---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 29 November 2000 15:40 UTC



** KETUA DAN SEKJEN DEWAN PRESIDIUM PAPUA RESMI DITAHAN

** DEKLARASI KEPRIHATINAN KOMISI EROPA TERHADAP KEKERASAN DI
INDONESIA

** TAHUN DEPAN TIMOR TIMUR AKAN MENJADI NEGARA TERSENDIRI

** TOPIK GEMA WARTA: PENAHANAN THEYS ELUAY MEMPERKUAT TREND
DISINTEGRASI

** TOPIK GEMA WARTA: 151 ORANG ANGGOTA DPR INGIN GULINGKAN GUS DUR



* KETUA DAN SEKJEN DEWAN PRESIDIUM PAPUA RESMI DITAHAN

Ketua Presidium Dewan Papua Theys Eluay resmi menjadi tahanan di
Polda Irian Jaya. Demikian dikatakan Kasubdit Penum Senior
Superitenden Timbul Sianturi, siang tadi di Mabes Polri Jakarta.
"Theys ditahan karena dinilai sudah melakukan tindakan makar yang
mengarah kepada disintegrasi bangsa," ujarnya usai berbicara dengan
Kadit Serse Polda Irian Jaya Senior Superitenden Tukarno.
Theys yang datang ke Mapolda Irian Jaya, Jl Sam Ratulangi, Jayapura,
sekitar pukul 09.30 WIT, hari ini. Theys tiba dengan mengenakan kaos
putih dan topi berhias burung cenderawasih dengan didampingi tim
penasihat hukumnya. Sekitar 50 orang anggota Satgas Papua yang
membawa bendera Bintang Kejora juga turut mengantarkannya.
Sementara itu, sekretaris jenderal (Sekjen) Presidium Dewan Papua
(PDP) Toha Alhamid, juga resmi ditahan Mapolda Irja dengan tuduhan
melakukan makar memperjuangkan kemerdekaan Irian Jaya.
Alasan penahanan dirinya, kata Toha, karena takut melarikan diri dan
menghilangkan barang bukti. Dalam surat penahanan itu disebutkan
bahwa Toha ditahan sampai 18 Desember 2000.


* DEKLARASI KEPRIHATINAN KOMISI EROPA TERHADAP KEKERASAN DI INDONESIA

Komisi Eropa menyatakan keprihatinannya karena semakin meningkatnya
ketegangan dan kekerasan di beberapa kawasan di Indonesia, terutama
di Aceh,  Maluku dan Irian Jaya. Deklarasi yang ditandatangani oleh
negara-negara Uni Eropa dan asosiasinya dari Eropa Timur - Eropa
Tengah dan negara-negara yang tergabung dalam kawasan Ekonomi Eropa,
EFTA, itu menegaskan dukungannya atas keutuhan Indonesia dan mendesak
berbagai pihak yang bertikai untuk lebih mengadakan dialog katimbang
menggunakan kekerasan.
Khususnya kasus Aceh, Komisi Eropa mendukung sepenuhnya jedah
kemanusiaan yang dicapai di Jenewa antara pemerintah Indonesia dan
GAM. Komisi ini juga mendesak agar para pelanggar hak asasi di Aceh
segera diseret ke pengadilan. Hanya dengan cara demikian, kekerasan
di Aceh dapat dicegah, demikian bunyi deklarasi itu.
Deklarasi ini selanjutnya menegaskan, komisi Eropa akan terus
memantau dari dekat perkembangan di Indonesia, khususnya apa yang
terjadi di lapangan.


* TAHUN DEPAN TIMOR TIMUR AKAN MENJADI NEGARA TERSENDIRI

Timor Timur tahun depan bisa menjadi negara tersendiri. Hal itu
dikatakan ketua UNTAET, pemerintahan transisi PBB di Timor
Timur.
Dari sumber UNTAET dikatakan, pemilu berdasarkan konstitusi baru
kemungkinan akan digelar pertengahan tahun depan.
Kabinet transisi yang dibentuk Juli lalu, pekan ini, akan
mengeluarkan peraturan mengenai parpol.
UNTAET memperkirakan, Timor Timur tetap membutuhkan perlindungan dan
bantuan dana dari organisasi internasional meskipun telah menjadi
negara merdeka. Saat ini di Timor Timur masih terdapat 7.700 pasukan
perdamaian PBB, yang bertugas melindungi warga setempat dari serangan
milisi pro Jakarta.


* 12 JUTA DOLAR BANTUAN UNTUK PEREMPUAN KORBAN KONFLIK MALUKU

OCHA (Office for The Coordination of Humanitarian Affair), Kantor
Untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan yang berada di bawah Sekretariat
PBB tahun ini menyediakan bantuan kemanusiaan untuk Maluku sebesar
12.332.800. dollar AS.
Paket bantuan ini tiap tahun diberikan tema khusus. Tahun ini temanya
adalah "Perempuan dalam Peperangan."
Untuk Indonesia, Maluku dipilih karena selama dua tahun konflik di
Maluku telah menimbulkan korban ribuan orang dan sekitar lima ratus
ribu orang terpaksa mengungis dan tinggal di kamp pengungsian.
Hal ini dikatakan ketua OCHA Indonesia Michael Elmquist dalam acara
jumpa pers di Gedung Perwakilan PBB Thamrin.
Ia mengatakan perempuan dan anak-anak selalu menjadi korban yang
utama dalam situasi konflik dan krisis di mana pun. Mereka bukan
hanya mengalami akibat langsung dari konflik, tapi juga akibat tak
langsung seperti terganggunya distribusi makanan dan pelayanan
kesehatan. Padahal menurut Elmquist, perempuan memegang peranan
penting dalam usaha mencapai perdamaian.
Dalam konflik di Maluku yang disebabkan etnis dan agama, satu-satunya
kelompok yang tak punya batasan etnis dan agama adalah perempuan.
Untuk itu program kali ini dirancang untuk memastikan apakah bantuan
ini sampai pada mereka yang membutuhkan yaitu kaum perempuan dan
anak-anak.


* TOKOH OPOSISI SAYAP KANAN ARIEL SHARON SIAP BENTUK KOALISI DENGAN
EHUD BARAK

Tokoh oposisi sayap kanan Israel Ariel Sharon setuju mengadakan
perundingan dengan PM Ehud Barak untuk membentuk pemerintahan
koalisi.
Persetujuan itu disampaikannya setelah parlemen Israel sepakat
mengadakan pemilu dipercepat. Pemilihan anggota parlemen akan
diadakan dalam enam bulan mendatang.
Kedua pemimpin dalam beberapa pekan terakhir sering bertemu,
membicarakan pembentukan pemerintahan darurat untuk menghadapi aksi
kekerasan Palestina.
Perundingan akhirnya gagal setelah PM Barak menilai Sharon ingin
terlalu meyakinkan pendiriannya.
Barak telah menjadi PM selama satu setengah tahun. Dia gagal mencapai
perjanjian damai dengan Palestina.


* POLISI BELANDA MENAHAN SEORANG TERSANGKA LAGI DALAM KASUS DOVER

Dalam kasus Dover, polisi Belanda telah mehanan tersangka lainnya,
yaitu seorang sopir truk. Pada bulan Juni lalu, 58 orang imigran
gelap asal Cina mati lemas dalam truk barang yang bertolak dari
Amsterdam. Tersangka berusia 22 tahun itu yang membawa para imigran
ke tempat pemberangkatan di Amsterdam. Truk itu kemudian menuju
pelabuhan Dover Inggris melalui Belgia.
Menteri Kehakiman Belanda mengatakan penahanan itu adalah titik awal
dari seluruh penyelidikan kasus tersebut. Sekarang terdapat 10
tersangka, meskipun gembongnya belum ditangkap.
Polisi Belanda juga sedang mencari seorang warga Belanda yang diduga
terlibat dalam operasi penyelundupan imigran.


* RIBUAN MASSA FILIPINA GELAR DEMO MENDESAK JOSEPH ESTRADA SEGERA
LENGSER

Di Filipina, ribuan massa turun ke jalan melakukan demonstrasi selama
dua hari menentang presiden Joseph Estrada.
Mereka mendesak Estrada segera lengser. Estrada dituduh menerima suap
jutaan dolar dari bandar-banda judi gelap di Filipina.
Sementara itu Estrada menampik semua tuduhan itu. Dia menegaskan,
biarkanlah senat Filipina memutuskannya pada sidang impeachment pekan
depan. Kemarin senat menolak pernyataan Estrada yang menyatakan
dirinya tidak bersalah.


* KONFLIK HUKUM PEMILU PRESIDEN AMERIKA SERIKAT BELUM BERAKHIR

Di Amerika Serikat, konflik hukum pemilu presiden masih berlanjut.
Calon presiden dari Partai Demokrat Al Gore mengajukan tuntutan ke
Mahkamah Agung Florida hari ini agar kotak suara yang belum terhitung
dengan tangan, harus dilanjutkan perhitungannya selama pekan ini.
Sekitar 10 ribu kotak suara di Miami yang tak dapat dihitung dengan
mesin. Calon dari Partai Republik George W Bush yang secara resmi
mengklaim kemenangan di Florida hari Minggu lalu, menolak tuntutan Al
Gore itu.
Sampai saat ini, Bush sedang dalam proses pembentukan kabinet.


* PENAHANAN THEYS ELUAY MEMPERKUAT TREND DISINTEGRASI

Theys Eluay, ketua lembaga masyarakat adat dan ketua Presidium Dewan
Papua, dewan yang memotori perjuangan kemerdekaan Papua Barat, mulai
kemarin ditahan Polda Jayapura Irian Jaya atas tuduhan melakukan
makar. "Saya merasa ditipu oleh Kapolda" ujar Theys yang dielu-elukan
puluhan Satgas Papua di depan kantor Polda tersebut. Hari ini
Presidium Dewan Papua akan bertemu dengan Gubernur S. Salosa.
Sementara itu situasi Papua sempat tegang. Laporan Aboeprijadi
Santoso dari Jayapura alias Port Numbay.

Theys Eluay telah resmi ditahan 20 hari mulai 29 November sampai 18
Desember mendatang dengan tuduhan tindak pidana mengancam keamanan
negara dan ketertiban umum yaitu sejumlah pasal KUHP yang bernada
makar. Sebagai pemimpin besar, kata Theys Eluay, saya menerima
kenyataan ini dan harus taat pada hukum Indonesia, bukan taat pada
kekerasan, karena situasi dan kondisi telah diciptakan oleh polisi
agar menjurus pada hal-hal bersifat fisik, demikian tanggapan Theys
seperti ditirukan oleh Hendrik Thomasoa, ketua tim pengacara Theys
Eluay.

Ketua Presidium Dewan Papua ini merasa dijebak dan diprovokasi. Tak
ada surat penahanan ke rumah, tak pernah dipanggil baik-baik tapi
langsung ditahan, jelas Thomasoa. Sebaliknya Kapolda Irian Jaya
Brigjen Pol. Wenas mengatakan berkas Theys Eluay sudah lama
disiapkan, tapi belum lengkap dan Theys selalu menghindar. Jadi
sekarang kami tangkap, ujar Wenas.

Theys sendiri berusaha menemui Wenas tapi gagal. Pemimpin Papua itu
sempat menyerukan kepada puluhan anggota Satgas Papua yang menanti
dengan tegang di depan kantor Polda Irian Jaya, di pusat Jayapura
agar mereka pulang saja. Dan dengan demikian, Theys sebenarnya telah
membantu menjaga ketertiban umum.

Tim pengacara Theys dan Dewan Presidium Papua kamis ini akan bertemu
dengan Gubernur baru Salosa untuk mengimbau agar penahanan Theys
ditunda setelah 1 Desember. Jika permintaan ini gagal, maka tim
pengacara akan mempraperadilankan Kapolda. Kapolda Irian Jaya
mengakui telah merencanakan pemeriksaan dan penangkapan terhadap lima
tokoh presidium yaitu Theys Eluay, Herman Awon, Thaha Al Hamid, John
Mambor dan Don Flasi. Theys dan Thaha sekarang sudah diciduk. Awon
masih di Yogya, Mambor di dekat Jayapura dan Don Flasi di Jakarta.

Di Jakarta direktur PBHI Hendardi kamis ini mengeluarkan surat
protes. Menurut pendapatnya,  langkah-langkah di Irian Jaya itu
sejalan dengan yang sekarang dilakukan di Aceh, yaitu menekan dan
memeriksa serta menahan para tokoh dan aktivis masyarakat.  Penguasa
Jayapura tampaknya memang tidak sensitif lagi terhadap jeritan suara
rakyat Papua. Padahal tahun lalu, waktu yang sama, bahkan juga
dibawah Kapolda yaitu Brigjen Pol Wenas, situasinya sangat bagus.
Penguasa sangat terbuka dan berdialog dengan para pemuka masyarakat
Papua, demikian ujar seorang peneliti asing membandingkan situasi
ketika Gus Dur menyambut awal tahun baru yang lalu. Bulan madu Papua
dengan Gus Dur memang sudah berakhir.

Penahanan Theys Eluay yang membuat situasi Jayapura cukup tegang
sepanjang hari kemarin, mencerminkan puncak memburuknya hubungan
Jakarta - Papua sejauh ini. Bersamaan dengan itu tadi malam beberapa
anggota DPR pimpinan Zoelvan dari PDIP menuduh presiden Gus Dur telah
melanggar dua kaidah konstitusi. Yaitu pertama, memperbolehkan
pengibaran bendera Papua Bintang Kejora dan kedua, mencoba
menghidupkan kembali asas dari Partai Komunis Indonesia. Jadi menurut
kalangan DPR tersebut, bintang kejora sekarang lebih aib, lebih
membawa dosa ketimbang palu arit. Ini berarti Jakarta telah
meningkatkan ancaman terhadap Dewan Presidium Papua . Dengan demikian
Jakarta malah memberi angin kepada kelompok-kelompok pro-M, kelompok
pro kemerdekaan yang lebih radikal dan berada di luar dewan papu,
seperti  FNP- Front Nasional Papua yang terdiri dari eks tapol- napol
Kalisosok, Cipinang Jayapura, pimpinan Herman Wajoy dan kelompok
DEMAK yaitu Dewan Musyawarah Masyarakat Adat Koteka pimpinan Beny
Yuwenda.

Kedua sayap radikal ini mengirik Dewan Presidium Papua yang dinilai
dekat dan lunak terhadap Jakarta.  Kalau di Aceh Tengku Hasan Di Tiro
pada tahun '75 gagal memenangkan tender perusahaan Amerika Battle
untuk menguasai gas bumi di Arun dikalahkan oleh Mobil Oil, lalu
mendirikan Gerakan Aceh Merdeka, GAM, para  pemimpin Papua di Irian
Jaya, lain ceriteranya.

Theys Eluay dan Tom Beanal adalah dua pemimpin kharismatis yang
pragmatis. Theys seorang pemimpin populis yang dekat dengan Gus Dur
dan Memperindag Luhut Pandjaitan. Sedangkan wakilnya Tom Beanal yang
belakangan menjadi salah satu komisaris PT Freeport telah
memanfaatkan perusahaan Amerika ini demi perjuangan Papua. Tom Beanal
juga aktivis LSM yang disegani di Jakarta. Andaikata tidak ada
peristiwa 27 Juli yang mengangkat peranan kemanusiaan Romo Sandyawan
Sumardi, maka sedianya Tom Beanal-lah yang akan memenangkan
penghargaan  HAM Yap Thiam Award pada tahun 1996.

Sementara itu sekarang ini masalahnya adalah rakyat awam Papua
sendiri hanya tahu bahwa tahun silam telah dijanjikan bahwa tahun
depan yaitu 1 Desember  nanti akan diumumkan proklamasi kemerdekaan.
Justru inilah yang tidak direncanakan Dewan Presidium Papua.


* 151 ORANG ANGGOTA DPR INGIN GULINGKAN GUS DUR

Presiden KH Abdurrahman Wahid kini di ujung tanduk, karena dinyatakan
telah  melanggar UUD 1945 dan GBHN. Itulah alasan 151 anggota DPR RI
menandatangani hak menyatakan pendapat (memorandum) yang diserahkan
Rabu kemarin kepada pimpinan DPR di Jakarta.  Lebih lanjut berikut
laporan koresponden Syahrir dari Jakarta:

Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri membatalkan kunjungannya ke
Republik Ceko dan Meksiko, yang semula dijadwalkan mulai pekan ini,
sehubungan dengan perkembangan situasi dalam negeri, kata Sekretaris
Wapres, Bambang Kesowo di Jakarta, Rabu kemarin. Bambang menjelaskan,
pembatalan kunjungan tersebut merupakan keputusan Wapres sendiri
karena situasi politik dalam negeri, khususnya pekan ini hingga pekan
depan, memerlukan keberadaan dan pemikirannya. "Ibu Wapres juga
sempat berkonsultasi dengan Presiden sebelum memutuskan untuk tidak
jadi meninggalkan Tanah Air," kata Bambang Kesowo kepada pers.
Kunjungan ke Republik Ceko dan Meksiko selama sekitar sembilan hari
itu semula merupakan kunjungan kenegaraan dalam rangka peningkatan
hubungan Indonesia dengan kedua negara tersebut. Bambang tidak
menyebutkan secara khusus masalah-masalah dalam negeri yang
memerlukan pemikiran Wapres. Namun ia tidak membantah bahwa hal itu
berkaitan dengan gejolak politik di Aceh dan Irian Jaya.

Sebelumnya sudah beredar kabar bahwa akan ada deklarasi kemerdekaan
di Irian Jaya pada 1 Desember besok, dan di Aceh pada 4 Desember
mendatang. Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay resmi
dinyatakan sebagai tersangka dan ditahan oleh Polda Irian Jaya.
Penahanan Theys ini menyusul Sekjen PDP Thaha M. Hamid yang
sebelumnya juga sudah ditahan Pemeriksaan terhadap Ketua Presidium
Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluay oleh Ditserse Polda Irja dan
penahanan terhadap Sekjen PDP Thaha M Hamid di Mapolda Irja tidak
dibahas secara khusus dalam Rakor Polkam sore ini.

Sementara itu kemarin, dari Senayan diperoleh berita bahwa sebanyak
151 tanda tangan anggota DPR berhasil dikumpulkan, terkait dengan
usul pernyataan pendapat anggota dewan yang berangkat dari Forum
Curah Pendapat Oktober lalu. Ke-151 penandatangan itu berasal dari 12
orang anggota Fraksi PBB, 34 anggota Fraksi Reformasi, 47 anggota
Fraksi PDI Perjuangan, 22 anggota Fraksi PPP dan 37 anggota Fraksi
Partai Golkar. 151 tanda tangan yang mendukung usul pernyataan
pendapat itu diserahkan ke Ketua DPR Akbar Tandjung, Rabu. Usul
pernyataan pendapat itu, agar DPR mengajukan memorandum terhadap
presiden. Sedangkan ada pula yang mengatakan, meski usul ini diterima
tetap harus mengacu kepada ketentuan dan mekanisme yang ada di DPR,
seperti dibentuknya badan musyawarah atau (bamus), atau panitia
khusus (pansus) dan akhirnya disetujui paripurna. Dalam penyerahan
usulan hak pernyataan pendapat itu di antaranya hadir tokoh-tokoh
anti Gus Dur seperti Julius Usman, Meilono Suwondo,  Ahmad Sumargono,
Bachtiar Chamsyah, Alvin Lie, dan Sofyan Usman. Mereka diterima oleh
ketua DPR Akbar Tandjung dan wakil ketua DPR bidang polkam Sutardjo
Surjogoeritno.

Dalam usulan itu disebutkan bahwa Gus Dur telah melanggar UUD 45, TAP
MPR dan UU yang lain. Pelanggaran UUD 45 adalah pasal 35 yaitu
menyetujui pengibaran bendera Bintang Kejora di Irian Jaya. TAP MPR
di antaranya Gus Dur menentang pelaksanaan TAP MPRS 25/1966 bahkan
mengusulkan supaya TAP itu dicabut. Pasal itu tentang pernyataan PKI
sebagai organisasi terlarang dan penyebaran ajaran komunisme.
Kemudian TAP MPR 11 Tahun 1998 tentang penyelenggaraan pemerintah
yang bersih dari KKN. Di mana Gus Dur meminta penundaan proses tiga
konglomerat. Gus Dur juga dinilai telah melanggar UU No. 23 Tahun
1999, ketika mendesak gubernur BI agar mundur dari jabatannya. Usul
pernyataan pendapat ini akan diproses di Bamus dan selanjutnya di
rapat paripurna. Kalau dalam rapat paripurna disetujui, maka bisa
menjadi memorandum pertama atau peringatan keras pertama untuk
presiden. Menurut tabloid Detak, memang, hak menyatakan pendapat
tersebut bisa tidak berarti apa-apa, manakala para elit politik
berhasil melakukan kompromi-kompromi dengan kompensasi-kompensasi
tertentu. Namun saat ini Gus Dur sudah mengalami kebangkrutan
kepercayaan yang luar biasa dari sebagian massa rakyat. Dan bila ini
terus berkembang akan menjadi tuntutan yang amat dahsyat untuk
meminta Gus Dur segera turun. Dan jika tuntutan itu terus
menggelembung, bukan mustahil berbagai kompromi politik akan jebol
dengan gerakan rakyat tersebut.

Terlebih lagi, popularitas Gus Dur belakangan ini semakin terpuruk
berkaitan kasus B.B yaitu Bulog Gate dan Brunei Gate. Dan utamanya
pertemuannya dengan Tommy di Hotel Borobudur. Dengan realitas
demikian, bukan tidak mungkin memorandum pertama bakal segera disusul
dengan memorandum berikutnya, untuk kemudian berujung pada
pelaksanaan Sidang Istimewa MPR menurunkan Gus Dur. Apalagi Megawati
sendiri di Rakernas PDI Perjuangan beberapa waktu lalu, telah
mengisyaratkan kesediaannya untuk menjadi presiden. Jadi, sepertinya
tidak terlalu dini bila sekarang mengatakan time is up, Gus. Waktu
sudah habis, Gus.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke