Kedokteran Pertanian

Daoed Joesoef

DI sekitar hari kelahiran Pancasila, rakyat Indonesia
disajikan berita yang bertubi-tubi oleh media massa
tentang busung lapar, kekurangan gizi, penyebaran
penyakit fatal, dan kemiskinan yang kronis. Ini
benar-benar suatu ironi mengingat semua anomali
kehidupan berbangsa tersebut terjadi di sektor
pertanian, yaitu lingkungan hidup dan kerja yang telah
berjasa begitu besar selama revolusi fisik kemerdekaan
nasional, kemerdekaan yang katanya bersendikan
asas-asas Pancasila.

PPENDUDUK di lingkungan ini yang dari dahulu hingga
sekarang selalu nrimo namun tetap bekerja keras,
karena alam sering tidak membantu, ternyata masih
kurang sekali dipikirkan oleh politikus, kurang
dilayani oleh pemerintah, kalaupun bukan dilupakan,
karena keterpencilan letaknya dari pusat-pusat
pengambilan keputusan.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/15/opini/1809976.htm

Gizi Generasi Televisi

Oleh Tan Shot Yen

SAYA terenyak ketika sopir taksi yang saya tumpangi
mengeluh. Uang dua puluh ribu rupiah yang dibawanya
pulang habis dalam sehari untuk jajanan kedua anaknya
yang masih di bangku SD. Lebih mencengangkan lagi
ketika ia menyebutkan berbagai merek jenis makanan
kemasan yang menjadi favorit anak-anak itu. Mereka
sudah tidak pernah mau menyentuh sayur kecuali dipaksa
dan diancam.

Aneka rasa makanan dalam aneka kemasan menawan
merambah warung-warung kecil. Paha ayam dan irisan
sayur hijau-cukup berupa gambar pada bungkusnya-serta
pernyataan "diperkaya oleh mineral dan zat gizi" ampuh
mendongkrak nilai jual. Padahal, kompleksitas
kebutuhan gizi manusia jelas melampaui angka yang
tertera. Pernah, seorang artis cilik dalam iklan
televisi menepis buah jeruk asli demi dagangan
terbarunya: serbuk minuman artifisial beraroma jeruk.

Masalah busung lapar pertama-tama adalah masalah
ketidakadilan ekonomi. Situasi ini diperparah dengan
terpesonanya pemerintah oleh investasi pelbagai produk
industri pangan. Bukan hanya abai terhadap tanggung
jawabnya menyediakan pangan bersubsidi bagi kaum
miskin dan memberikan pendidikan pangan yang adil
serta mendasar (baca: bebas kepentingan investasi
produk industri pangan), pemerintah juga tidak lagi
mencermati hasil-hasil penelitian tentang korelasi
produk teknologi pangan dan dampaknya di kemudian
hari.

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/15/opini/1818284.htm


Baktos,

Rahman, Wassenaar/NL


                
__________________________________ 
Discover Yahoo! 
Find restaurants, movies, travel and more fun for the weekend. Check it out! 
http://discover.yahoo.com/weekend.html 



Ti urang, nu urang, ku urang jeung keur urang balarea 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/Baraya_Sunda/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    [EMAIL PROTECTED]

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


Kirim email ke