--------------------------------------------------------------------- WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP Edisi: Bahasa Indonesia Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir. --------------------------------------------------------------------- Edisi ini diterbitkan pada: Kamis 07 Desember 2000 15:30 UTC ** INDONESIA DAN AUSTRALIA BERUPAYA PULIHKAN HUBUNGAN BILATERAL ** AKSI KELOMPOK SPARATIS IRIAN TEWASKAN ENAM JIWA ** MENJELANG KTT NICE, POLISI BENTROK DENGAN RATUSAN WARGA ** TOPIK GEMA WARTA: PAPUA TETAP TERCEKAM * INDONESIA DAN AUSTRALIA BERUPAYA PULIHKAN HUBUNGAN BILATERAL Indonesia dan Australia berupaya memulihkan kembali hubungan kedua negara. Pertemuan dua hari antara sejumlah menteri kedua negara berlangsung di Canberra. Meskipun sudah diperkirakan tidak bakal menggulirkan trobosan penting, namun pertemuan ini dipandang sebagai langkah besar. Hubungan dua negara adikuasa kawasan Asia Tenggara-Pasifik ini mulai beku sejak banjir darah di Timor Timur tahun lalu. Saat itu Australia mendukung perjungan kemerdekaan Timtim, yang akhirnya memancing amarah Jakarta. Selanjutnya Australia juga memimpin pasukan perdamaian menumpas milisia Timtim pro-Jakarta. Pada pidato pembukaan pertemuan tingkat menteri ini, Australia menyatakan menjunjung tinggi integritas Indonesia. Salah satu agenda penting dalam pertemuan di Canberra ini mempersiapkan kunjungan pertama, Presiden Abdurrahman Wahid ke Australia. Sejak menjabat Presiden, Gus Dur belum pernah berkunjung ke Australia. Selanjtnya Indonesia dan Australia berharap dapat memulihkan kembali kerjasama militer. * AKSI KELOMPOK SPARATIS IRIAN TEWASKAN ENAM JIWA Di Papua Barat atau Irian Jaya, enam orang tewas, menyusul aksi kekerasan kelompok separatis setempat. Sekelompok pria Papua bersenjatakan senjata tajam dan bom molotov menyerbu pasar Abepura di tengah malam. Kota Abepura terletak tidak jauh dari Jayapura. Aksi tersebut menewaskan dua aparat polisi dan seorang anggota satpam dan tiga warga Papua. Sehubungan aksi tersebut polisi menangkap sekitar seratus orang yang dicurigai. Ketegangan di Irian Jaya memuncak sejak Jakarta melarang pengibaran bendera Bintang Kejora, Sabtu silam. Kerusuhan terjadi pada perayaan HUT proklamasi Papua Barat, 1 Desember silam dan menewaskan delapan jiwa. Pada tanggal 1 Desember 1961 kelompok nasionalis Papua memproklamasikan sepihak kemerdekaan Papua Barat. * MENJELANG KTT NICE, POLISI BENTROK DENGAN RATUSAN WARGA Menjelang konperensi tingkat tinggi Uni Eropa di Nice Prancis, polisi bentrok dengan ratusan demonstran. Para pengunjuk rasa memasang barikade di sejumlah jalan utama. Massa demonstrasi kemudian bergerak menuju wilayah konperensi Uni Eropa. Polisi bersenjatakan pentungan dan gas air mata berupaya menghalau massa demonstran. Jumlah massa yang menggelar aksi unjuk rasa menjelang ktt di Prancis Selatan ini mencapai sepuluhan ribu orang. Mereka mewakili sejumlah lapisan LSM, memprotes globalisasi dan pengangguran serta memperjuangkan hak-hak perempuan dan kelompok imigran. 15 pemimpin negara dan pemerintahan Eropa antara lain akan membahas sejumlah kebijakan reformasi. Kebijakan tersebut diperlukan untuk perluasan jumlah anggota, dari negara-negara Eropa timur. Topik penting dalam agenda adalah menentukan bobot suara setiap negara di dewan menteri Eropa. Jerman menghendaki bobot suara paling berat dengan alasan negara itu memiliki jumlah penduduk terbesar. Usulan tersebut ditentang keras Prancis. * PARLEMEN FLORIDA TUNJUK DEWAN ELEKTORAT Jum'at besok parlemen Florida akan menunjuk dewan elektorat. Para pemimpin partai Republik ingin mencegah jangan sampai di Florida tidak ada perwakilan elektorat. Pemerintah negara bagian Florida harus sudah menunjuk 25 wakil elektorat sebelum Selasa depan. Besar kemungkinan wakil elektorat Florida akan memilih George W. Bush, karena mayoritas parlemen Florida berasal dari Partai Republik. Sementara itu kubu demokratnya Al Gore meraih kemenangan langkah pada proses naik banding. Mahkamah Agung Atlanta mendukung penghitungan ulang di Florida. * AKSI MOGOK LUMPUHKAN KEHIDUPAN UMUM YUNANI Aksi mogok Yunani melumpuhkan kehidupan umum. Aksi mogok 24 jam itu terutama menimpa sektor angkutan umum dan instansi pemerintah. Kereta dan bus tidak beroperasi, perahu-perahu feri penyeberangan tidak berlayar. Para karyawan maskapai penerbangan Yunani, Olympic Airways juga menghentikan perkerjaan mereka. Serikat-serikat buruh menuntut perbaikan kontrak kerja. Disamping itu mereka juga menentang kebijakan reformasi ekonomi pemerintah Yunani. * SENAT FILIPINA AWALI PROSEDUR IMPEACHMENT PRESIDEN ESTRADA Dewan senat Filipina mengawali proses impeachment terhadap Presiden Joseph Estrada. Sang presiden antara lain dituduh menerima uang suap jutaan dolar dari sindikat judi. Estrada menyangkal keras tuduhan itu dan ia yakin proses impeachment akan membuktikan dirinya tidak bersalah. Untuk dapat memaksa presiden mundur dibutuhkan dukungan dua pertiga anggota senat. Proses ini diperkirakan baru akan selesai paling cepat akhir Januari tahun depan. Di depan gedung senat Manila, ribuan massa menggelar aksi demonstrasi menuntut Estrada mundur. Sejak beberapa pekan ini di Filipina marak dengan aksi-aksi demonstrasi terhadap presiden. Masa jabatan mantan bintang film ini resminya baru berakhir paroh 2004 mendatang. * GEMPA HEBAT GONCANG ASIA TENGAH Negara pecahan Uni Sovyet di Asia Tengah Turkmenistan ditimpa gempa bumi hebat. Sumber setempat melaporkan 11 korban tewas. Sementara angka kerugian harta masih belum dilaporkan. Gempa yang berepisentrum di Laut Kaspia itu berkekuatan tujuh koma empat pada skala Richter. * TOPIK GEMA WARTA: KALAU MULADI JADI KETUA MAHKAMAH AGUNG BERARTI GOLKAR BERKUASA LAGI KALAU MULADI JADI KETUA MAHKAMAH AGUNG BERARTI GOLKAR BERKUASA LAGI Intro: PDI-Perjuangan menganggap calon Muladi tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi Ketua Mahkamah Agung. Kriteria PDI-Perjuangan bagi jabatan tertinggi di peradilan itu adalah integritas serta moralitas. Sedangkan Muladi sebagai bekas petingginya Soeharto otomatis tidak memenuhi kriteria tersebut. Berikut laporan koresponden Syahrir dar Jakarta. Rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat di Jakarta, Kamis kemarin, akhirnya menyetujui usulan nama calon ketua Mahkamah Agung yang dihasilkan oleh Komisi II DPR, meskipun anggota fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan melakukan aksi "walk out". Saat memasuki tahap pengambilan keputusan untuk menyetujui usulan calon ketua MA yang dihasilkan Komisi II, seluruh anggota Fraksi PDI-P melakukan aksi "Walk Out" dan segera meninggalkan ruang sidang. Hanya Marcus Simon yang tetap mengikuti persidangan. Kepada para wartawan Marcus Simon menyatakan, meskipun dirinya berasal dari Fraksi PDI-P namun juga merupakan anggota dari Komisi II yang telah melakukan pemilihan calon Ketua MA tersebut sehingga ia harus konsisten dengan keputusan komisi II. Sebelumnya Komisi II telah melakukan uji kepatutan dan kelayakan dan telah menghasilkan usulan calon ketua Mahkamah Agung yaitu Prof DR Muladi, SH serta Prof DR Bagir Manan. Nama itu akan diajukan kepada Presiden Abdurrahman Wahid. Namun disayangkan bahwa uji kepatutan itu hanya berlangsung 15 menit saja. Presiden sebagai kepala negara akan memilih dan menetapkan Ketua Mahkamah Agung. Aksi walk out fraksi PDI-P dari sidang paripurna oleh pihak Golkar, dinilai lucu dan tidak obyektif. Sebagai partai terbesar, jika tidak menyetujui calon-calon ketua dan wakil ketua MA yang disahkan DPR, PDI-P bisa melakukan pendekatan atau lobi-lobi. "Tindakan ini menunjukkan bahwa PDI-P tidak berhasil dalam melakukan lobi dan PDI-P memang selalu kalah dalam keputusan DPR," kata salah seorang anggota Komisi II DPR dari Golkar, Yahya Zaini, Kamis kemarin. PDI-Perjuangan sendiri menilai calon-calon yang diunggulkan tidak sesuai dengan kriteria ideal yang ditetapkan PDI-Perjuangan. Kriteria itu, antara lain, tidak terlibat politik pemerintahan masa lalu dan tidak condong pada salah satu partai politik. Mengenai masalah kriteria itu, Yahya menegaskan PDI-P seharusnya lebih obyektif. Soal keterlibatan pada pemerintahan masa lalu, misalnya, harus dilihat dengan lebih jernih. Ia pun mecontohkan Muladi. Muladi diakui memang pernah terlibat dalam kabinet mantan Presiden Soeharto. Namun, itupun hanya selama 75 hari saja. Dan, seperti terungkap dalam fit and proper test beberapa waktu lalu, Muladi telah berusaha memberikan masukan tentang reformasi bidang hukum. Yahya jelas tidak menjelaskan bahwa Muladi adalah bekas anak masnya Mbak Tutut, ketika menjabat Rektor Undip di Semarang. Oleh LBH Indonesia ketika itu Muladi dianggap orang yang paling otoriter dan paling keras mendukung gagasan-gagasan fascist Soeharto, Golkar dan militer. Anggota Fraksi PDI-Perjuangan, Haryanto Taslam, berpendapat lain. Ia menyatakan kepada pers, alasan di balik sikap walk out PDI-Perjuangan itu jelas. PDI-Perjuangan berkomitmen menciptakan supremasi hukum. "Mahkamah Agung adalah gerbang terakhir keadilan. Lalu bagaimana nasibnya bila nanti diduduki oleh orang dari kekuatan lama? Mau dikemanakan supremasi hukum?" tanyanya. Pernyataan ini didukung Taufiqurrahman Saleh dari FKB, fraksi pendukung pemerintah. Seperti juga Fraksi PDI-Perjuangan, FKB juga memilih abstain. "Kami sudah menyampaikan sikap kami itu kepada Pak Soetardjo Soerjogoeritno, pimpinan rapat paripurna, katanya. Intinya, kami memberikan catatan pada keputusan paripurna itu," ujarnya. Catatan FKB itu adalah agar pencalonan Muladi dan Bagir Manan sebagai ketua Mahkamah Agung ditinjau ulang. Ini mengingat banyaknya masukan dari masyarakat seputar diri mereka. Taufiq pun berharap catatan itu dapat dijadikan bahan pertimbangan Presiden dalam memilih ketua MA yang pantas. Pengamat politik LIPI Hermawan Sulistyo menghimbau Gus Dur agar tidak memilih Muladi sebagai ketua MA. "Muladi itu kan garis masa lalunya tebal sekali," kilahnya. "Coba bayangkan kalau nanti yang terpilih Muladi. Jaksa Agungnya dari Golkar, Ketua MA nya juga dari Golkar. Nanti bisa lolos semua penjahat yang memang kebanyakan dari Golkar," tandas Hermawan alias Kiki, kemarin di Jakarta. Lawannya Muladi, Bagir Manan, menurut Hermawan, merupakan pilihan yang terbaik dari yang buruk-buruk. "Gus Dur kan tidak punya pilihan lain," jelasnya. Selain itu, Kiki melihat dalam kacamata demokrasi, proses yang ada ini sesungguhnya terbalik. Dua nama calon ketua MA, lanjut Kiki, seharusnya dari presiden dan kemudian yang memutuskan baru DPR. Bukan seperti sekarang ini. Oleh karena itu Kiki setuju pada pendapat Yusril yang mengatakan bahwa skoring itu bukan bahan pertimbangan untuk presiden, karena itu hanya untuk peringkat. "Kalau seperti ini berarti pilihan Gus Dur harus bagir Manan, dan saya kira sinyalnya sekarang ini kan sudah jelas sekali," tandas Hermawan yakin. Pengamat politik itu lebih lanjut mengatakan, bila Muladi menjadi Ketua Mahkamah Agung (MA), maka penjahat-penjahat ekonomi dari Golkar seperti Ginandjar Kartasasmita dapat berleha-leha di Boston," katanya. Bila Muladi menjadi Ketua MA, berarti semua posisi penting sudah dipegang Golkar, seperti DPR, Kejaksaan Agung, BPK, Bank Indonesia, DPA dan tinggal polisi yang belum dari Golkar. Menurut Hermawan, bila Gus Dur ingin membuat garis tebal dengan masa lalu, jangan memilih Muladi. "Karena garis masa lalu Muladi sangat tebal. Kalau pilih yang baik dari yang buruk-buruk, ya Bagir Manan. Ini berarti pertarungan akan panjang sekali dengan para penjahat ekonomi," katanya. Dia mencermati dengan kembalinya Syahril Sabirin ke BI dan Muladi di MA, Marzuki di Kejakgung sebagai sinyal jaringan Golkar kuat di level atas. Terlebih dalam otonomi daerah di mana 70 persen daerah dikuasai Golkar karena infrastruktur yang paling mapan hanya partai Golkar. Kemarin harian Rakyat Merdeka menulis bahwa Golkar berkuasa lagi.Yang sudah dikuasai partai itu, Ketua DPR, Jaksa Agung, Gubernur Bank Indonesia, dan sebentar lagi Ketua Mahkamah Agung. Kenyataan "menakutkan" itu akhirnya terjadi juga, tulis Rakyat Merdeka. Golkar kembali berkuasa. * PAPUA TETAP TERCEKAM Intro: Sekitar 200 sampai 300 orang yang tidak jelas identitasnya dengan membawa senjata tajam antara lain panah dan busur, Kamis pagi dini hari datang ke Abepura dan telah menyebabkan kerusuhan. Mereka menyerang Polsek dan daerah pertokoan setempat. Setidaknya 2 orang tewas dari kepolisian, dan beberapa ruko terbakar. Siapakah mereka itu belum jelas, kami menghubungi Mathias Refra wartawan Timika Pos yang pada saat itu sedang lalu di lokasi kejadian. Mathias Refra [MR]: Iya saya sedang lalu bersama Ketua PWI cabang Irian Jaya Usman Fataubun tadi malam jam 1:15 WIT kami mengantar teman kami ke Tanah Hitam di Abepura. Kami lewat di abepura itu tidak ada apa-apa, tidak ada orang di situ, sunyi. Begitu kami kembali persisnya ketika saya dan pak Usman berada di depan mesjid Abepura itu sekitar 50 meter dari linkaran Abe tempat kios-kios itu dibakar, kami melihat itu ada rumah yang terbakar. Begitu kami mendekat bermaksud turun dari mobil untuk memotret kebakaran itu, tetapi belum sempat saya turun belum sempat mobil berhenti, mobil kami sudah ditembak dari arah kiri kami. Peluru itu menembus bagian radiator mobil. Beberapa detik setelah itu mobil kami juga dipanah, anak panah itu bersarang di bawah mobil. Setelah kami sadar ditembaki dan dipanah, kami langsung ngebut dan meninggalkan tempat kejadian dan kembali ke rumah Usman yang terletak sekitar 500 meter dari tempat kejadian. Ketika kami lewat meninggalkan lokasi tersebut kami tidak melihat seorangpun di jalan itu. Kecuali kami melihat satu orang yang tidak berbaju, hanya bercelana pendek berlari di depan Polsek Abepura. Entah dia mengejar siapa atau dikejar siapa tidak jelas karena yang ada di kepala kami saat itu hanyalah sadar kondisi lagi tegang, jadi kami cepat-cepat meninggalkan lokasi kejadian. Begitu sampai di rumah Usman sekitar 500 meter dari kejadian tadi barulah kami dengar serangkaian tembakan, hanya itu yang saya lihat dan saya alami. Radio Nederland [RN] : Jadi anda hanya singkat saja di lokasi itu tapi apa yang anda lihat berapa ruko dan rumah yang terbakar? MR: Sewaktu saya melintas situ baru satu rumah yang sepenuhnya sudah dilalap api. Hanya satu dan di sekitar itu tidak ada siapa-siapa, tidak ada suara-suara orang apapun. RN: Anda mengatakan mobil dipanah, apakah anda bisa mengenali dari mana atau siapa yang biasa memakai panah ini? MR: Itu sangat sulit, tapi panah yang umum kami biasa lihat di Jayapura. Saya tidak bisa mengidentifikasi lebih rinci ini panah dari siapa atau dari suku mana. Naluri kami yang muncul adalah bagaimana melarikan diri dari tempat itu. Memang dua hari sebelumnya saya dan teman-teman wartawan di Jayapura, sudah dengar selentingan bahwa akan terjadi sesuatu di Abepura. Dan benar terjadi yang tadi malam itu. Sementara itu dari Jakarta dilaporkan, Presiden Abdurrahman Wahid mengaku terkejut, karena Ketua Presidium Dewan Papua (PDP) Theys Hiyo Eluai belum juga dibebaskan oleh polisi. Keterkejutan Presiden itu disampaikan Karel Phil Erari, sekretaris PGI untuk Irja seusai bertemu Presiden Wahid di Istana Merdeka, Kamis (7/12) siang. Ikut dalam pertemuan ini antara lain Simon PM (anggota DPR), Mikael Menu Sandu (tokoh masyarakat) dan Lukas Degey (anggota DPR). Gus Dur terkejut mengapa ketua dewan presidium Papua itu belum juga dibebaskan. Di mana letak masalahnya? Kami tanyakan hal ini kepada Lukas Degey, jangan-jangan yang menjadi provokator ketegangan Papua adalah Kapolda Irja sendiri. Lukas Degey [LD]: Saya rasa, tinggal kita pikir aja dia kok bisa begitu. Presiden Gus Dur sudah memerintahkan supaya Kapolda melepas itu Theys paling lambat tanggal 5. Sampai hari ini dia belum melepaskan. Nah ini apa maksudnya. RN: Dalam hal ini sebetulnya siapa yang salah, Gus Dur atau Kapolri atau Kapolda? atau siapa? LD: Saya kuatir sekali upaya-upaya profokasi yang terjadi di seluruh Indonesia mulai Aceh sampai Merauke ini dilestarikan. Saya kawatir kalau ini menjadi proyek kelompok tertentu. RN : Pendapat umum yang beredar di Jakarta ini kan bahwa Gerakan Politik Papua itu adalah gerakan makar. Dan tadi anda bersama beberapa rekan lain barusan bertemu dengan Gus Dur. Gus Dur sendiri berpendapat bagaimana? LD: Nah itulah kami tadi harus menyatakan dengan tegas kepada Gus Dur bahwa pendekatan yang dilakukan oleh Gus Dur adalah tepat pendekatan budaya, pendekatan kultur sehingga soal nama Papua itu tidak usah dipersoalkan. Karena ini memang bukan nama suku, itu nama satu pulau besar itu. Nah orang tidak mengerti persoalan pendekatan sosiologis, antropologis. Gus Dur justru mengerti di situ, karena itu tadi kami menghadap dan mendukung bener upaya-upaya Gus Dur untuk tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia ini dengan menghargai budaya, menghargai keberadaan masyarakat dan mengangkat harkat martabat manusia Papua. Dan mereka merasa sungguh percaya diri itu betul berada di antara masyarakat. RN : Yang membingungkan justru kemarin Menko Sospolkam, Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa gerakan Papua adalah gerakan makar dan dari Gus Dur sendiri mengatakan tidak. Yang membingungkan ini sebetulnya siapa? Ini bagaimana? LD: Bagi saya Gus Dur benar dalam hal itu. Gus Dur itu seorang Kyai tokoh agama dan mendekati persoalan dari segi sosiologis, antropologis dengan pandangan manusiawi. Kan kita membutuhkan manusia, bukan segala sesuatu dipolitisir demi kepentingan politik, apalagi lebih dari itu, kepentingan kelompok orang tertentu. RN: Pak Lucas juga setuju dengan pernyataan Menko Sospolkam Susilo Bambang Yudhoyono? LD: Inilah salah persepsi antara kita. Orang hanya mengerti dan memahami persoalan masalah Papua itu hanya di kulit-kulit saja. Belum memahami persoalan mendasar. Jadi apa-apa yang dilakukan orang Papua selalu dikatakan makar, separatis dan sebagainya. Masalah bendera dan nama Papua itu hanya akibat dari suatu pengalaman kehidupan sejarah masyarakat Papua selam 38 tahun. Yang memang trauma itu sudah acute. Karena terjadi dalam aspek kehidupan politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Saya itu menjadi heran orang hanya ribut sekitar bendera dengan nama Papua tanpa mencari masalah-masalah mendasar, substansi masalahnya tidak dikorek sama sekali. RN: Tadi dalam pembicaraan dengan Gus Dur apakah juga disinggung mengapa sampai sekarang Theys Eluai itu tidak dilepaskan oleh polisi. Padahal itu sudah diinstruksikan oleh dia sendiri? Masalahnya terletak dimana? LD: Tadi pak Gus Dur sendiri percaya bahwa itu sudah dilepas. Karena ia sudah minta untuk dilepaskan, tapi ternyata tidak. Dan memang pak Gus Dur mau mencari tahu di mana kesalahannya. Demikian Lukas Degey (anggota DPR) --------------------------------------------------------------------- Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum http://www.ranesi.nl/ http://www.rnw.nl/ Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda peroleh melalui [EMAIL PROTECTED] Copyright Radio Nederland Wereldomroep. ---------------------------------------------------------------------