--- On Thu, 3/19/09, dani pin <dani_...@yahoo.com> wrote:

From: dani pin <dani_...@yahoo.com>
Subject: KRITIK TERHADAP PARADIGMA UMR
To: "Setya Dharma PKB S.Pelawi" <setya_dharma_...@yahoo.com>
Date: Thursday, March 19, 2009, 11:28 PM

Jumat, 20 Maret 2009                    ARTIKEL                 KRITIK TERHADAP 
PARADIGMA UMR                                                                   
                                                                                
        
        OLEH : SETYA DHARMA S PELAWI
     
Sebuah
persoalan ekonomi rakyat kecil yang perlu mendapat perhatian serius dan
kritik yang tegas adalah mengenai masalah upah buruh. Sebagaimana kita
ketahui upah buruh diatur dalam aturan upah minimum regional yang
didasarkan pada kebutuhan fisik minimum yang dihitung berdasarkan
perekonomian di daerah itu. Jelas di Jakarta UMRnya lebih tinggi
daripada di Sukabumi atau purwakarta, karena biaya kebutuhan fisik
minimum di Jakarta lebih tinggi. Demikian sederhananya patokan regional
itu dibuat.

UMR ini seringkali dipermasalahkan dan dikritik oleh
berbagai kalangan, dalam bentuk bahwa UMR itu nilainya kecil atau tidak
memadai untuk memenuhi kebutuhan fisik minimum di regionalnya
masing-masing. Para pengeritik yang menggunakan cara pandang ini
menilai UMR yang ada tidak memadai lagi dalam sikon ekonomi dimana
harga-harga sembako dan barang-barang lain serta transportasi naik
harganya. OLeh karena itu menurut mereka UMR perlu dinaikan sesuai
perkembangan situasi ekonomi.

Menurut hemat saya pengeritik
dengan cara pandang itu tidak mengenai substansi permasalahan upah
buruh. UMR adalah upah yang diseragamkan, walaupun secara regional
berbeda. Namun dalam regional yang sama berlaku satu UMR yang seragam
tanpa memperhitungkan kondisi pabrik atau perusahaannya.

Penyeragaman
UMR disatu wilayah tidak memperhitungkan bahwa tenaga atau energi
kalori yang dikeluarkan oleh buruh di satu pabrik dengan pabrik yang
lain berbeda walaupun jam kerjanya sama. Sebuah pabrik garment dan
pabrik plastic mungkin mempunyai jam kerja yang sama yaitu 8 jam kerja,
tapi energi kalori atau tenaga yang dikeluarkan buruh garment akan
berbeda dengan tenaga yang dikeluarkan oleh buruh pabrik plastic..
Energi yang dikeluarkan bisa lebih ringan atau lebih berat.

BACA SELENGKAPNYA DI SINI



      


      

[Non-text portions of this message have been removed]

Kirim email ke