Perkawis ieu, dibahas oge ku ustadz Ahmad Sarwat:
http://www.eramuslim.com/ustadz/qrn/7522151127-matahari-mengedari-bumi.htm
http://www.eramuslim.com/ustadz/dll/6615112815-benarkah-quran-menetapkan-bahwa-matahari-mengelilingi-bumi.htm

Anu intina:
- dina nafsirkeun hiji ayat Qur'an, teu sadayana ulama sami
- sains oge dinamik, sok aya wae teori anyar.


Wassalaam,
Dian.



2008/6/30 Waluya <[EMAIL PROTECTED]>:
Kang Gusnaeni, di akhir taun 2006, di situs Yayasan Al Turots nu boga
pasantren di Yogyakarta (http://www.atturots.or.id/) aya artikel nu
nyebutkeun ceuk Al Qur'an jeung as-Sunnah panonpoe nu ngurilingan dunya.
Hanjakal artikel ieu sigana geus dipupus. Tapi ku kuring geus dipostingkeun
ka baraya_sunda jeung urang sunda (Desember 2006). Tah ieu arsipna:

Tanya:
Menurut al-Qur'an dan as-Sunnah, yang benar matahari mengelilingi
bumi ataukah sebaliknya? Jazakallahu khairan

Untuk menjawab pertanyaan ini, kami nukilkan fatwa Syaikh al-Utsamin
mengenai permasalahan tersebut, serta petunjuk Syaikh mengenai
pelajaran geografi yang mengajarkan bahwa malam dan siang adalah
akibat peredaran bumi mengelilingi matahari.
Syaikh al-Utsaimin berkata,
Kesimpulan pendapat kami mengenai rotasi bumi adalah bahwa dia
termasuk perkara yang tidak ditetapkan atau ditolak oleh al-Qur'an
dan as-Sunnah. Yang demikian karena firman Allah I dalam surat Luqman
ayat 10 yang dijadikan dalil adanya rotasi bumi, tidak menjelaskan
secara nyata tentang hal tersebut.
"Dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu
tidak menggoyangkan kamu." (QS. Luqman:10)
Sekalipun sebagian orang berdalil dengan ayat ini, (beralasan) bahwa
ungkapan "supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu" menunjukkan bahwa
bumi bergerak. Seandainya bukan karena gunung tentu apa saja yang ada
dipermukaannya telah berguncang (menurut pendapat mereka).
Mengenai firman Allah I,
"Allah-lah yang menjadikan bumi bagi kamu tempat menetap." (QS. al-
Mu'min:64)
Juga tidak meniadakan rotasi bumi secara jelas. Karena kestabilan
permukaan bumi akibat adanya gunung-gunung telah menjadikannya
(seolah-olah) tidak bergerak sekalipun berrotasi.
Sedangkan pendapat kami seputar revolusi bumi, kami berpegang dengan
dzahir al-Qur'an dan as-Sunnah yang menunjukkan bahwa matahari
mengelillingi bumi yang berakibat pada adanya malam dan siang; sampai
ada dalil pasti yang dapat dijadikan hujjah untuk memalingkan dzahir
al-Qur'an dan as-Sunnah kepada pendapat bahwa bumi mengelilingi
matahari, dan hal itu belum ada.
Yang wajib bagi seorang mukmin dalam perkara ini dan selainnya adalah
berpegang dengan dzahir al-Qur'an dan as-Sunnah.
Di antara dalil yang menunjukkan bahwa matahari mengelilingi bumi
sehingga berakibat pada adanya malam dan siang adalah firman Allah I,
"Dan kamu akan melihat matahari ketika terbit, condong dari gua
mereka ke sebelah kanan, dan bila matahari terbenam menjauhi mereka
ke sebelah kiri." (QS. al-Kahfi:17)
Ada empat gerakan yang disandarkan kepada matahari. Terbit, condong,
terbenam, dan menjauh.
Seandainya malam dan siang adalah dampak dari peredaran bumi terhadap
matahari tentu firman-Nya menjadi, "Dan kamu melihat matahari jika
nampak permukaan bumi olehnya dia condong ke gua mereka" atau
(ungkapan) lainnya.
Dan telah sah bahwa Nabi r berkata kepada Abu Dzar ketika matahari
terbenam. "Apakah engkau tahu kemana dia pergi?" Abu Dzar
menjawab, "Allah dan rasulnya lebih mengetahui." Nabi
berkata, "Sesungguhnya dia pergi bersujud dibawah Arsy dan meminta
izin lalu diizinkan. Dan dia meminta izin dan tidak diizinkan.
Kemudian dikatakan, kembalilah ketempat kamu muncul dan terbenamlah
dari arah baratnya."
Dalam riwayat ini dijelaskan adanya (gerakan) pergi, kembali, dan
terbit. Hal ini menunjukkan bahwa malam dan siang terjadi akibat
peredaran matahari mengelilingi bumi.
Mengenai apa yang dikatakan ahli falaq sekarang ini (bahwa bumi
mengelilingi matahari), keterangannya belum mengantarkan kami sampai
tingkat yakin, sehingga tidak dapat menolak dzahir al-Qur'an dan as-
Sunnah nabi kami.
Kami sampaikan bagi pengajar pelajaran geografi, jelaskan kepada para
murid bahwa dzahir al-Qur'an al-Karim dan as-Sunnah menjelaskan bahwa
malam dan siang terjadi akibat dari peredaran matahari terhadap bumi,
bukan sebaliknya.
Jika para murid bertanya, mana yang harus kami ambil, apakah dzahir
al-Qur'an dan as-Sunnah atau apa yang mereka (ahli falaq) anggap
nyata bahwa (bumi mengitari matahari)?
Jawabnya, kita mengambil dzahir al-Qur'an dan as-Sunnah, karena al-
Qur'an adalah Kalamullah I (ucapan Allah) yang telah menciptakan
segala sesuatu, alam beserta segala isinya dan keadaanya, geraknya,
dan diamnya. Firman-Nya adalah sebenar-benar perkataan dan paling
jelas. Dia menurunkan al-Qur'an sebagai penjelas segala sesuatu.
Allah mengabarkan bahwa Dia menjelaskannya kepada hamba agar mereka
tidak tersesat. Sedangkan as-Sunnah, ia adalah ucapan utusan Tuhan
semesta alam. Makhluk yang paling tahu dengan hukum-hukum dan
perbuatan Tuhan-Nya. Tidaklah berbicara tentang hal ini melainkan
dengan wahyu dari Allah U, karena tidak ada jalan untuk mengetahuinya
melainkan dengan wahyu.
Pandangan saya -wallahu a'lam-- akan datang satu masa dimana para
ahli falaq abad bekangan akan saling berbantahan sebagaimana mereka
berbantahan mengenai pendapat Darwin seputar asal usul manusia.
[Majmu Fatawa Wa Rasail Fadilatusy Syaikh Muhammad Bin Shalih al-
Utsaimin I/70-72]


[Non-text portions of this message have been removed]

Reply via email to