23 Juni, 2009 - Published 04:29 GMT
Email kepada teman Versi cetak
Sekjen PBB desak Iran tenang
Gambar yang mengklaim rapat umum dekat stadion Shiroudi
Sekjen PBB Ban Ki-moon meminta pihak berwenang Iran segera mengakhiri
penangkapan, ancaman dan penggunaan kekerasan.
Dia mendesak mereka menghormati hak-hak fundamental sipil "khususnya kebebasan
berkumpul dan menyatakan pendapat".
Ban menyatakan "cemas" atas penggunaan kekerasan terhadap masyarakat sipil.
Komentarnya muncl setelah bentrokan susulan di Teheran antara polisi dan
pengunjuk rasa yang memprotes hasil pemilihan presiden.
Unjuk rasa masih terjadi meskipun adanya peringatan dari Pengawal Revolusi.
Juru bicara Ban mengatakan dia mengikuti situasi di Iran dengan "sangat
prihatin" dan kecewa dengan tindak kekerasan setelah pemilu khususnya
penggunaan kekerasan terhadap penduduk sipil.
Sebuah pernyataan menyebutkan, "Dia menyerukan pihak berwenang Iran menghormati
hak-hak fundamental sipil dan politik khususnya kebebasan berpendapat,
kebebasan berkumpul dan kebebasan mendapatkan informasi".
Banyak orang namun mereka tersebar
Saksi mata dalam email ke TV BBC Persia
Selesaikan damai
Dia mengimbau pemerintah Iran dan oposisi menyelesaikan perbedaan pendapat
secara damai melalui cara-cara dialog dan hukum.
"Dia mendesak segera dihentikannya penangkapan, ancaman dan penggunaan
kekerasan. Sekjen menegaskan lagi harapannya bahwa kemauan demokrasi rakyat
Iran akan dihormati sepenuhnya," demikian pernyataan PBB.
Hari Senin, sekitar 1.000 orang berkumpul di Lapangan Haft-e Tir Square
meskipun peringatan dari Pengawal Revolusi Iran menentang rapat umum tidak
berijin.
Milisi Basij yang membawa pentungan diangkut untuk memperkuat polisi
Pengawal revolusi, pasukan elit bersenjata, bertekad untuk membasmi aksi protes
di jalanan yang baru menentang hasil pemilihan presien.
Hari Jumat Ayatollah Ali Khamenei melarang protes sehingga memicu kekerasan di
jalanan yang menyebabkan 10 orang tewas.
Pembatasan terhadap peliputan dikenai terhadap BBC dan media asing lainnya di
Iran yang berarti laporan-laporan tentang aksi protes tidak bisa diperiksa
secara independen.
