Ibu Tutin dan teman2 lain,

Saya belum pernah baca artikel ttg anak yg menjadi bingung
krn pakai bilingual. Kalau ada yg punya, tolong dikirim dong...

Menurut saya sih, selama tidak ada tekanan ke anak, saya
kira tidak ada masalah.

Kalau saya sendiri belajarnya benar2 sambil bermain. Kalau
Rihan dan Afi sedang tidak mau, ya sudah.. STOP.

Biasanya, saya, Rihan dan Afi bermain flashcards Bhs Inggris
pagi hari begitu bangun tidur dan sebelum melakukan hal2 lain.

Bicara/komunikasinya juga saya gunakan bhs inggris, shg
Rihan jawabnya juga pakai bhs inggris (kecuali jika ada kata
yang belum tahu bhs inggrisnya, biasanya jawabnya pakai
bhs indonesia atau jepang).

Flashcards-nya sendiri memang tidak selalu di-flash, tapi kadang2
hanya di taruh di lantai, terus main cepet2-an cari kata2.
Kadang2 juga liat flashcards yg di video.

Habis itu baru pada gosok gigi dan persiapan lainnya utk
berangkat 'sekolah'.

Malam hari sebelum tidur, biasanya Rihan dan Afi dibacakan
minimal 3 buku bacaan anak, masing2 Bhs Jepang, Indonesia
dan Inggris. Dan kalau yg bhs inggris, Dewi, istri saya, biasanya
bukan membaca, tapi dibuat lagu/nyanyian, shg Rihan dan Afi
sangat senang. Kadang2, Rihan sendiri yg bikin lagunya,
walaupun naik/turunnya nada masih kadang2 kacau :)

Selain hal diatas, kalau di rumah saya selalu berusaha
menggunakan bhs indonesia kpd mereka berdua. Kalau
di luar rumah pakai bhs jepang.

Kalau yg nempel2 kertas itu, saya sendiri belum punya
pengalaman dg anak2 saya (walaupun saya dulu juga
seperti itu waktu belajar bhs jepang).
Ibu Nike yg ada di USA yg punya pengalaman.
Bgmn Ibu Nike ?

Teman2 lain yg punya pengalaman juga ditunggu
sharingnya supaya kita bisa saling tahu pengalamannya.

salam,

Taufan
www.balitacerdas.com


-----Original Message-----
From: Tutin Aryanti [mailto:[EMAIL PROTECTED]]
Sent: Thursday, July 04, 2002 12:27 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [balita-anda] Cara belajar


Pak Taufan,
Saya mencoba mengajarkan sekaligus bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Maunya sih sekalian bahasa Sunda, bahasa Jawa, dan bahasa Bugis, soalnya
neneknya Ain dari Jawa dan Bugis, tapi kita tinggal di Bandung,
he...he...he... TApi saya bingung nih. Baca e-mail Pak Taufan bahwa anak
punya kemampuan jauh lebih besar dari yang kita duga, saya jadi sadar,
mungkin saya sering underestimate ke anak. Masalahnya, saya pernah baca
tentang masalah
psikologis anak, yaitu BILINGUAL, dimana anak mengalami kebingungan karena
bahasa yang kita berikan padanya lebih dari satu. Akibatnya, anak malah jadi
hilang percaya dirinya.

Kalo pengalaman Pak Taufan dan rekan-rekan yang lain, nggak ada masalah ya,
memperkenalkan multilingual sekaligus? Trus gimana tuh teknisnya? Saya
ikut-ikutan nempelin kata-kata dan huruf di berbagai benda di rumah. Apa
sekalian aja ditempel 2 bahasa untuk satu benda? Mungkin dengan warna beda
ya, misalnya yang bahasa Indonesia pake warna merah, trus yang bahasa
Inggris pake warna biru? Pokoknya eye-catching, kan? Gimana ya, baiknya?
Trus gimana juga kalo ngajak ngomong? Diseling atau dobel juga?

Makasih ya, untuk sharingnya. Sorry nih, borongan nanyanya... ;)

[MamAin]

-



>> Kirim bunga ke kota2 di Indonesia dan mancanegara? Klik, http://www.indokado.com/
>> Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


Kirim email ke