Bila si Kecil Gampang Menangis Salah memberi perhatian, salah cara menyikapi, salah cara memotivasi, salah berkomentar dan salah bertindak bisa menyebabkan anak menjadi cengeng.
Wajar, jika banyak orang jengkel terhadap si kecil Didit. Anak lima tahun berpostur gemuk itu begitu mudahnya menangis hanya karena sebab-sebab sepele. Ketika permennya jatuh ke selokan, ketika ibu melarangnya membeli es, ketika terjatuh di halaman, atau sekedar diejek teman saja ia sudah menangis. Ibu Didit sering kebingungan menghadapi sifat cengeng anak semata wayangnya itu. Satu waktu ia merasa kasihan dan berusaha memenuhi apa yang menjadi per,intaanya. Namun tak jarang pula ia menjadi jengkel dan meledaklah kemarahannaya demi mendiamkan tangis Didit. Sebenarnya, mengapa seorang anak tumbuh menjadi cengeng? Benarkah memang sudah karakter mereka semenjak lahir, dan tak bisa diubah? Merasa tidak aman Perasaan aman, termasuk salah satu kebutuhan manusia yang utama. Orang yang merasa tidak aman, ia memiliki ketakutan terhadap sesuatu hal. Bukan saja kepada hal-hal yang seram dan menakutkan, tetapi ketakutan itu bisa terhadap apa saja. Anak bisa merasa tak aman ketika ibu tak berada di dekatnya. Ketika di sekitar mereka banyak orang yang tak dikenalnya dengan baik, beragam pikiran negatif muncul di benak mereka. Anak pun bisa merasa tak aman dari rasa malu. Mereka takut dipermalukan, takut ditertawakan. Ketika mereka terjatuh dan puluhan mata memandang ke arahnyadengan terkejut plus kasihan, meledaklah tangis mereka, bukan karena sakit tetapi karena malu menjadi pusat perhatian. Ibu terlalu melindungi Ibu seperti ini terlalu cepat bereaksi menolong anaknya jika anak mengalami celaka sedikit saja. Anak menjadi terbiasa ditolong, tak pernah mengalami hal-hal berat dan sulit, dan tak memiliki kekuatan mental menghadapi saat-saat yg menegangkan. Karenanya mereka bereaksi dengan menangis ketika menghadapi suasana tegang. Ketika anak tersandung batu dan terjatuh, mengapa ibu harus menjerit keras-keras, lantas tergopoh-gopoh menolongnya ? Setiap anak, sesungguhnya akan bereaksi sesuai dengan reaksi lingkungannya. Kalau ibu tetap tenang, tidak menampakkan perasaan khawatir, anak akan menganggap bahwa peristiwa 'jatuh' adalah hal biasa. Tetapi melihat kekhawatiran ibu yang berlebihan, tentu saja mereka akan belajar pula untuk khawatir dan selanjutnya menjadi takut jatuh. Mendapat Keuntungan dari Cengengnya Ketika anak menemukan kenyataan bahwa ia bisa memperoleh apa yang ia ingini dengan cara menangis, segera ia akan menggunakan senjata 'tangis' itu untuk memperoleh apa saja yang ingin mereka dapatkan. Permen, es, hingga mainan yang semula terlarang bagi mereka, akhirnya akan dibelikan juga oleh ibu setelah mereka menangis meraung-raung. Dan anak-anak pandai belajar dari pengalaman, sehigga kerap mereka memilih untuk menangis justru ketika ibu sedang menerima tamu, atau ketika mereka sedang berbelanja di toko, karena kondisi-kondisi ini lebih besar kemungkinan ibu akan meemnuhi permintan mereka dengan cepat. Supaya Anak Tidak Cengeng Khawatir boleh, tapi jangan berlebihan Kendalikan kekhawatiran ibu, jangan dinampakkan di raut muka . Separah apapun kondisi anak, ibu harus terlebih dahulu menenangkan diri. Anak sangat pandai membaca raut muka ibu, sehingga kekhawatiran kecilpun mereka bisa menangkapnya. Tegas itu Perlu Tindakan Ibu Didit yang sesekali mengabulkan permintaan Didit dan menolaknya di kesempatan yang lain akan membuat Didit tak memiliki kepastian. Anak akan cenderung mencoba menangis dengan harapan ibu akan menuruti permintaannya. Kecuali jika mereka tahu pasti bahwa ibu tak akan mengabulkan permintaannya, mereka tak akan menangis, karena tahu akan sia-sia. Penuhi Rasa Aman Anak Jika mereka ketakutan, apa yang menjadi penyebabnya ? Jangan sekali-kali orangtua memaksa anak untuk menghilangkan rasa takutnya. Komentar seperti, "tak usah takutnggaak ada apa-apa,kok." Atau, "Ah, begitu saja kok takut." Yang harus dilakukan adalah menumbuhkan rasa aman pada diri anak. Ketika anak menangis , peluk mereka terlebih dahulu untuk menumbuhkan perasaan aman. Satu atau dua menit berikutnya, barulah mereka bisa diyakinkan, bahwa kekhawatiran mereka tak akan terjadi. Latih Anak Menguatkan Mentalnya Ketika anak menghadapi suasana menegangkan, latih mereka untuk menguasai diri. Saat mereka mulai menangis , tenangkan hati mereka dengan sabar. "Sabar, Adi. Kita cari bersama truk-mu yang hilang. Kalau kau mencarinya dengan menangis, justru tidak akan terlihat olehmu." Atau ketika diejek temannya, "Tenang, biar saja mereka bicara seenaknya. Yang penting kenyataannya kau tak seperti yang mereka ejekkan. Kalau kau terus menangis, mereka merasa senang dan menang." Beri Pujian Ketika Berhasil Jangan pusatkan perhatian pada kesalahannya. Diamkan dan jangan beri perhatian baik berupa kata-kata penghibur, atau sebaliknya omelan jika anak menangis tanpa sebab. Sebaliknya segera beri pujian, perhatian dan sentuhan kasih saying manakala anak sesekali berhasil menahan tangisnya. ___________________________________________________________ Sent by ePrompter, the premier email notification software. Free download at http://www.ePrompter.com. _________________________________________________________________ MSN Photos is the easiest way to share and print your photos: http://photos.msn.com/support/worldwide.aspx >> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/ >> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]