Keindahan "Niagara" di Bandung Barat 
Oleh Melissa Tuanakotta

Siapa
yang tidak mengenal Niagara? Sebuah air terjun berparas elok yang
mempesona terletak di garis perbatasan internasional antara negara
bagian Amerika Serikat New York dengan provinsi Kanada Ontario. Niagara
adalah nama kelompok dari tiga air terjun, yaitu air terjun Horseshoe
(terkadang disebut sebagai air terjun Kanada), air terjun Amerika, dan
yang lebih kecil yakni air terjun Bridal Veil yang dipisahkn oleh Luna
Island dari air terjun utama. (www.wikipedia.com)

Derasnya
air yang mengalir akan segera menghipnotis melalui sang gemuruh.
Sejenak raga seolah terhanyut bersama dengan air-air yang
berjatuhan.Indah tiada terperi.

Apa
daya, untuk mencapai air terjun Niagara dari Kota Bandung kita
tercinta, berapa jarak yang harus ditempuh? berapa biaya yang harus
kita keluarkan? Apa daya, tangan pun tak sampai untuk menikmati air
terjun yang memiliki tinggi 51 meter tersebut.

Tapi
jangan sampai kita hanya terpaut dengan keindahan Niagara lewat layar
komputer saja.Hal itu dikarenakan, siapa sangka Bandung Barat juga
memiliki "Niagara". Jangan sebut dengan air terjun Niagara,tapi mari
kita sebut dengan Curug Malela.

Curug
Malela adalah sebuah air terjun yang terletak di di Kampung Manglid,
Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, berbatasan
dengan Kabupaten Cianjur di barat laut Bandung.Curug yang memberikan
pesona keindahan yang tidak kalah dengan Niagara yang jauh di negeri
Paman Sam.Tumpahan air dari Sungai Cicurug ini dikawal oleh
batuan-batuan gagah disekelilingnya bak seoran putri.

Berdasarkan
peta topografi, sungai yang jatuh sebagai Curug Malela setinggi lebih
kurang 50 m dan lebar mencapai 70 m, adalah Cicurug. Toponimi sungai
yang sesuai dengan sifat sungai ini yang banyak mempunyai air terjun.
Hulu sungai berasal dari lereng utara Gunung Kendeng dengan bekas
kaldera raksasanya yang berdiameter hampir 15 km. Dari gunung api yang
terletak di sebelah barat Ciwidey yang telah mati ini mengalir jaringan
Sungai Cidadap. Cidadap mengalir ke arah barat laut melalui Kecamatan
Gununghalu menggerus rangkaian batuan keras yang umumnya berciri produk
letusan gunung api tua.

Aliran
Cidadap setelah melewati utara Bunijaya, kemudian mengalir dengan pola
rektangular, yaitu suatu pola aliran sungai yang berbelok-belok secara
tajam, bahkan tegak lurus. Alirannya ke arah barat yang kemudian
bernama Cicurug mulai memasuki relief sangat terjal di suatu dataran
tinggi yang dulu dinamakan Plateau Rongga. Suatu keniscayaan bagi
sungai yang mengalir di atas plateau untuk kemudian pola alirannya
terganggu oleh air terjun yang bertingkat-tingkat. Itulah yang terjadi
pada aliran Cicurug. (http://blog.fitb.itb.ac.id/BBrahmantyo/?p=56)

Untuk
menikmatinya keindahannya tidaklah mudah, walaupun untuk mencapainya
kita tidak perlu membayar tiket masuk selayaknya sebuah tempat wisata.
Ibarat mendekati seorang Perawan, perlu sebuah pengorbanan besar hingga
sang perawan pun bisa jatuh kedalam pelukan. Untuk mencapai Curug
Malela kita harus melewati sebuah medan yang cukup menantang... Baca 
selengkapnya
 dengan klik disini atau kunjungi http://mahanagari.com/




Baca juga tulisan dan desain tentang Bandung lainnya berikut ini:
Gua Pawon, Keindahan yang Terlupakan
Catatan Arung Jeram Cimanuk: Air Beriak Tanda Tak Dalam, Air Beriak Tanda Jeram 
PLTA Lamajan di Pangalengan
Aksara Sunda
Angkot jadi Robot
Cepot



Kirim email ke