. Kalau perlu, anak yang sakit dimasukkan
ke dalam bak mandi beri air hangat. Cara ini terbukti sangat membantu untuk
menurunkan panas badan anak."
Tak perlu khawatir penyakit anak bakal bertambah parah jika dimandikan
dengan air hangat. "Biarkan si kecil main air hangat. Apalagi pada dasarnya
anak kecil suka air." Selama ini ada pemahaman yang salah dari para orang
tua, bahwa anak sakit tidak boleh kena air atau mandi. Pemahaman tersebut,
menurut Waldi, harus
disingkirkan. "Itu semua masa lalu. Justru orang tua harus sadar, anak
sakit pun, badannya harus senantiasa
bersih. Di rumah sakit pun, anak harus mandi. Nah, apalagi di rumah?" Ia
juga mengingatkan, kulit anak sakit penuh oleh kuman hingga harus tetap
 mandi agar bersih.

Lalu bagaimana kalau anak tak mau mandi dengan alasan lagi sakit?
"Ya, pandai-pandainya orang tua membujuk. Memang, anak cenderung malas kena
air dingin.
Tapi air hangat, anak pasti suka. Kalaupun anak tak mau mandi di kamar
mandi, kan, bisa dimandikan di tempat tidur."

TEMPAT TEPAT
Kembali ke soal kompres, pada prinsipnya mengompres adalah memberi
kemungkinan agar panas yang ada dalam tubuh dapat mengalir keluar. Panas
keluar melalui tempat-tempat di mana pembuluh darah besar yang dekat dengan
>kulit berada, seperti di leher, ketiak, dan selangkangan. "Jangan di dahi
karena tak banyak manfaatnya untuk menurunkan panas." Kalau hanya dahi yang
dikompres, tutur Waldi, "Yang dingin, ya,
cuma dahinya, sementara tubuhnya tetap panas." Cara yang benar adalah
meletakkan kompres di tempat
yang tepat, yaitu di leher, ketiak, dan selangkangan.
Nah, sekarang sudah lebih paham, kan?




>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik,
http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]




>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke