---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Kamis 19 Januari 2012 15:00 UTC



** KOMITE: KEJAKSAAN HARUS TINDAK PELAKU RAWAGEDE

** DPR KRITIK PEMBELIAN TANK BELANDA

** INDONESIA KONSERVASI SETENGAH WILAYAH KALIMANTAN

** ARTIKEL 1: ABK INDONESIA KAPOK BERLAYAR LAGI

** ARTIKEL 2: TANK LEOPARD: BUKAN SOAL HUBUNGAN DENGAN INDONESIA

** ARTIKEL 3: ZAMAN BERSIAP PEMICU PERISTIWA RAWAGEDE 

** ARTIKEL 4: INDONESIA TAK LAGI BUNGKAM SOAL PKI 

** ARTIKEL 5: TAHI ANJING, MUSUH UTAMA ORANG BELANDA 



* KOMITE: KEJAKSAAN HARUS TINDAK PELAKU RAWAGEDE

HEEMSKERK (ANP) - Yayasan Komite Hutang Kehormatan Belanda (De Stichting Comite 
Nederlandse Ereschulden) dalam suratnya meminta Kejaksaaan Belanda mengambil 
tindakan terhadap para tentara yang terlibat dalam pembantaian berdarah di desa 
Rawagede tahun 1947. Demikian pernyataan yang dikeluarkan Rabu malam (18/01).

"Inti pernyataan adalah jaksa penuntut umum harus mengambil tindakan. Mereka 
selalu menggunakan argumen bahwa tak ada tuntutan yang diajukan. Nah ini yang 
kita lakukan sekarang,'' kata Jeffrey Pondaag, presiden yayasan. 

Pondaag mengacu terhadap kesaksian dalam dua siaran televisi baru-baru ini. 
Siaran TV membahas tidak hanya tentang pembantaian 9 Desember saja, tetapi juga 
insiden lain dengan eksekusi 120 orang. Sebelumnya, pengacara Liesbeth Zegveld, 
yang mewakili sepuluh korban pembantaian, mengatakan Kejaksaan harus melakukan 
penelitian atas eksekusi. Kejaksaan mengatakan akan meninjau kasus, namun terus 
tertunda. 

Meninjau Tuntutan
Menurut Pondaag, pihak Kejaksaan di Arnhem sudah mengatakan akan mempelajari 
surat tuntutan dan mengambil langkah lebih lanjut. 

Desember 2011 pemerintah Belanda mengajukan permintaan maaf atas pembantaian 
yang dilakukan tentara Belanda 9 Desember 1947 di Rawagede. Ratusan pria tewas. 
Sebuah penyelidikan PBB menyebut aksi militer Belanda itu sebagai tindakan 
'yang disengaja dan kejam.' Para prajurit Belanda yang bertanggung jawab tidak 
pernah dituntut. 

Permintaan maaf adalah bagian dari penyelesaian kasus antara negara Belanda 
dengan keluarga korban. Para janda korban diberi kompensasi sebesar 20 ribu 
euro per orang.


* DPR KRITIK PEMBELIAN TANK BELANDA

JAKARTA (ANP) - Anggota DPR Indonesia mengecam keras rencana pembelian tank 
Leopard 2 tentara Indonesia. Demikian tulis surat kabar Jakarta Post hari Rabu 
(19/01). 
Komite pertahanan mengatakan Indonesia yang terdiri atas banyak pulau, lebih 
memerlukan kapal-kapal laut dan pesawat modern daripada tank. Tank berat 
Leopard juga dikatakan tidak cocok untuk alam Indonesia yang dipenuhi oleh 
hutan lebat. 
Komite juga mengkritik mahalnya harga tank. Menurut laporan media Indonesia, 
tank akan menghabiskan biaya beberapa juta euro. Sebagian besar penduduk 
Indonesia masih berada di bawah garis kemiskinan. Jakarta Post menuliskan 
militer Indonesia berencana membeli total 100 tank. 
Kementerian Pertahanan Belanda telah memutuskan akan menjual semua tank tempur 
Leopard sebagai bagian langkah penghematan. Partai Kiri Hijau (Groenlinks) hari 
Minggu (15/11) menanyakan apakah pemerintah Belanda masih berkompromi dengan 
pemerintah Indonesia mengenai kemungkinan transaksi. Sebelumnya, Parlemen 
Belanda sudah mengatakan menentang rencana pembelian karena angkatan bersenjata 
Indonesia terlibat dengan pelanggaran hak asasi manusia.


* INDONESIA KONSERVASI SETENGAH WILAYAH KALIMANTAN

JAKARTA (ANP) - Kamis (19/01), Kementerian Kehutanan Indonesia mengatakan akan 
mengkonservasi hampir setengah wilayah pulau Kalimantan bagiannya, yang 
ditutupi dengan hutan hujan lebat, dalam rangka memenuhi janji presiden untuk 
mengurangi emisi gas. 
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menandatangani keputusan otorisasi konservasi 
minimal 45 persen dari luas pulau Kalimantan, kata para pejabat dari negara 
emitor gas rumah kaca ketiga terburuk di dunia. 
Hadi Daryanto, Sekjen Kementerian Kehutanan mengatakan kawasan hutan lindung 
akan lebih besar dari luas "Heart of Borneo", perjanjian tahun 2007 yang 
ditandatangani oleh Indonesia, Malaysia dan Brunei untuk melindungi 220 ribu 
kilometer persegi hutan hujan khatulistiwa. 
Kalimantan bagian Indonesia mencakup sekitar 544 ribu kilometer persegi. Hutan 
merupakan rumah bagi beberapa satwa liar di dunia yang paling beragam, namun 
berada di bawah ancaman dari utamanya penanaman dan penebangan ilegal. 
Indonesia berbagi saham pulau Kalimantan dengan Malaysia dan Brunei.


* WILDERS BANTAH LAKUKAN KESALAHAN

HILVERSUM (RNW) - Pemimpin Partai Kebebasan Geert Wilders menyangkal laporan 
yang menyatakan ia telah mengakui kritiknya terhadap Ratu Beatrix awal bulan 
ini sebagai 'tidak bijaksana'. 
Dia juga membantah bahwa rekan anggota parlemen lain telah mengkritik tweet-nya 
yang mempertanyakan dikenakannnya jilbab oleh Ratu Belanda saat berkunjung ke 
Masjid Agung di Abu Dhabi sebagai bagian dari kunjungan kenegaraan ke emirat. 
Wilders juga sebelumnya menulis tweet dia akan mengajukan pertanyaan di 
parlemen. 
"Selama pertemuan partai parlemen, tidak ada yang mengkritik pertanyaan di 
parlemen. Kata ''tidak bijaksana" tidak pernah digunakan. Itu hanya celoteh 
orang-orang saja," kata Wilders hari Rabu (18/01). Dia bereaksi terhadap 
tayangan lembaga penyiaran publik nasional, NOS yang menyatakan Wilders telah 
mengakui kritiknya terhadap ratu adalah keliru.


* KORBAN LONGSOR AFGHANISTAN MENINGKAT

KABUL (ANP) - Longsoran salju yang terjadi di timur laut Afghanistan dalam 
beberapa hari terakhir telah memakan korban setidaknya 28 orang. Sekitar 45 
orang terluka. Jumlah korban mungkin masih akan bertambah. Demikan pernyataan 
dewan provinsi Badakhshan hari Kamis (19/01). Sebelumnya, dikatakan terdapat 14 
korban tewas. 
Tumpukan salju setinggi beberapa meter telah memblokir sebagian daerah 
Badakhshan dari dunia luar. Jalan-jalan tak bisa dilewati dan banyak rumah 
tertutup salju. 

Badakhshan terletak tidak jauh dari provinsi Kunduz, markas pasukan militer 
Belanda.


* SERANGAN DI BANDARA KANDAHAR: ENAM TEWAS

KANDAHAR (AFA) - Setidaknya enam orang tewas dalam serangan bunuh diri di 
bandara internasional Kandahar hari Kamis (19/01), kata polisi. 
"Enam warga sipil tewas dalam serangan bunuh diri di dekat dengan pintu gerbang 
bandara Kandahar hari ini," kata Jenderal Abdul Razeq, kepala polisi Kandahar. 
Seorang juru bicara dari pemberontak Taliban mengaku bertanggung jawab atas 
serangan itu.


* BIAYA S2 DI BELANDA AKAN LEBIH TINGGI

DEN HAAG (ANP) - Mahasiswa Belanda jenjang S2 yang tidak tinggal di rumah 
orangtuanya lagi harus membayar 3200 euro lebih tinggi untuk studi mereka. Ini 
dibandingkan dengan kenaikan biaya pendidikan bagi mahasiswa S2 yang masih 
tinggal di rumah sebanyak 1200 euro. 
Kenaikan terlihat dari proposal legislatif untuk sistem pinjaman sosial dalam 
pendidikan jenjang s2 yang dikirim Halbe Zijlstra, menteri muda Pendidikan ke 
parlemen hari Kamis (19/01). Menurutnya, beasiswa pendidikan dasar dalam 
jenjang pendidikan master harus diberikan dalam bentuk pinjaman yang 
menguntungkan. Peraturan baru direncanakan diberlakukan tanggal 1 September. 
Perwakilan Mahasiswa Nasional (LSVb) mengatakan ini adalah pemotongan terbesar 
yang pernah terjadi dalam pendidikan. Mereka menentang rencana dan ingin 
parlemen menolak proposal tersebut.


* ABK INDONESIA KAPOK BERLAYAR LAGI

"Saya trauma, ini pelayaran saya terakhir,"demikian Teguh Haryono salah satu 
dari 170 Anak Buah Kapal ABK asal Indonesia yang selamat dari kapal yang karam 
Costa Concordia di lepas pantai Italia, Jumat pekan lalu.

Keputusan itu dilontarkan Teguh kepada Radio Nederland, padahal ia sudah 
bekerja di perusahaan Costa selama sembilan tahun. Bagi Teguh, pelayaran 
tersebut sedianya akan berlangsung selama delapan bulan. Namun apa dikata 
ketika sudah di laut selama dua bulan kapal Costa Concordia karam.
Ketika kejadian itu berlangsung, Teguh yang bekerja sebagai pelayan restoran di 
kapal itu sedang mengambil pesanan hidangan pasta penne pomodoro di dapur. 
Namun tiba-tiba kapal miring dan semua orang panik. Barang-barang di dapur 
berjatuhan. "Ketika saya kembali ke restoran semua tamu berteriak-teriak. Saya 
malah mengatakan kepada tamu jangan panik."
Untungnya Teguh selamat, dan bersama ABK asal Indonesia lainnya, ia menerima 
bantuan dari KBRI di Roma dan masyarakat Indonesia yang tinggal di Italia. 
"Untung saya selamat, bisa berkumpul lagi, tapi ini jadi trauma buat saya."
Menurut Teguh, kapal Costa Concordia yang mengangkut sekitar tiga ribu orang 
tersebut memiliki keamanan yang baik. Contohnya saja, kata Teguh, di kamar 
larangan merokok diawasi dengan ketat.
Digaji lebih rendah
Kendati menerima perlakuan manusiawi dari perusahaan Costa tempatnya bekerja, 
Teguh yang sedianya sebelum kecelakaan akan berlayar selama delapan bulan 
mengakui menerima gaji yang lebih rendah.
"Awalnya bulan Februari tahun 2010. Ketika itu menurut pengakuan direksi Costa, 
sedang ada krisis. Makanya sejak itu, saya dibayar dolar. Tadinya dibayar 
dengan mata uang euro. Jadi saya menerima untuk satu euro di kurs kan sama 
dengan satu dolar. Padahal kan euro lebih tinggi dibanding dolar. Semuanya 
dibayar ke kami dalam dolar, termasuk uang tip dari tamu. Padahal tamu 
memberikannya dalam mata uang euro."
Menurut Teguh, perusahaan Costa berjanji kalau kondisi ekonomi Eropa membaik 
maka gaji mereka akan dikembalikan dalam bentuk euro. Namun sampai kapan, masih 
menjadi tanda tanya.
Karena kapalnya mengalami kecelakaan, dan ia sudah dibayar selama dua bulan 
maka sisa gajinya selama enam bulan akan ditransfer ke rekeningnya.
Kesalahan kapten
Lain lagi pengalaman Aryanto Sunarso atau akrab dipanggil Ary. Ia sudah bekerja 
di perusahaan Costa selama tigabelas tahun. Kejadian naas yang menimpa kapalnya 
Costa Concordia tak akan membuatnya kapok untuk berlayar. Ia benar-benar pelaut 
sejati.
Saat kejadian berlangsung, tutur Ari kepada Radio Nederland, ia sedang melayani 
tamu. Tugasnya di kapal itu adalah sebagai buffet supervisor di restoran. 
Kebetulan sebelum kejadian ia sempat berfoto dengan sang kapten dan beberapa 
rekan-rekannya.
"Terus terang itu kesalahan kapten hingga kapal bernasib naas. Kapal keluar 
dari navigasi yang seharusnya."
Ary bersama istrinya Jenny Rahayu yang juga bekerja di kapal tersebut sebagai 
pelayan restoran, berhasil selamat dengan menggunakan sekoci. Sementara, 
menurutnya ada satu ABK asal Indonesia yang meloncat ke laut karena sekocinya 
tertimpa badan kapal. Akibatnya ia dirawat di rumah sakit.
ABK Indonesia ramah
ABK Indonesia di kapal Costa Concordia merupakan salah satu yang terbanyak. 
Hanya ABK asal Filipina dan India yang jumlahnya masing-masing mencapai tiga 
ratus orang. Namun menurut pengakuan perusahaan Costa, tambah Ary, ABK asal 
Indonesia termasuk yang paling ramah di antara ABK dari negara-negara lainnya.
"Makanya perusahaan itu senang memakai orang Indonesia. Sementara, menurut 
pengakuan bagian HR (personalia), ABK dari negara lain susah diatur dan 
arogan," tambahnya.
Seluruh 170 ABK asal Indonesia yang selamat itu diterbangkan ke Indonesia dan 
dibagi menurut beberapa kelompok. Selain pihak KBRI Roma, maka petugas KBRI 
Belgia dan Belanda juga turut membantu mereka. Selain ada pula beberapa 
sumbangan dari masyarakat Indonesia yang tinggal di Italia.
Seperti misalnya Gusmang Oka Mayura yang bersama masyarakat Indonesia lainnya 
membeli barang-barang keperluan sehari-hari ketika para ABK itu ditampung di 
hotel di Roma. Barang itu berupa antara lain pakaian dalam, charger untuk 
telepon genggam, serta alat cukur. Kendati ada berita-berita negatif soal 
terlambatnya pihak KBRI memberi bantuan, namun baik Teguh maupun Ary menyatakan 
salut dengan kesigapan pihak KBRI.


* TANK LEOPARD: BUKAN SOAL HUBUNGAN DENGAN INDONESIA

Niat pemerintah Belanda menjual peralatan militernya ke Indonesia menghadapi 
mosi parlemen yang meminta supaya transaksi itu tidak dilakukan. Indonesia 
dinilai belum juga menghormati hak-hak asasi manusia, terutama di Papua. 
Dikhawatirkan, kalau dibeli Indonesia, tank Leopard yang diobral itu akan 
digunakan untuk menghajar rakyat sendiri.
Mosi tidak melakukan penjualan senjata itu diajukan oleh Arjan El Fassed, 
anggota parlemen fraksi GroenLinks, keturunan Palestina Belanda. Alasannya 
tidak ada yang baru: Indonesia pernah melanggar hak-hak asasi manusia di Aceh, 
Timor Timur dan sekarang masih terus Papua.

Bermusuhan dengan parlemen
Belakangan pers Belanda memang ramai memberitakan pelanggaran hak-hak asasi 
manusia di Indonesia. Misalnya kekerasan di Papua Oktober silam ketika 
berlangsung Kongres Papua. Apa yang oleh Jakarta disebut langkah separatisme 
itu menewaskan enam orang. Begitu pula pengejaran kalangan Ahmadiyah yang 
disebut sebagai tidak bebas di negeri yang sudah merdeka.
Akankah pemerintah Belanda mengikuti kemauan parlemen?
Kalau mosi ini dituruti, dalam arti penjualan tank Leopard batal, hubungan 
Belanda Indonesia akan terganggu. Sebaliknya kalau mosi ini tidak dituruti maka 
hubungan dengan Indonesia memang akan lancar, tapi pemerintah Belanda akan 
bermusuhan dengan parlemennya sendiri. Bisa-bisa muncul ketegangan yang akan 
mengganggu stabilitas pemerintahan minoritas Perdana Menteri Mark Rutte.

Mosi tidak melarang
Bagi profesor Nico Schulte Nordholt, pengamat hubungan Indonesia Belanda, yang 
penting walaupun menentang, mosi parlemen ini sebenarnya tidak melarang. 
Artinya pemerintah tetap bisa menjual tank Leopard kepada Indonesia. Dan kalau 
kelak pemerintah Belanda bertransaksi dengan pemerintah Indonesia, maka 
partai-partai yang tetap mendukung koalisi ini tidak akan menentang pemerintah. 
Diakuinya, hal ini tidak terlalu sering terjadi.
Pemerintah Belanda sekarang terdiri dari dua partai, partai kristen demokrat 
CDA dan partai liberal konservatif VVD. Keduanya berkoalisi dan mendukung 
penjualan tank Leopard ke Indonesia. Tetapi masih ada partai ketiga yang tidak 
resmi mendukung koalisi, sehingga kabinet minoritas ini memerintah. Itulah PVV 
pimpinan Geert Wilders. Menariknya, PVV mendukung mosi yang menentang penjualan 
tank kepada Indonesia. Tapi kalau kelak tank Leopard itu jadi dijual, maka 
menurut perhitungan prof. Nico Schulte Nordholt, PVV tidak akan menjatuhkan 
kabinet.
Dengan demikian diduga keras penjualan ini tetap akan berlangsung. Bagi Den 
Haag, dalam kondisi perekonomian seret sekarang, sangat penting untuk menjual 
sebanyak mungkin perlengkapan militer. Kementerian Pertahanan Belanda harus 
menghemat sampai 1 milyar euro, sehingga setiap euro tentu akan disambut baik.

Musim Semi Arab
Menariknya mosi parlemen ini memperoleh dukungan mayoritas. Padahal mereka tahu 
bagi Indonesia tank itu sebenarnya tidak terlalu bermanfaat. NULLBenarkah 
negara kepulauan seperti Indonesia butuh tank-tank untuk mempertahankan diri 
dari ancaman dari luar negeri? Tanya Nico Schulte Nordholt. Belum lagi kalau 
melihat keadaan alam Indonesia yang bergunung-gunung yang jelas tidak cocok 
untuk tank Leopard.
Dengan demikian, kalau memang dibutuhkan, maka tampaknya Indonesia akan 
mengerahkan tank itu menghadapi para demonstran di jalan-jalan protokol 
kota-kota besar di Jawa. Di sinilah makna mosi parlemen itu. Dikhawatirkan tank 
itu akan digunakan untuk melanggar hak-hak asasi manusia.

Pertimbangan dalam negeri
Tapi menurut penilaian Nico Schulte Nordholt, masalah hak-hak asasi manusia ini 
tidak hidup terlalu kuat dalam opini publik Belanda. Andaikata pemerintah 
Belanda berani menentang mosi parlemen, dan kemungkinan ini ada, menurut 
perhitungan Nico paling banter hanya akan ada protes selama sehari, tidak akan 
lama. Opini publik Belanda sekarang lebih mengkhawatirkan euro dan kesempatan 
kerja. Ini artinya masalah lain seperti hak-hak asasi manusia tidak memperoleh 
perhatian khusus.
Pendapat seperti inilah yang ditentang oleh Arjan El Fassed. Dalam menjelaskan 
mosinya, anggota parlemen ini menekankan bahwa penjualan tank Belanda ke 
Bahrein dan Mesir serta suku cadang ke Saudi Arabia telah dipermalukan dengan 
musim semi Arab. Rejim-rejim pelanggar hak asasi telah berjatuhan, padahal 
sebelumnya mereka menghadapi kaum demonstran dengan panser yang dibeli di Barat.

Juklak ekspor Eropa
Indonesia sudah terlebih dahulu mengalami demokratisasi. Ini memberi kesempatan 
bagi pemerintah Den Haag menjual senjata dan terus memperbaiki hubungan dengan 
Indonesia. Tapi profesor Nico Schulte Nordholt berpendapat penjualan tank ini 
sebenarnya bukan soal hubungan baik dengan Indonesia. NULLAda satu hal yang 
lebih mendesak lagi, kata gurubesar ini, NULLyaitu keadaan keuangan dan ekonomi 
Belanda. Kebutuhan Belanda yang mendesak adalah menjual sebanyak mungkin 
peralatan militernya dengan harga baik.
NULLSaya kira dalam hal ini kepentingan sendiri lebih kuat daripada keinginan 
memelihara hubungan baik dengan negara seperti Indonesia. Menurut profesor Nico 
Schulte Nordholt pemerintah Belanda sudah memperhitungkan kalau perlengkapan 
militer ini tidak terjual, maka akan lebih banyak orang harus diPHK, sehingga 
pengangguran meningkat.
Yang jelas parlemen Belanda tidak tinggal diam. Begitu tahu terus berlangsung 
perundingan dengan Indonesia, bahkan konon kedua negara saling kunjung mengenai 
rencana penjualan ini, Arjan El Fassed melayangkan pertanyaan tertulis. Tidak 
tanggung-tanggung lagi, dua menteri jadi sasaran surat itu, Menteri Pertahanan 
Hans Hillen dan Menteri Luar Negeri Uri Rosenthal.
Salah satu pertanyaan yang diajukannya adalah, sudahkah Indonesia diberitahu 
bahwa menurut Juklak Ekspor Senjata Uni Eropa, sebenarnya Belanda tidak boleh 
mengekspor senjata ke Indonesia? Dalam juklak ini memang tertera negara-negara 
anggota Uni Eropa, jadi termasuk Belanda, dilarang mengekspor senjata ke negara 
yang tidak menghormati hak-hak asasi manusia dan beresiko konflik bersenjata di 
negara tujuan.


* ZAMAN BERSIAP PEMICU PERISTIWA RAWAGEDE

NULLKekerasan yang terjadi pada zaman Bersiap memicu kekerasan di Rawagede, 
ungkap Sjef Franken dari organisasi veteran Belanda VOMI, menanggapi tuntutan 
Komite Utang Kehormatan Belanda (K.U.K.B.) agar Kejaksaan Belanda menyelidiki 
pelaku pembantaian di desa yang kini bernama Balongsari itu.

K.U.K.B. berharap Kejaksaan Belanda menyelidiki kesaksian pelaku kasus Rawagede 
yang ditayangkan televisi Belanda tahun silam. NULLAda seorang militer yang 
mengatakan dia membunuh warga desa tapi tidak menyesal. Kemudian ada yang 
menyatakan mengeksekusi 120 orang, kata Jeffry Pondaag, Ketua K.U.K.B.

Aneh
Setelah acara ini ditayangkan di televisi Belanda, pihak Kejaksaan menyatakan 
tidak menyelidiki kasus ini karena tidak ada yang melaporkan. NULLKami merasa 
agak aneh. Kan jaksa sebenarnya harus menyelidiki apa yang terjadi, tutur 
Jeffry Pondaag kepada Radio Nederland.
Ketua K.U.K.B. pernah mendengar masih ada delapan pelaku kasus Rawagede 9 
Desember 1947, yang masih hidup. Walaupun demikian, ia juga mengakui tidak 
punya bukti akan hal itu. NULLBelum tentu delapan orang itu yang menembak. Itu 
harus dibuktikan dulu. Itu pekerjaan Jaksa untuk menyelidiki.

Tidak tepat
Langkah yang diambil K.U.K.B., menurut Sjef Franken dari organisasi veteran 
Belanda VOMI, tidak tepat. NULLSemua pelanggaran HAM yang terjadi zaman itu ada 
penyebabnya. Siapa yang harus diminta pertanggungjawaban setelah sekian lama? 
Ini hanya upaya mengejar untung saja.
Pembunuhan di Rawagede memang tidak bisa dibenarkan. Tapi orang juga tidak 
boleh melupakan apa yang terjadi pada zaman Bersiap, mulai 17 Agustus 1945 
hingga awal 1946.
NULLSetelah tahun 1945 angkatan bersenjata Indonesia dan kelompok-kelompok 
gerilyawan membunuh secara massal setiap orang Belanda yang mereka temukan, 
apakah itu perempuan, laki-laki atau anak-anak. Itu pun tidak bisa dibenarkan, 
tutur Franken kepada Radio Nederland.
Menurutnya, satu peristiwa terkait dengan peristiwa lain. NULLAda aksi dan 
reaksi.

Permintaan maaf Belanda
Sjef Franken juga mengkritik permintaan maaf Belanda 9 Desember 1947 kepada 
para keluarga korban kasus Rawagede. NULLSaya tidak setuju.
Menurutnya Franken pemerintah Indonesia pun harus meminta maaf atas kekerasan 
yang dilakukan pada zaman Bersiap.
Sementara itu pihak Kejaksaan Belanda di Arnhem, Belanda tengah, telah 
memberikan tanggapan dan menyatakan akan mempelajari permohonan K.U.K.B.


* INDONESIA TAK LAGI BUNGKAM SOAL PKI

Pembersihan Partai Anti Komunis (PKI) di Indonesia kembali dipelajari dalam 
napas penuh keterbukaan. Begitu bunyi kalimat pembuka dalam sebuah artikel di 
International Herald Tribune edisi Kamis (19/01).
Sebuah pertunjukan yang menggambarkan penumpasan "para petani" digelar dalam 
peluncuran Breaking the Silence, sebuah memoar kolektif dari 15 pria dan wanita 
yang mengalami pembersihan anti komunis tahun 1965-1966, peristiwa yang 
menewaskan sedikitnya 500 ribu orang dan mengawali 32 tahun era Orde Baru 
pimpinan mantan presiden Soeharto.
Masa pembersihan adalah salah satu periode tergelap namun jarang dibahas dalam 
sejarah Indonesia modern. Tapi buku hanya sebagian dari rangkaian penelitian 
yang muncul atas subjek yang telah lama ditekan ini. 
Bulan November film "Sang Penari" sudah lebih dulu dirilis. Film menggambarkan 
kisah cinta dengan latar belakang masa penuh gejolak tersebut.
Majalah mingguan Tempo baru-baru ini juga menerbitkan laporan khusus mengenai 
seorang komandan tentara yang memimpin upaya pemberantasan Partai Komunis 
Indonesia, tulis International Herald Tribune.

Komnas HAM
Minggu ini, anggota komisi hak asasi manusia Indonesia, Komnas HAM, bertemu 
dengan puluhan korban dari pelanggaran aksi 1965-66 untuk membahas penyelidikan 
berkelanjutan atas pembunuhan massal. 
Wakil ketua komisi, Nur Kholis, mengatakan Komnas HAM telah mengumpulkan 
kesaksian dari 350 korban tapi kesulitan menemukan bukti kuat dalam bentuk 
dokumen dan foto, sebelum dapat mengirimkan laporannya kepada Jaksa Agung.
Selama beberapa dekade, peristiwa 1965-66 terselubung dalam apa yang dikatakan 
Geoffrey Robinson, seorang sejarawan di University of California, Los Angeles 
sebagai "keheningan yang dipaksakan".

Belajar masa lalu
Publikasi Breaking the Silence memenuhi tingginya permintaan rakyat Indonesia 
yang ingin belajar tentang masa lalu mereka. Namun seperti dikatakan Robinson, 
penganiayaan yang terjadi puluhan tahun kepada siapa saja yang terkait dengan 
partai terlarang PKI telah sukses membungkam banyak orang yang selamat.
Namun Putu Oka Sukanta, editor Breaking the Silence, mengatakan buku ini 
memberikan kesempatan bersuara bagi para korban. 
"Ini adalah ekspresi perlawanan agar dapat menjadi manusia lagi," tukas Putu 
(72), yang tahun 1966 ditahan selama 10 tahun tanpa pengadilan karena menjadi 
anggota Institut Kebudayaan Rakyat, sebuah gerakan sastra dan sosial yang 
terkait dengan PKI.

Menebus kesalahan
Taris Zakira Alam (17), keponakan buyut Itji Tarmizi, seorang pelukis yang 
dituduh sebagai simpatisan komunis dan menghabiskan sebagian besar hidupnya 
dalam persembunyian, mengatakan kehadiran buku ini penting sekali agar orang 
tidak hanya membahas pembersihan tetapi juga untuk menebus kesalahan ke para 
korban. 
"Sebagai generasi muda, kita harus berjuang untuk ini," katanya.


* TAHI ANJING, MUSUH UTAMA ORANG BELANDA

Tahi anjing yang berserakan di jalan atau di taman sudah bertahun-tahun 
menjengkelkan orang Belanda. Kamis (19/01) berlangsung simposium yang membahas 
tindakan pemerintah dalam menangani masalah ini. Simposium diselenggarakan 
kelompok pencinta anjing.
Di Belanda, pencinta dan pembenci anjing saling berselisih soal masalah 
tersebut. Kelompok pembenci anjing mengeluh tentang kotoran yang ditinggalkan 
hewan yang satu ini serta majikan yang tidak membersihkannya.
Kewajiban membersihkan kotoran anjing, merantai anjing, membawa tas plastik 
untuk memasukkan kotoran yang ditinggalkan hewan tersebut serta denda besar 
jika semua ketentuan itu dilanggar, tampaknya tidak berhasil membawa perubahan.
Sebaliknya tindakan pemerintah justru memicu kemarahan banyak pemilik anjing. 
Saat ini Belanda memiliki sekitar dua juta anjing. Para pemilik anjing menyebut 
soal ketidaksamaan hak dan stigmatisasi. 
Tahun-tahun belakangan mereka mendirikan perkumpulan yang mewakili hak mereka. 
Perkumpulan itu didirikan di beberapa kota Belanda. Dan sekarang mereka 
menyelenggarakan simposium nasional.

Kebijakan 20 tahun
Iaira Boissevain adalah salah satu pembicara pada simposium. Ia adalah 
pengacara dan penasihat. Selain itu dia juga ketua organisasi yang mewakili hak 
pemilik anjing.
NULLBelanda sudah selama 20 tahun punya kebijakan yang mengatur soal kotoran 
anjing. Kebijakan pertama berasal dari tahun 1992. Tapi hingga sekarang orang 
masih tetap merasa tahi anjing sebagai menjengkelkan. Kalau begitu, perlu 
dipertanyakan apakah pendapat itu benar? Dan jika benar, maka itu berarti 
kebijakan yang diterapkan hingga sekarang tidak bagus, atau penelitian tentang 
kejengkelan nomor satu orang Belanda, tidaklah benar. Atau mungkin dua-duanya 
tidak benar.
Boissevain mempertanyakan cara-cara yang digunakan dalam menanyai warga 
mengenai hal-hal yang menjengkelkan mereka. "Anda juga menjadi bertanya-tanya 
apa masalah yang dihadapi pemerintah daerah kalau kotoran anjing saja menjadi 
masalah besar," kata Boissevain. 
Kalau masalahnya memang benar-benar besar, maka pertanyaannya apakah 
langkah-langkah seperti denda dan pajak anjing akan bisa mengubah sikap para 
pemilik anjing seperti diharapkan? 
"Setiap psikolog bisa menjelaskan bahwa hukuman berdampak terbatas bagi 
perubahan sikap, terlebih perubahan sikap yang permanen. Pajak anjing jelas 
memainkan peran dalam hal ini. Dengan membayar denda, maka dampaknya justru 
menghalangi perubahan sikap.''
Para pemilik anjing berpendapat mereka tidak perlu membersihkan kotoran anjing 
karena mereka sudah bayar pajak anjing. Pemerintah daerahlah yang harus 
melakukannya. Di samping itu banyak pemilik anjing yang merasa didiskriminasi; 
pengguna tempat-tempat umum lainnya juga tidak diminta membayar pajak khusus.

Kesehatan masyarakat
Lidia van Oostveen, pemilik anjing di Amsterdam, sangat menentang kebijakan 
denda yang diberlakukan sekarang ini. ''Pemilik harus dibelajari untuk memungut 
kotoran anjing, melalui cara positip. Anda bisa memberlakukan berbagai macam 
peraturan, tapi kalau orang tidak menyadari bahwa membersihkan kotoran anjing 
itu perlu, maka mereka tidak akan melakukannya.''
Van Oostveen berpendapat perhatian lebih besar harus difokuskan pada peran 
positif anjing dalam masyarakat Belanda. Banyak orang yang merasa tidak 
kesepian lagi dengan keberadaan anjing mereka. "Mereka berjalan-jalan dengan 
anjing beberapa kali sehari, yang tentu saja bagus bagi kesehatan."


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.rnw.nl/id/bahasa-indonesia

Anda bisa berhenti berlangganan dengan mengirim email ke:
berita-sign...@listserv.rnw.nl

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
ran...@rnw.nl

Copyright Radio Nederland Wereldomroep. 
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke