Situ Ciburuy Semakin Senyap Sabtu, 12 Juli 2008 , 18:22:00 SEBUAH kendaraan kijang seri terbaru menepi di sisi Situ Ciburuy, di Kec. Padalarang, Kab. Bandung Barat, Sabtu (12/7) pagi. Sekeluarga pengendara kijang itu celingukan dengan kepala yang dikeluarkan dari jendela mobil. Mereka rupanya penasaran dengan situ yang telah melegenda itu.
Seorang bapak di balik kemudi menyerahkan selembar uang Rp 50.000,00 kepada Cecep Sunarya (66), penjaga tiket Situ Ciburuy. Karena tak ada uang kembalian, Cecep pun meminta agar keluarga itu membayar empat tiket plus kendaraan sebesar Rp 9.500,00 saat pulang. Keluarga dalam mobil kijang itu pun melaju memasuki Situ Ciburuy. Lima menit baru berlalu. Kijang itu kemudian melaju ke luar Situ Ciburuy. Bapak di balik kemudi itu menjulurkan tangannya kepada Cecep sembari menyodorkan selembar uang Rp 5.000,00 dengan terburu-buru. "Pa, teu janten ah," ucap Bapak itu singkat. Kendaraannya pun dipacu di Jalan Raya Padalarang menuju arah Bandung. Pemandangan itu membuat Cecep Sunarya tak mampu berbuat banyak. Ia hanya dapat menarik napas panjang dengan tatapan yang tak lepas dari mobil kijang yang melaju meninggalkan pintu utama Situ Ciburuy. "Yah, begitulah. Orang banyak yang kecewa dengan Situ Ciburuy. Apa yang bisa mereka lihat di sini selain genangan air?" ucap Cecep. Ia menuturkan, semakin hari, pengunjung Situ Ciburuy semakin menurun. Sebagai gambaran, saat kenaikan musim kelas seminggu lalu, tak ada satu sekolah pun yang menggelar pesta perpisahannya di Situ Ciburuy. Padahal, pada era 1980-1990 lalu, tempat ini menjadi favorit anak sekolah. Saat liburan sekolah seperti sekarang pun, hampir tak ada anak sekolah yang menjadikan Situ Ciburuy sebagai tujuannya. Dalam catatan Cecep, saat ini paling banyak 100 orang pengunjung yang datang dalam sepekan. Itu pun terkonsentrasi pada hari Minggu. Beberapa event besar yang digelar di situ ini rupanya belum menarik lebih banyak peminat hingga kini. "Sebenarnya, tak ada lagi faktor penarik bagi pengunjung di tempat ini. Jujur saja, saya sebenarnya malu. Di satu sisi harus mempromosikan Situ Ciburuy, di sisi lainnya memang tak ada lagi yang menarik di sini," ucap Cecep. Tahun ini, ia ditarget untuk memberikan PAD untuk Pemprov Jabar dari tiket masuk sebesar Rp 16 juta, atau naik Rp 4 juta dibanding tahun lalu. Aji (52), seorang pendayung perahu mengeluhkan hal yang sama. Rekan-rekannya sesama pendayung kini banyak yang beralih profesi. "Beberapa menjadi buruh bangunan. Yang lainnya menjadi kuli bongkar muat kayu di depan Situ Ciburuy," kata Aji. Seorang pengunjung Situ Ciburuy, Yani (62) dari Kiaracondong Bandung, mengaku tak ada lagi yang menarik di situ tersebut. Seharusnya, kata dia, disediakan arena bermain untuk anak-anak hingga fasilitas hiburan untuk orang dewasa. Ia bahkan mengusulkan agar Situ Ciburuy dilengkapi dengan fasilitas outbound yang digabungkan dengan sarana olah raga air hingga menjadi wahana menarik bagi masyarakat. "Kalau begini terus, tak heran jika Situ Ciburuy terus ditinggalkan masyarakat. Apalagi, kini makin banyak objek wisata lain yang lebih menarik," kata Yani. (Deni Yudiawan/"PR")*** Citation: http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=22527