The Latest from IndoPROGRESS
Wiji Thukul dan Puisinya
Posted: 02 Mar 2008 04:18 AM CST
Dian Purba

TIDAK ada yang lebih menakutkan Orde Baru daripada Pramoedya Ananta Toeryang 
kreatif dan Wiji Thukul yang miskin dan bertubuh kurus kering yangseumur hidup 
bernaung di bawah atap rumah petak di sudut gelap kotaSolo (Daniel Dhakidae). 
Untuk yang pertama disebutkan di atas, tidakada penerbit yang bersedia 
menerbitkan karya-karyanya. Pramoedya yang"hanya" penulis roman menjadi "musuh" 
bersama ketika Orde Baru masihberkuasa. Tidak cukup hanya itu saja. Banyak 
naskah-naskah Pram(sebutan untuk Pramoedya) dibakar oleh kekuasaan fasis Orde 
Baru. Inimembuat Pram, dan juga bangsa ini, kehilangan harta paling 
berhargayang dia punya. Semua karyanya dilarang beredar. Tidak ada satu puntoko 
buku yang berani menjual bukunya. Sekolah-sekolah di negeri ininyaris tidak 
pernah membahas karyanya. Tuduhan subversi (tindakanmengancam keselamatan 
negara) dilayangkan bagi siapa saja yang ketahuanmembaca buku Pram.

Wiji Thukul mengalamihal yang kira-kira sama dengan apa yang dialami Pram. 
Kalau Pramkehilangan naskah-naskah berharganya, Wiji Thukul harus 
dihilangkanuntuk menghentikan gerak "subversifnya." Tak satupun yang tahu 
dimanarimba dari penyair yang berbapakkan seorang pengayuh  becak itu. 
Kemampuannya menghidupkan kata-kata menjadi api semangat perlawananmenentang 
ketidakadilan mengharuskannya untuk "dibumuhanguskan" darinegeri ini. Baik Pram 
maupun Wiji Thukul, hanya memproduksi kata-kata.Dan rupanya yang paling 
ditakuti Orde Baru bukanlah senjata akan tetapikata-kata.
Puisi yang membumi

BagiPram keindahan itu terletak pada kemanusiaan, yaitu perjuangan 
untukkemanusiaan, pembebasan terhadap penindasan. Jadi, keindahan ituterletak 
pada kemurnian kemanusiaan, bukan dalam mengutak-atik bahasa.Wiji Thukul 
bukanlah seorang yang terlalu pandai mengutak-atik bahasa.Bahasanya begitu 
sederhana. Puisi-puisinya tidaklah memenuhi"kaidah-kaidah" penulisan puisi yang 
"baik." Thukul menorehkan penanya,menuliskan semua yang dialaminya sehari-hari 
bersama mereka yang selaluditindas. Puisi bagi dia adalah media yang mampu 
menyampaikanpermasalahan dirinya selaku orang kecil, orang-orang 
yangterpinggirkan. Kemelaratan hidup mewarnai hampir semua karyanya. Kitatidak 
akan menjumpai kata-kata simbol yang membingungkan pikiran dalamkaryanya. 
Puisinya bagaikan sengatan lebah bagi penguasa lalim,dikarenakan pemilihan 
kata-kata yang tepat untuk menjelaskan kondisisosial dengan begitu transparan. 
Kesederhanaan dalam berbahasa justrumemperkuat makna puisinya
 sehingga kata-katanya akan menghunjam tepatke sasaran bagaikan peluru.

Puisi yang ditakuti

Dalam semua puisi yang terkumpul dalam buku kumpulan puisi "Aku Ingin Jadi 
Peluru," ada dua puisi yang selalu membuat kuping penguasa memerah 
mendengarnya. Puisi yang pertama berjudul Bunga dan Tembok.

…

jika kami bunga
engkau adalah tembok
tapi di tubuh tembok itu
telah kami sebar bibit-bibit
suatu saat kami akan tumbuh bersama
dengan keyakinan: engkau harus hancur!

Thukulmenggunakan kiasan "tembok" untuk penguasa dan "bunga" untuk rakyatyang 
dirampas tanahnya dan digusur rumahnya. Sejarah dengan baik telahmencatat bahwa 
di mana ada penindasan, ketidakadilan, pembodohan, disana akan tumbuh pula 
"bibit-bibit" untuk berlawan. Di sana bersama"tembok" dan "biji-biji" yang 
sudah disebarkan akan selalu adakontradiksi. Kontradiksi yang terjadi adalah 
kontradiksi takterdamaikan. Karena kondisinya memang harus demikian, maka 
"tembok" ituharus hancur. Kemudian yang akan kita saksikan selanjutnya 
adalahmekarnya "bunga-bunga" yang harum yang di setiap musimnya akan 
selalumenghasilkan "bibit-bibit" unggul. Bibit-bibit ini selanjutnya 
akanmeneruskan sirkulasi sejatinya: berbuah.

Puisi yang kedua berjudul Peringatan.

…

bila rakyat berani mengeluh
itu artinya sudah gawat
dan bila omongan penguasa
tidak boleh dibantah
kebenaran pasti terancam
apabila usul ditolak tanpa ditimbang
suara dibungkam kritik dilarang tanpa alasan
dituduh subversif dan mengganggu keamanan
maka hanya ada satu kata: lawan!

Slogan"hanya ada satu kata: lawan!" hampir bisa kita temui di setiapaksi-aksi 
mahasiswa maupun aksi-aksi buruh. Slogan ini begitu populerdan juga begitu 
menakutkan Orde Baru dengan seluruh jajarannya. Sloganini mempunyai kekuatan 
yang mampu membakar semangat dan menyatukankekuatan para aktivis, yang mau 
menjatuhkan Orde Baru. Slogan "hanyaada satu kata: lawan!" mungkin sama 
khasiatnya dengan slogan di zamanpra-kemerdekaan: "Merdeka atau Mati!." Atau 
slogan Karl Marx yangmenjadi "hantu" yang sangat menakutkan bagi para pemilik 
modal(kapitalis): "workers of the world, unite!"

Orang-orang sepertiPramodya Ananta Toer dan Wiji Thukul dianggap membahayakan 
keamanannegara karena berpikiran "di luar kerangka" berpikir Orde Baru. 
OrdeBaru dengan semua bala-tentaranya dan juga kaum cendekiawan 
mengontrolbahasa dan juga pengetahuan. Sehingga ketika ada pihak ataupun 
individuyang mencoba bergerak di luar kontrol akan segera berurusan dengan 
alatpengontrol negara: polisi dan tentara. Di samping itu, Orde Baru 
jugamenerapkan solusi super-cepat dan super-efektif, yakni 
penculikan.Penculikan aktivis pro-demokrasi dan juga orang-orang kritis 
merupakanalat pembungkam paling berhasil. Padahal, syarat utama 
membangundemokrasi di sebuah negara adalah berjalannya proses kritik 
dariberbagai pihak. Dan kritik hanya bisa dilakukan oleh orang-orang 
yangmemiliki perspektif berbeda. Keragaman (pluralitas) berdiri setarasebagai 
bahan bakar dalam proses kritik yang sehat. Jika sudah begitu,mengapa seorang 
Wiji Thukul yang melakukan kritik kepada
 pemerintahharus diculik dan dihukum sampai tidak kembali kepada keluarganya?

WijiThukul, seperti penyair lain, hanya menjalankan fuingsinya sebagaipenyair. 
Meminjam pendapat Yoseph Yapi Taum, Wiji Thukul, sebagaiseorang penyair 
kerakyatan, mendudukkan fungsi sastra pada tempatnya,yakni sebagai sarana 
memperjuangkan cita-cita dan visi kemanusiaan. ***

Dian Purba, saat ini adalah mahasiswa semester akhir di Universitas Methodist 
Indonesia, Fakultas Sastra Inggris, Medan.


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke