---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Kamis 30 November 2000 15:40 UTC



** POLISI TANGKAP PEMIMPIN PAPUA DON FLASSY

** BENTROKAN BARU AMBON RENGGUT 50 KORBAN JIWA

** ISRAEL BERSEDIA KEMBALIKAN 10% KAWASAN TEPI BARAT

** TOPIK GEMA WARTA: ADA SKENARIO BESAR JAKARTA UNTUK 1 DESEMBER DI
PAPUA BARAT

** TOPIK GEMA WARTA: GUS DUR DAN MEGA SIAP GUNAKAN KEKERASAN DI PAPUA
DAN ACEH



* POLISI TANGKAP PEMIMPIN PAPUA DON FLASSY

Pemimpin Papua Barat Don Flassy ditangkap polisi. Flassy dipandang
sebagai salah seorang pencetus perlawanan terhadap Jakarta. Awal
pekan ini polisi juga telah menangkap dua pucuk pimpinan Dewan
Presidium Rakyat Papua. Ketiga tokoh tersebut dituduh melancarkan
aksi sparatisme dan pengkhianatan negara. Mereka bisa dikenai hukuman
penjara  maksimal, seumur hidup. Ketiganya ditangkap sehari menjelang
HUT kemerdekaan Papua Barat yang diploklamirkan tahun 1961. Polisi
dan tentara dikerahkan untuk mencegah kerusuhan sehubungan rencana
upacara pengibaran bendera Papua, Bintang Kejora, Jum'at besok.
Indonesia bersedia memberi Papua Barat otonomi luas tapi menentang
keras kemerdekaan propinsi, yang kaya hasil bumi itu.


* BENTROKAN BARU AMBON RENGGUT 50 KORBAN JIWA

Dipastikan 50 orang tewas akibat bentrokan SARA di pulau Ambon
Maluku. Menurut kepolisian sekelompok muslim menyerbu dusun limapuluh
kilometer timur laut Ambon. Insiden ini mengejutkan karena beberapa
saat terakhir di Maluku justru mulai tenang. Selama dua tahun
terakhir kekerasan SARA   Maluku menewaskan sekitar empat ribu jiwa.


* ISRAEL BERSEDIA KEMBALIKAN 10% KAWASAN TEPI BARAT

Perdana Menteri Israel Ehud Barak menyatakan bersedia mengembalikan
10% lagi kawasan Tepi Barat ke Palestina. Pengembalian tanah itu
merupakan bagian dari kesepakatan antara Palestina dan Israel, untuk
tidak membahas konflik kota Yerusalem. Selanjutnya Israel juga
bersedia mengakui negara Palestina merdeka apabila kesepakatan baru
ini ditandatangani. Menurut Barak masalah kota Yerusalem dan
kepulangan pengungsi Palestina harus dibicarakan belakangan.


* AKSI UNJUK RASA FILIPINA DESAK PRESIDEN ESTRADA MUNDUR

Ribuan massa menggelar aksi unjuk rasa di muka istana presiden
ibukota Filipina Manila. Mereka mendesak Presiden Joseph Estrada
mundur. Meskipun hari ini Filipinan memperingati hari pahlawan, namun
aksi unjuk rasa terus dilanjutkan. Selama ini Presiden Estrada
dituduh menerima uang suap dari sindikat judi. Sang presiden sendiri
menyangkal keras keterlibatannya. Ia yakin upaya impeachment terhadap
dirinya akan gagal.


* JEPANG ADILI PENDIRI GERAKAN TEROR KIRI

Pengadilan Jepang akan mengadili pendiri gerakan teroris Tentara
Merah. Organisasi ini dituduh menduduki kedutaan besar Prancis di Den
Haag Belanda tahun 1974. Sang pendiri, nyonya Fusako Shigenobu dicari
polisi selama dua dasawarsa. Baru bulan ini ia berhasil ditangkap di
sebuah hotel di Jepang barat. Selama dupuluh tahun ini Shigenobu
diperkirakan bersembunyi di Libanon, basis operasi gerakan teror
Jepang Tentara Merah. Organisasi kiri ini dinyatakan bertanggungjawab
atas sejumlah aksi berdarah, penculikan dan pembajakan di tahun
70-an. Aksi penyanderaan di kedutaan besar Prancis di Den Haag
tersebut dilakukan empat anggota tentara merah. Mereka menyandera 11
karyawan termasuk sang duta besar sendiri. Para sandera bebas setelah
pemerintah Prancis  melepas seorang anggota Tentara Merah yang
mendekam di penjara Paris.


* SENJATA GELAP BERJUMLAH BESAR DITEMUKAN DI KOSOVO

Pasukan NATO menemukan sejumlah besar senjata di Kosovo. Pada sebuah
patroli rutin, tentara NATO asal Norwegia menemukan truk penuh
peluru, granat, peluncur mortir dan ranjau anti tank. Angkutan
tersebut diduga untuk pemberontak Albania di bukit Presevo, Serbia
Selatan. Hari-hari belakangan bukit tersebut menjadi kancah kontak
senjata antara warga etnik Albania dengan polisi Serbia. Milisia
etnik Albania ingin merebut kawasan bukit Presevo dengan alasan
hampir semua penduduknya adalah warga etnik Albania. Selasa silam
pemerintah Serbia dan warga keturunan Albania menyepakati gencatan
senjata di Kosovo.


* PARLEMEN PRANCIS TAMBAH BATAS USIA ABORTUS

Parlemen Prancis menyetujui kebijakan baru mengatur abortus atau
penguguran kandungan. Mayoritas partai kiri Prancis mendukung UU
penambahan usia kandungan yang dapat digugurkan, dari 10 menjadi 12
minggu. UU tersebut ditentang partai kanan Prancis. Setiap tahun
sekitar 5000 perempuan Prancis terpaksa mengugurkan kandungan di luar
negeri karena usia kandungannya sudah di atas sepuluh minggu.
Rancangan UU baru ini masih harus disetujui dewan perwakilan rakyat.
Selanjutnya Prancis juga akan membahas UU penguguran kandungan pada
remaja bawah umur.


* SEJUTA KARTU SUARA FLORIDA DIANGKUT KE PENGADILAN

Sekitar sejuta kartu suara dua distrik Florida harus diangkut ke
kantor pengadilan Tallahassee. Demikian keputusan pengadilan
Tallahassee dalam proses naik banding yang diajukan calon Presiden
partai Republik, George W. Bush. Sebelumnya kubu Demokratnya Al Gore
menghendaki pengangkutan 14 ribu suara ke pengadilan. Sebagai
tanggapanya pihak Bush menuntut semua suara dibawa ke pengadilan.
Polisi akan mengawal ketat transportasi kartu-kartu suara itu. Barang
tersebut akan dijadikan bukti. Masih belum jelas apakah benar-benar
akan diadakan penghitungan ulang. Saat ini baik Bush maupun Gore
tengah mempersiapkan kepindahan mereka ke Gedung Putih.


* ARISTIDE MENANGKAN PEMILU HAITI

Seperti diduga semula pemilu Haiti dimenangkan Jean-Bertrand
Aristide. Menurut dewan pemilu, Aristide meraih 92 % suara.
Sebelumnya Aristide pernah dua kali menjabat presiden. Hasil pemilu
Haiti ini sudah bisa diduga sebelumnya karena pihak oposisi tidak
turut serta dalam pemilu. Gabungan oposisi menuduh partai berkuasa
Lavalas-nya Aristide ingin berkuasa sendiri. Sejumlah besar pemilih
Haiti tidak menggunakan mereka karena disamping aksi boykot oposisi,
pemilu ini diwarnai kekerasan. Beberapa saat menjelang pembukaan
tempat pemungutan suara, sebuah bom meledak di ibukota Port-au-Prince
dan menewaskan dua warga.


* ADA SKENARIO BESAR JAKARTA UNTUK 1 DESEMBER DI PAPUA BARAT

Intro: Sekitar lima sampai 10 ribu pasukan TNI dan Brimob dikerahkan
ke berbagai kabupaten di Irian Jaya sehubungan dengan peringatan
pernyataan kemerdekaan Papua Barat 1 Desember hari ini. Di Jakarta
Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono membenarkan penambahan
kekuatan tersebut tanpa merincikan jumlahnya. Hal itu karena ada
kekuatan-kekuatan yang bermaksud memisahkan diri dari Negara
Kesatuan, katanya. Berikut laporan rekan Aboeprijadi Santoso dari
Jayapura yang sekarang oleh warganya dinamai Port Numbay:

Tiga hari lagi Aceh akan menyambut ulang tahun pernyataan kemerdekaan
yang dilakukan oleh Gerakan Atjeh Merdeka, GAM pada tahun 1976.
Sedangkan Irian Jaya hari ini mengibarkan bendera Bintang Kejora di
semua pelosok negeri. Jayapura atau Port Numbay akan menggelar
pengerekan bendera tersebut di Taman Imbi Jalan Martin Indei di pusat
kota, yang menurut penguasa harus merupakan pengibaran yang terakhir
kalinya. Sampai saat ini bendera tersebut masih berkibar di lima
kabupaten, tetapi mulai tanggal 2 Desember besok, Bintang Kejora
hanya boleh dikibarkan di rumah ketua Lembaga Masyarakat Adat. Jadi
di rumah Theys  Hylo Eluay di Sentani, pemimpin Papua yang kemarin
dulu di tahan itu. Jadi bendera yang mengekspresikan kesadaran dan
identitas politik rakyat Papua ini tidak boleh menjadi simbol
politik, tetapi dikebiri menjadi simbol budaya bahkan seolah
dikerdilkan menjadi simbol pribadi Theys Eluay selaku ondofolo atau
kepala suku. Tetapi barang siapa mengira bisa menggusur begitu saja
suatu simbol yang bermakna identitas historis dan yang populer itu
pasti keliru belaka. Wajah orang Papua boleh jadi seolah-olah acuh,
tetapi di setiap sanubarinya tersimpan hati kecil ingin merdeka dan
rindu Bintang Kejora, demikian kata orang di Port Numbay sini.

Di Irian Jaya tak ada lagi yang meragukan sang Bintang Kejora pasti
akan berkibar terus. Kota Fakfak yang menjadi konsentrasi tentara
boleh jadi sepi, tetapi di Serui ada rencana untuk mengerek 200
bendera sekaligus di satu tempat. Apalagi di pedalaman sampai
Merauke, di mana semangat kemerdekaan Papua tidak dapat dilecehkan
dan dihabisi begitu saja dengan sebuah larangan.

Presidium Dewan Papua yang memotori perjuangan kemerdekaan Papua
tentu menyadari hal itu. Jadi mengapa Presidium ini pada 9 November
yang lalu sepakat dengan Muspida (Musyawarah Pemerintah Daerah) untuk
menurunkan bendera itu mulai tanggal 2 Desember besok. Pertanyaan
inilah yang dikaitkan dengan hubungan akrab beberapa anggotap
presidium dengan elit politik di Jakarta, juga dengan penambahan
pasukan di Irian Jaya. Dan siapa pula yang bulan-bulan belakangan ini
telah menyebarkan kepada seluruh rakyat Papua bahwa hari ini 1
Desember 2000 benar-benar akan diumumkan kemerdekaan Papua Barat.
Walhasil tidaklah mengherankan banyak spekulasi di Jayapura dewasa
ini, bahwa ada kalangan garis keras di Jakarta  yang mau merekayasa
kerusuhan pada 1 Desember ini. Yang kemudian akan dilanjutkan dengan
pembusukan nama Presidium Dewan Papua sekaligus dalam rangka
menggusur Presiden Gus Dur di Jakarta.

John Rumbiak salah satu pemimpin LSM yaitu LSM ELSHAM di Jayapura,
misalnya amat cemas dan telah menyiapkan pos-pos pemantauan dan
bantuan,

John Rumbiak [JR] : " Ditangkapnya dua pemimpin Presidium Dewan
Papua, Theys H Eluay dan Thoha Al Hamid, saya merasa bahwa ini suatu
tindakan provokatif yang dilakukan oleh aparat kemanan terhadap
pendukung dua pemimpin. Dikehendaki supaya menimbulkan kemarahan dari
masyarakat untuk kemudian terjadi konflik yang bisa mengalami
eskalasi. Yang kemudian bisa menjustifikasi aparat keamanan untuk
intervensi. Saya melihat bahwa ada satu setting skenario besar
diberlakukan secara nasional oleh garis keras, lawan-lawan dari
Presiden Gus Dur yang sedang mengeksploitasi kasus Papua termasuk
juga Aceh dengan mengirimkan ribuan pasukan ke Papua Barat,
mengabaikan semua kemungkinan dialog yang dilakukan oleh Dewan
Presidium Papua yang selama ini memperjuangkan aspirasi perjuangan
rakyat Papua. Lalu mengkandaskan semua kemungkinan-kemungkinan proses
damai yang untuk mencapai penyalesaian persoalan Papua secara damai
demokratis dan adil.

Radio Nederland  [RN] : Jadi anda mengkhawatirkan kerusuhan yang
cukup besar ya, ini cukup membahayakan bagi semua pihak ?

JR: Saya lihat setting skenario itu sedang menargetkan konflik yang
bisa digarap pada tingkat rakyat Papua dengan masyarakat pendatang.
Yang kedua antara masyarakat Papua sendiri terutama antara masyarakat
di wilayah pegunungan dan masyarakat wilayah pesisir pantai. Kondisi
itu sudah sangat muncul nampak sekali pada sebuah persetujuan untuk
menurunkan bendera Papua pada tanggal 2 Desember nanti. Itu antara
Presidium Dewan Papua dengan Muspida setempat  pada tanggal 9
November lalu. Saya lihat ini adalah taktik yang ditempuh penguasa
untuk menciptakan konfrontasi antara rakyat Papua dengan Presidium
Dewan Papua, dengan mengeluarkan suatu persetujuan.

Demikian John Rumbiak yang mengakhiri laporan rekan Aboeprijadi
Santoso dari Port Numbay alias Jayapura.


* GUS DUR DAN MEGA SIAP GUNAKAN KEKERASAN DI PAPUA DAN ACEH

Warga Australia harus menunda kepergiannya ke Irian Jaya,
Nusatenggara Timur, Maluku dan Aceh. Dikhawatirkan, dalam pekan ini
setiap waktu bisa saja pecah kekerasan, kata pemerintah Australia,
Kamis. Berikut laporan koresponden Syahrir dari Jakarta:

Sidang Kabinet yang dipimpin Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri di
Bina Graha, Jakarta, Kamis, berlangsung selama 3,5 jam, diakhiri
tanpa keterangan resmi hasil sidang itu, padahal selama ini selalu
diberikan keterangan. Presiden KH Abdurrahman Wahid sendiri sudah
meninggalkan sidang dua jam sebelum berakhir. Namun menjawab
pertanyaan wartawan Menko Polsoskam Susilo Bambang Yudhoyono
menegaskan kalau ada gerakan di Aceh dan Irian "akan kita tindak".
Tentunya sebelumnya dengan tindakan-tindakan persuasif, jelas
Bambang.

Pemerintahan Gus Dur nampaknya kini sudah siap berperang. Ada yang
mengatakan "mungkin ini dapat disamakan dengan kerajaan Belanda yang
dahulu melancarkan perang atau aksi polisionalnya terhadap
koloni-koloninya yang memberontak. "Namun gereja-gereja di Irian
kemarin meminta agar Papua tidak disamakan dengan Aceh mengingat
rakyat Papua sama sekali tidak menggunakan senjata dalam menghadapi
Indonesia. Seorang pengamat melihat bagaimana pemerintahan Gus
Dur-Mega ini kembali akan melakukan tindakan-tindakan yang dahulu
dilakukan Soekarno pada tahun-tahun 50an. Ketika itu pemerintah
bertindak lebih represif lagi. Daerah-daerah yang menuntut otonomi
luas langsung di bom oleh AURI meski tidak bersenjata. Akibatnya
rakyat-rakyat di daerah, utamanya Permesta di Sulawesi Utara,
cepat-cepat mempersenjatai diri dengan meminta bantuan senjata dari
luar negeri.

Hal yang sama nampaknya akan terjadi di Irian Jaya. Begitu pembunuhan
meluas maka bisa saja negara-negara di Pasifik diam-diam membantu
rakyat Papua dengan senjata, katanya. Karena itu kemarin para
pimpinan gereja di Irian Jaya berseru kepada aparat keamanan TNI dan
Polri serta Tentara Nasional Papua/Organisasi Papua Merdeka agar
menahan diri, untuk menghindarkan terjadinya konflik vertikal dan
horisontal yang mengakibatkan rakyat kecil menjadi korban. Permintaan
itu tertuang dalam seruan bersama pimpinan gereja yang dibacakan
Sekjen Badan Pekerja Am Sinode Gereja Kristen Injili di Irian Jaya,
Pdt. Corinus Berotabuy, M.Th kepada pers di Jayapura.

Kemarin Menteri Pertahanan Mahfud sudah berjanji tidak akan
memerintahkan penembakan di tempat. "Apa akan ada perintah tembak di
tempat atau lainnya," tanya wartawan. "Kalau cuma untuk itu, aparat
di Aceh maupun Irian Jaya yang akan melakukan tindakan. Itu cukup
dengan tindakan kepolisian biasa. Tindakan keamanan biasa, tanpa
harus tembak di tempat," katanya.  Ia menjelaskan, pemerintah tetap
pada  keputusannya untuk mengedepankan sikap persuasif melalui
cara-cara damai dan perundingan dalam menghadapi masalah di Propinsi
Irian Jaya dan Aceh daripada mengedepankan tindakan represif. Jadi
pemerintah tetap bersandar pada keputusan sidang kabinet yang lalu,
dan berdasarkan hasil rapat konsultasi dengan Pimpinan DPR tanggal 28
November lalu. "Tetapi terhadap siapa pun yang melakukan deklarasi
kemerdekaan secara sepihak, tanggal 1 Desember di Irian dan tanggal 4
Desember di Aceh akan dilakukan tindakan-tindakan hukum sebagaimana
mestinya," kata Menhan.

Soal penangkapan ketua Dewan Papua dan Ketua SIRA ia menjelaskan
sudah ada bukti-bukti hukum bahwa mereka melakukan tindakan
pelanggaran hukum. Dengan penangkapan-penangkapan di Aceh dan Irian
Jaya itu, menurut seorang aktivis LSM, nampak bahwa pemerintahan Gus
Dur kembali telah menghalalkan penangkapan-penangkapan politis.
Langkah pemerintah ini jelas hanya akan memperkuat posisi kelompok
garis keras di Aceh maupun Papua. Para pemimpin rakyat yang ditahan
saat ini adalah tokoh-tokoh anti kekerasan di daerah. Gelar konvoi
2000 pasukan dan panser di Jayapura dan enam ribu pasukan TNI/Polri
lainnya diseluruh Irian jaya, serta penggeledahan di jalan-jalan
sebagai apa yang disebut sebagai shock therapy belum tentu akan
berhasil.

Pengalaman TNI selama puluhan tahun di Aceh nampaknya belum juga bisa
dimanfaatkan oleh pemerintah. Namun sebagaimana dikatakan seorang
aktivis LSM, dengan duduknya beberapa jenderal Kopasus di kabinet
maka orang pun tidak perlu heran melihat sikap kabinet yang kini
sudah trigger happy itu. Gus Dur yang kini dalam posisi terjepit mau
tak mau harus menyerah pada keinginan Wapres Megawati yang
dikelilingi jenderal fasis semacam Theo Syafiie dan Sembiring
Meliala, katanya. Seharusnya pemerintah segera menggelar
pengadilan-pengadilan HAM di Aceh dan Irian Jaya dan bukannya justru
mempersiapkan Kopasus untuk kembali dikirim ke sana. Sekarang pun
rakyat mulai mencemooh konvoi tentara yang lewat di jalan-jalan raya
Jayapura. Bisa jadi suatu saat kabinet Gus Dur-Mega yang dicemooh
rakyat karena dalam keadaan panik lagi-lagi merangkul tentara.

Fraksi TNI-Polri pun sudah mengusulkan agar darurat militer
diberlakukan di  ibukota. Asisten Menko Polsoskam bidang Komunikasi,
I Wayan Karya kepada pers usai Rakor Polkam, mengatakan, pemerintah
khawatir Jakarta akan terkena imbas peristiwa 1 Desember dan 4
Desember di Irja dan Aceh. "Untuk Jakarta, apapun yang terjadi karena
refleks akibat di daerah Aceh maupun Irian, agar dapat segera
diatasi" ujar Wayan soal hasil Rakor itu. Sebelas gereja pun kini
mencurigai adanya skenario penguasa untuk memperjuangkan darurat
sipil dan darurat militer.

Sementara itu  PDS, Perhimpunan Demokratik Sosialis, yang baru
terbentuk melihat ditangkapnya, Ketua dan Sekjen Presidium Dewan
Papua Theys Eluay dan Thaha Alhamid serta Ketua SIRA Rakan, Muhammad
Nazar, membuktikan bahwa pemerintahan Abdurrahman Wahid tidak
demokratis. Tindakan polisi ini, dengan jelas menunjukkan bahwa
pemerintahan Abdurrahman Wahid dan seluruh elite politik Indonesia
yang duduk di MPR/DPR, tidak memiliki konsep dan sikap politik yang
jelas dalam menyelesaikan secara demokratis tuntutan rakyat di kedua
daerah tersebut. Hal ini terjadi, lanjut PDS, karena pemerintah dan
MPR/DPR hanya sibuk memperebutkan kekuasaan politik semata. PDS,
menuding para politisi-politisi di MPR/DPR telah bertindak
diskriminatif dan sok ilmiah. Mereka begitu antusias, dan proaktif
menyoroti kesalahan Presiden Abdurrahman Wahid, tetapi, membiarkan
saja tindakan brutal aparat keamanan di daerah sambil dengan
bangganya meneriakkan jargon persatuan dan kesatuan bangsa.

Dikatakannya juga, pemerintahan Gus Dur tahu bahwa persoalan pokok di
kedua daerah tersebut adalah persoalan politik yang karenanya harus
diselesaikan secara politik pula. Pemerintah malah menyerahkan
penyelesaian masalah di kedua daerah tersebut kepada sikap pragmatis
dan brutal aparat keamanan. Dengan sikap ini, pemerintah secara
sengaja maupun tidak, telah membiarkan bangkitnya kembali watak,
metode dan praktek represif rejim Orde Baru.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke