UNESCO Kukuhkan Keris Indonesia sebagai Warisan Dunia
Kamis, 17 Juli 2008 | 07:38 WIB

DENPASAR, RABU - UNESCO yang merupakan Organisasi Pendidikan, Ilmu
Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mengukuhkan keris Indonesia sebagai karya agung warisan kemanusiaan
milik seluruh bangsa di dunia.

"Dunia telah mengakui keberadaan keris Indonesia sekaligus mendapat
penghargaan dunia sejak 25 November 2005," kata pendiri sekaligus
Direktur Museum Neka Ubud Pande Wayan Suteja Neka, Kamis (17/7).

Ia mengatakan, sejumlah negara, antara lain Singapura, Brunei
Darussalam, dan Filipina, hingga kini belum berhasil mengukuhkan
kerisnya untuk diakui dunia.
Keris Indonesia, termasuk Bali, diakui sebagai karya agung warisan
dunia, dan ini  mendorong Suteja Neka menambah koleksi museum yang
telah dirintisnya sejak 26 tahun silam.

"Sejak tahun 1970 saya telah memburu dan mengoleksi keris, namun baru
ada keinginan untuk dijadikan koleksi museum bersama 413 koleksi
lukisan dan patung," tutur Suteja Neka.

Penambahan 218 keris tersebut merupakan hasil seleksi ketat yang
dilakukan pakar dan pejuang keris (Mpu) Indonesia, Ir Haryono
Haryoguritno dan Sukoyo Hadi Nagoro.

Keris merupakan senjata tradisional yang sangat berperan dalam
kehidupan manusia pada zaman dahulu hingga sekarang. Kebiasaan
memanfaatkan keris sebagai senjata, benda berwasiat, dan kelengkapan
upacara keagamaan telah membudaya dalam kehidupan masyarakat
Indonesia, khususnya masyarakan Hindu di Bali.

"Keris yang dijadikan koleksi museum karena unsur keindahan dan seni,
bukan karena berwasiat," ujar Suteja Neka.

Ia adalah pewaris pembuat peralatan perang, khususnya keris bertuah,
bahkan leluhurnya, Pande Pan Nedeng, adalah mpu keris dari Kerajaan
Peliatan-Ubud semasa Raja Peliatan ke-3 Ida Dewa Agung Djelantik yang
menduduki takhta pada abad ke-19 (1823-1845).

Pande Wayan Neka (1917-1980), ayah Pande Wayan Suteja Neka, dikenal
sebagai seniman patung dengan karya-karya yang unik dan bermutu,
antara lain patung garuda yang dibuat setinggi tiga meter untuk New
York World Fair, Amerika (1964).

Suteja Neka berharap, melalui museum ini mampu melestarikan dan
mengembangkan keris sebagai karya agung yang keberadaannya kini telah
diakui dunia.

MBK

Dapatkan artikel ini di URL:
http://www.kompas.com/read/xml/2008/07/17/0738542/unesco.kukuhkan.keris.indonesia.sebagai.warisan.dunia

Reply via email to