Dewan Pengampu Nyatakan, Pilpres Iran Tidak Curang
Selasa, 23 Juni 2009 , 22:31:00

KAIRO, (PRLM).- Dewan Pengampu Iran, Selasa (23/6), menegaskan tidak
menemukan kecurangan dan pelanggaran sehingga tidak akan membatalkan hasil
pemilihan presiden (pilpres) yang digelar pada 12 Juni lalu. Hasil
penghitungan menyebutkan, Presiden Mahmoud Ahmadinejad menang pemilihan
dengan mayoritas suara sebesar 63 persen.

Pernyataan itu menunjukkan kalau lembaga legislatif tertinggi Iran itu telah
menutup pintu terhadap kemungkinan tawar-menawar dan kemarahan pendukung
oposisi, Mir Houssein Mousavi, yang merupakan lawan utama Ahmadinejad dalam
pilpres.

Juru Bicara Dewan Pengampu Iran, Abbas Ali Kadkhodaie, mengatakan,
pemeriksaan terhadap sejumlah saksi mata tidak menemukan adanya kecurangan
dan pelanggaran seperti yang dituduhkan kubu oposisi. "Sejauh ini tidak ada
kemungkinan untuk membatalkan hasil pemilihan yang telah diumumkan pada 13
Juni lalu," kata Kadkhodaie dalam tayangan televisi milik pemerintah.

Dewan Pengampu sebelumnya mengakui adanya perbedaan perhitungan di 50 kota
di Iran dan menawarkan untuk dihitung kembali. Setelah perhitungan ternyata
tidak ditemukan kecurangan. Selisih suara yang ada tidak menyebabkan
perbedaan hasil sehingga Ahmadinejad tetap menjadi pemenang pilpres. Ibu
kota Iran, Teheran, dibanjiri aksi protes besar-besaran yang berbuntut
bentrokan dan korban tewas sejak hasil pilpres diumumkan.

Ahmadinejad dari kubu konservatif, menang dengan marjin yang sangat besar,
yakni mengantongi 63 persen suara. Sedangkan Mousavi lawannya yang moderat
dan reformis hanya mengantongi 34 persen saja. Mousavi dan pendukungnya
menuding adanya kecurangan dan hasil yang diumumkan merupakan hasil yang
tidak sah. Mousavi dan pendukungnya menuntut agar hasil pemilihan
dibatalkan.

Ayatollah Ali Khamenei, pemimpin tertinggi Iran, meminta massa untuk
mengakhiri aksi protesnya dan mengingatkan jika aksi protes dilanjutkan maka
para pengunjuk rasa akan mendapatkan konsekuensi yang berat. Meski sudah
diingatkan oleh pemimpin tertinggi, Dewan Pengampu Iran, dan unit militer
khusus, aksi protes masih terus berlanjut. Massa terlihat masih berkumpul di
pusat Kota Teheran hingga Senin (22/6) pagi.

Di New York, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, meminta agar pemerintah
menghentikan menggunakan pasukan keamanan untuk melawan pengunjuk rasa sipil
dan menyatakan pemerintah Iran harus menghormati hak-hak rakyat sipil. Dalam
pernyataannya, Ban meminta pemerintah Iran untuk menghormati hak-hak sipil
dan politik, khususnya kebebasan bereskpresi, kebebasan berkumpul, dan
kebebasan mendapatkan informasi.

Di tengah dorongan untuk melakukan perlawanan terhadap pemerintah Iran,
Rusia pada Selasa (23/6), justru memberikan dukungan dan menghargai
deklarasi hasil pemilihan presiden yang digambarkan pemerintah Iran sebagai
kemenangan mutlak Ahmadinejad.

Sebaliknya, Amerika dan sebagian besar negara Eropa justru menentang hasil
pilpres dan mengecam tindakan Iran yang dikabarkan menggunakan kekerasan
saat membubarkan dan menghentikan aksi massa. (A-151/das)***

http://pikiran-rakyat.com/index.php?mib=news.detail&id=82918

Kirim email ke