---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Kamis 25 Januari 2001 15:30 UTC



** RATUSAN MAHASISWA SE-JAWA DAN JAKARTA 'SERBU" DPR LAGI

** SEORANG TOKOH OPOSISI MYANMAR DIBEBASKAN

** MENHAN FILIPINA INGIN MUNDUR

** TOPIK GEMA WARTA: MENGAPA PEMERINTAH GANTI RANCANGAN UU PKB
MENJADI RUU KEADAAN DARURAT?

** TOPIK GEMA WARTA: GUS DUR TIRU STRATEGI BUNG KARNO UNTUK TETAP
BERTAHAN

** TOPIK GEMA WARTA: DUNIA TERUS PANTAU PENGADILAN HAM TIMOR TIMUR,
KATA RAMOS HORTA

** TOPIK GEMA WARTA: PIHAK ISLAM TUDUH PANGDAM PATTIMURA REKAYASA
PENAHANAN MILITER

** TOPIK GEMA WARTA: APAKAH NASIB GUS DUR SAMA DENGAN HABIBIE DAN
HARUS TINGGALKAN ISTANA?



* RATUSAN MAHASISWA SE-JAWA DAN JAKARTA 'SERBU"DPR LAGI

Ratusan mahasiswa yang terdiri dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM)
se-Jawa dan Jakarta mendatangi gedung DPR/MPR, hari ini. Mereka tetap
menuntut reformasi diselamatkan dengan menurunkan Gus Dur dari
Presiden.
Sementara itu, ketua Pansus Buloggate/Bruneigate DPR Bachtiar
Chamsyah membantah telah mengundang massa untuk datang ke DPR
menyaksikan Pansus melaporkan hasil penyelidikan penyelewengan dana
Yanatera Bulog yang diduga melibatkan Presiden Abdurrahman Wahid pada
Senin tgl 29 Januari mendatang.
Ia menambahkan, tidak setuju dengan pernyataan Wakil Ketua DPR
Muhaimin Iskandar yang ingin melaporkannya ke Rapat Pimpinan DPR
karena merasa tidak pernah mengundang massa datang ke DPR.
Berkaitan dengan hasil kesimpulan Pansus, Bachtiar menjelaskan, rapat
untuk menghasilkan rekomendasi atau kesimpulan itu sendiri berjalan
alot, namun menurutnya itu hal biasa.


* SEORANG TOKOH OPOSISI MYANMAR DIBEBASKAN

Di Burma, yang juga disebut Myanmar, salah seorang tokoh oposisi Tin
Oo dibebaskan setelah empat bulan dipenjara. Wakil Ketua Partai
oposisi NLD itu ditahan bulan September lalu, bersama-sama dengan
pemimpin NLD Aung San Suu Kyi. Kedua berusaha melanggar cekal yang
diberikan junta militer negara itu. Tin Oo dipenjarakan dan Aung San
Suu Kyi dikenakan tahanan rumah.
Dalam beberapa pekan terakhir, junta militer Myanmar bersikap lebih
lunak terhadap oposisi. Para pengamat mengatakan, pembebasan Tin Oo
merupakan kemauan baik junta militer, persis tiga hari sebelum
kunjungan delegasi Uni Eropa ke negara itu. Delegasi Uni eropa tiba
di Myanmar hari Minggu mendatang.


* MENHAN FILIPINA INGIN MUNDUR

Menteri Pertahanan Filipina Orlando Mercado mengajukan pengunduran
diri. Mercado dilaporkan tidak setuju dengan pengangkatan mantan
jenderal Lisandro Abadia sebagai penasihat keamanan nasional.
Presiden Arroyo belum memutuskan apakah menerima pengunduran dirinya.
Mercado memainkan peranan penting dalam kejatuhan Presiden Josep
Estrada. Dia sebenarnya dikenal sebagai seorang pengikut setia
Estrada, namun dalam beberapa pekan terakhir membelot ke oposisi.
Menteri Kehakiman Hernando Perez  mengatakan bahwa Estrada boleh
meninggalkan Filipina. Namun beberapa hari lalu, Estrada yang diduga
kasus korupsi itu, dicekal. Estrada sendiri mengatakan tidak punya
rencana hengkang ke luar negeri.


* PERUNDINGAN ISRAEL-PALESTINA DIMULAI HARI INI

Hari Selasa lalu, PM Israel Ehud Barak menarik juru rundingnya dari
Taba, Mesir. Tindakan itu diambil menyusul tewasnya dua warga sipil
Israel di Tepi Barat. Semalam terjadi kekerasan di Jalur Gaza di mana
dua pemuda Palestina tewas ditembak tentara Israel di sekitar
pemukiman yahudi.
Sementara itu, di ibukota Austria, Wina, penasihat partai Likud Ariel
Sharon bertemu pembantu terdekat Yasser Arafat. Rincian pertemuan ini
tidak dilaporkan.
Sharon akan mencalonkan diri sebagai perdana menteri pada pemilu tgl
6 Pebruari mendatang. Menurut jajak pendapat, calon dari sayap kanan
ini unggul dari PM Ehud Barak.


* KAPTEN DAN AWAK KAPAL TANKI JESSICA DITAHAN

Pemerintah Ekuador menahan kapten dan awak kapal tanki Jessica yang
mengitari kepulauan Galapagos pekan lalu.
Mereka dituduh melanggar undang-undang kelautan. Kalau terbukti
bersalah, mereka bisa dipenjara lima tahun.
Sekitar 600 ton tumpahan minyak di lautan, beberapanya sudah mencapai
Pulau Santa Cruz.
Arah angin akan menentukan nasib jutaan binatang dan tumbuhan langka
di Pulau Galapagos.


* BANYAK ORANG DITANGKAP DI DIYARBAKIR

Polisi Turki menahan banyak orang di kota Diyarbakir menyusul
tewasnya kepala kepolisian Gaffar Okkan.
Okkan dan lima rekannya tewas hari Rabu lalu karena kendaraan mereka
diserang.
Gaffar Okkan dikenal sebagai tokoh yang paling keras menentang
gerakan hizbollah di Turki. Gerakan ini telah menewaskan ratusan
warga.  Gerakan ini diduga berada di balik serangan terhadap kepala
polisi tersebut.
Ratusan demonstran turun ke jalan hari ini di Diyarbakir memprotes
pembunuhan atas Gaffar Okkan. Beberapa penjaga toko menutup tokonya
guna ikut serta dalam aksi protes.


* MENGAPA PEMERINTAH GANTI RANCANGAN UU PKB MENJADI RUU KEADAAN
DARURAT?

Menteri Kehakiman dan HAM, Yusril Ihza Mahendra hari Kamis ini di
Jakarta mengumumkan tidak akan mengundangkan UU Penanggulangan
Keadaan Darurat (PKB) karena undang-undang ini  mengembalikan peran
tentara seperti jaman Orde Baru, sehingga sangat ditentang
masyarakat. Sebagai gantinya maka pemerintah meluncurkan RUU Keadaan
Darurat.  Direktur PBHI Perhimpunan Bantuan Hukum dan HAM Indonesia,
Hendardi menilai pembatalan UU PKB ini sebagai langkah maju. Berikut
tanggapannya:

Hendardi [H]: Sepintas saya belum mengerti betul maksud dari ini,
tapi saya kira dengan mencopot RUU Keadaan Penanggulangan Keadaan
Bahaya dan berusaha membuat Rancangaan UU Keadaan Darurat, ini tentu
satu langkah yang tentu harus dikatakan lebih maju. Apalagi saya
dengar, ini akan menyertakan partisipasi organisasi non pemerintah
untuk ikut merumuskan hal ini.
Lebih tepat, supaya tidak terjadi kerancuan, RUU yang nanti ini
diajukan, lebih baik disebut dengan RUU Keadaan Darurat Perang,
supaya jelas asumsi-asumsi di situ bahwa musuh yang dihadapi adalah
musuh, bukan rakyat sendiri. Nah selama ini, yang kita tolak 'kan
karena asumsi-asumsinya dalam RUU PKB itu masih menganggap rakyat
sebagai musuh yah. Itu salah satunya. Hal lain yang lebih substantif
adalah bahwa kita akan melihat dulu apakah RUU yang direncanakan
pemerintah ini, nantinya akan merupakan RUU yang akan memberikan
kewenangan lagi pada negara secara berlebih atau justru RUU itu
justru dapat memberikan perlindungan kepada rakyat. Karena salah satu
yang kita tahu bahwa alasan substansial penolakan kita terhdap RUU
PKB ini karena RUU ini sekali lagi memberikan kewenangan kepada
negara, padahal pada saat era yang berubah, era transisi demokrasi
ini, dibutuhkan oleh kita adalah UU atau produk hukum yang justru
memberikan perlindungan kepada hak-hak rakyat, bukan peraturan hukum
yang justru memberikan kewenangan negara yang sudah jelas itu sangat
jelas diproduk pada masa Orde Baru.

Radio Nederland [RN]: Jadi Bapak cukup positif menanggapi Rancangan
Undang-Undang ini, dan lebih setuju diberi nama lain. Mengapa
demikian?

[H]: Ya saya lebih setuju, itu disebut RUU Keadaan Darurat Perang
supaya cukup tegas di situ diasumsikan bahwa perang itu artinya
menghadapi musuh dari luar negara. Bukan menganggap musuh itu adalah
rakyat sendiri. Pada UU PKB apalagi pada Undang-Undang Keselamatan
dan Keamanan Negara sebelumnya, sebelum diubah ke RUU PKB,
asumsi-asumsi yang dikandung itu adalah asumsi di mana rakyat adalah
musuh; bagaimana meredam gejolak di masyarakat dan sebagainya. Ini
tidak bisa diterima lagi dalam era sekarang. Ya kalau soal gejolak di
masyarakat, itu sudah cukup dengan KUHP. Kalaupun, katakanlah, ada
produk hukum KUHP atau produk hukum lain tidak bisa menjawab suatu
keadaan tertentu,  itu bisa saja, ini usulan kami adalah dibentuk
produk hukum yang bersifat ad hoc, di mana pemerintah men-declare itu
dan DPR menyetujui. Tapi tidak perlu bersifat permanen seperti apa
yang pernah dilansir dengan RUU PKB ini.

Demikian wawancara dengan Hendardi, direktur PBHI Jakarta.


* GUS DUR TIRU STRATEGI BUNG KARNO UNTUK TETAP BERTAHAN

Rencana pengerahan massa besar-besaran di Jakarta pada 29 Januari
mendatang, saat pengumuman Pansus Buloggate, tidak membuat NU
khawatir. Ketua PBNU Hasyim Muzadi kemarin mengatakan massa NU akan
menunggu dan melihat. Ada tanda-tanda bahwa Gus Dur sendiri senang
berada dalam situasi krisis. Demikian pula orang-orang yang berada di
sekitarnya. Berikut laporan rekan Syahrir dari Jakarta:

Rencana pengerahan massa besar-besaran di Jakarta pada 29 Januari
2001 saat pengumuman pansus Buloggate, tak membuat NU khawatir. Ketua
PBNU Hasyim Muzadi kemarin mengatakan massa NU akan menunggu dan
melihat. Kalau sampai ada gerakan yang mengancam konstitusi, NU akan
mencegahnya. Ketua Tanfidziah NU Jawa Timur H Ali Maschan Musa
mengimbau para Nahdliyin dan pendukung Presiden KH Abdurrahman Wahid
di Jatim untuk merapatkan barisan.

"Rapatkan barisan dan berdoa agar Gus Dur selamat menjalankan
tugas-tugasnya hingga 2004," kata Ali Maschan saat dihubungi di
Surabaya, Kamis petang. Diingatkan pula agar warga NU dan para
pendukung Gus Dur tidak terpancing dengan gelombang aksi demo yang
saat ini digelar di Jakarta, menuntut presiden mundur. Gelombang aksi
besar jelas akan memancing aksi lebih besar lagi dari NU, katanya.
Mereka ini hanya orang-orang bayaran sehingga kita tidak perlu takut,
tambahnya. Demo-demo saat ini merupakan "benang merah" dari rencana
demo besar-besaran pada 29 Januari mendatang. "Ini baru pemanasan
untuk tanggal 29 nanti," tambahnya.

Di Jakarta saat ini memang sudah menjadi rahasia umum bahwa
lawan-lawan Gus Dur kini sudah mengeluarkan uang sejumlah Rp. 50
milyar. Dikabarkan pula bahwa Dr. Syahrir dengan didampingi  Letkol
Purnawirawan ALRI, Fanny Habibie telah mengelilingi kampus-kampus di
Ujung Pandang dan Sumatera. Mereka mengumandangkan salam reformasi
kedua. Kalangan mahasiswa UI pun akhir-akhir ini sering melakukan
pertemuan dengan Fuad Bawazier mantan menteri Soeharto yang juga
menjabat Ketua Kahmi. Bukan suatu hal baru pula jika kini disebut
adanya suatu jaringan anti Gus Dur yang berporoskan, Golkar-Poros
Tengah-HMI dan KAMMI yang dahulu dibina Mbak Tutut.


Demonstrasi-demonstrasi pun sudah mulai bermunculan di pelbagai
kampus. Setidak-tidaknya sudah ada lima universitas besar yang
terlibat aksi-aksi anti Gus Dur. Yakni UI, Trisakti, ITB, Jayabaya
Jakarta dan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Pada aksi-aksi Sidang
Tahunan tahun lalu, kelompok anti Gus Dur tidak berhasil menggerakkan
mahasiswa. Tetapi sekarang ini nampaknya mereka akan sukses. Gus Dur
sepintas lalu memang nampak sudah terkepung. Tetapi situasi ini
memang yang diingini Gus Dur. Gus Dur konon senang situasi krisis.
Apalagi suasana politik seperti ini memang cocok dengan kebiasaan
orang-orang seputar Gus Dur seperti Marsillam Simandjuntak, Wimar
Witoelar dan Luhut Pangaribuan. Apalagi orang-orang seperti Rachman
Tolleng, Rocky Gerung dll yang sudah terbiasa hidup dalam alam
represif semasa Soeharto.

PRD partai pelopor yang terdiri dari anak-anak muda sejak beberapa
hari yang lalu diberitakan pers sudah siap turun ke gelanggang
bersama massa NU. Kelompok militer yang kini sudah tidak terpakai
seperti perwira-perwira pendukung Prabowo pun sudah siap melatih
massa Banser. Kapan lagi mereka bisa berperan kembali, pikir mereka.

Sementara itu Wakil Ketua DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa,
Muhaimin Iskandar memperingatkan Ketua Pansus Buloggate dan
Bruneigate untuk tidak mencoba merekayasa massa di luar gedung DPR
untuk datang pada saat Pansus BB memberikan laporannya kepada rapat
paripurna 29 Januari depan. NU memang, menurut kalangan intelijen,
akan habis-habisan mengerahkan massanya untuk memmpertahankan Gus Dur
apa pun hasil akhir Pansus Buloggate dan Bruneigate. Sedangkan Ketua
Umum DPP Laskar Ampera Arief Rachman Hakim Arief Biki mengatakan,
Presiden Abdurrahman Wahid adalah milik seluruh rakyat Indonesia,
bukan hanya milik Banser GP-Ansor dan NU. Karena itu, rakyat jangan
sampai dipecah untuk berhadap-hadapan dengan presidennya sendiri.
Demikian Arief Biki, adiknya almarhum Amir Biki yang tewas pada
peristiwa pembataian Tanjung Priok tahun 1994, kepada pers kemarin.
Ia mengatakan kalangan elit politik yang mendukung kepemimpinan Gus
Dur mau pun yang menolak kini sedang saling mencari pengaruh kepada
rakyat.

Pakar politik dari Amerika Serikat, John Bresnan, menilai Gus Dur
meniru dan mengikuti pola Soekarno dalam strategi dan upayanya
mempertahankan posisi dan kekuasaan. "Gus Dur ingin menjadi presiden
yang kuat, dan untuk mencapai keinginan itu ia memobilisasi dan
menggelar sumber daya personalnya," kata  Ketua Jurusan Asia Timur
Universitas Columbia kepada pers Rabu lalu. Menurut Bresnan, sumber
daya personal Gus Dur terdiri atas tiga komponen. Pertama, kekuatan
massa NU yang memberikan dukungan kepadanya secara "nyaris otomatis."
Kedua, reputasinya sebagai tokoh yang paling pluralis dan agamawan
yang paling inklusif di antara semua pemimpin politik Indonesia.
Ketiga, pembendungan yang membuat para penentangnya tidak bisa
bersatu dalam penggulingannya.

Bresnan juga menilai, para musuh politik Gus Dur tidak sepakat siapa
yang bakal menggantikannya kalau nanti dia dilengserkan. Satu tujuan
dari strategi Gus Dur yang lebih mengandalkan kemampuan personalnya
itu, kata Bresnan, adalah menciptakan "iklim krisis" secara permanen
sebagaimana dilakukan Soekarno untuk membuat para penentangnya terus
bergoyang. "Ia melakukan itu dengan gonta-ganti personil dalam
frekuensi tinggi dan gonta-ganti posisi serta sikapnya dengan luar
biasa cepatnya," kata Bresnan. Indonesia dinilainya tidak memiliki
pusat kekuasaan. Karena khawatir kemungkinan kembalinya presiden yang
memerintah laksana kaisar seperti di era Soekarno dan Soeharto, maka
kaum reformis di Indonesia telah memperlemah peran lembaga
kepresidenan dengan mencolok. Parlemen juga tak lagi sekedar menjadi
tukang stempel seperti di era Soeharto, namun para anggotanya kini
lebih sibuk melakukan manuver politik ketimbang tugas pokoknya
membuat undang-undang." Demikian Bresnan.


* DUNIA TERUS PANTAU PENGADILAN HAM TIMOR TIMUR, KATA RAMOS HORTA

Menteri Luar Negeri badan PBB UNTAET di Timor Lorosae, Jose Ramos
Horta, menekankan bahwa dunia tetap memantau proses hukum terhadap
mereka yang bertanggungjawab atas pelanggaran berat HAM di Timor
Timur sekitar referendum tahun 99. Kemungkinan tribunal
internasional, juga tidak tertutup, apabila proses hukum tsb tidak
berjalan.
Tetapi, Ramos Horta mengaku, menaruh kepercayaan pada Presiden
Abdurrahman Wahid dan Jaksa Agung Marzuki Darusman ...

"Pada hakekatnya kami menyampaikan harapan kepada Jaksa Agung Marzuki
Darusman bahwa pengadilan HAM kasus Timtim akan diteruskan dan
berjalan secara adil. Dunia terus memantau, dan kami merasa kagum
terhadap keberanian Jaksa Agung dalam meneruskan proses ini ..."
kata Ramos Horta.

Jose Ramos Horta, juga mengungkap pengertian dari pihaknya terhadap
kompleksnya masalah yang dihadapi Kejaksaan Agung Indonesia. Kalau
penyelesaian perkara pembunuhan orang saja secara hukum bisa menelan
waktu sampai setahun, apalagi betapa rumit bagi Indonesia untuk
menuntaskan masalah kejahatan perang di Timor Timur itu. Karena itu
dia memahami keterlambatan proses ham Timtim di Indonesia yang belum
juga dimulai itu, katanya.

Penyelesaian tuntas tanpa impunity, atau pembiaran kesalahan itu,
tidak hanya demi kepentingan Timor Timur dan tuntutan dunia, PBB dan
pendapat umum internasional, tetapi juga demi kepentingan Indonesia
sendiri dalam rangka transisi demokrasi. Kami paham dan bersimpati
pada pemerintah Indonesia dalam perjuangannya yang ulet dan sulit
dalam menegakkan demokrasi, dan menghadapi kekuatan yang ingin
melawan demokrasi ini, demikian tambahnya ...

Tetapi, apakah semua ini, berarti Ramos Horta juga percaya kepada
sistim hukum dan peradilan Indonesia?
Ramos Horta mengatakan: "
Saya tidak tahu apakah saya harus percaya, dan percaya sepenuhnya,
terhadap sistim peradilan Indonesia, tetapi saya percaya pada Jaksa
Agung Marzuki Darusman dan Presiden Gus Dur ..."

Lalu apakah Anda menganggap tribunal internasional tidak diperlukan
lagi?
Jawab Ramos Horta: "Tidak, Mahkamah Internasional, atau tribunal,
tetap mungkin, dan selalu mungkin, yaitu apabila semua opsi di
Indonesia sudah dilakukan namun tidak juga menghasilkan keadilan,
maka pasti tribunal kejahatan perang dapat digelar. Akan tetapi,
sejauh ini semua pihak, kami dan Sekjen PBB, sudah sepakat, bahwa
kami harus memberi peluang lebih dulu kepada Indonesia untuk
mengadili mereka yang bertanggungjawab atas kejahatan ham di Timor
Timur itu "

Ramos Horta mengaku, Jaksa Agung dan pejabat pejabat Indonesia
memberi jaminan akan menegakkan keadilan. Mengenai masalah pengungsi
Tim-Tim yang dibawaa oleh misi pro-TNI ke Timor Barat, Ramos Horta
menilai situasinya membaik. Sekitar empat ribuan pengungsi sudah
kembali ke Timor Timur dan dia percaya Indonesia serius akan
memperbaiki situasi ini maupun sdituasi perbatasan.

Akhirnya, tentang Timor Lorosae, Ramos Horta mengatakan masih banyak
masalah. Jadi perlu bersabar sebelum mengumumkan kemerdekaan.

Barangkali Agustus ini pemilu untuk memilih dewan konstitusi, lalu
pemilu presiden, dan pada akhir tahun atau beberapa bulan kemudian,
kemerdekaan. Kami sudah berjuang lima ratus tahunan untuk merdeka,
mengapa tak bisa bersabar barang satu atau dua tahun, katanya.


* PIHAK ISLAM TUDUH PANGDAM PATTIMURA REKAYASA PENAHANAN MILITER

Pihak Batalyon Gabungan di Ambon, mulai Senin kemarin telah menahan
14 anggota TNI dan Polisi yang dituduh terlibat dalam aksi-aksi
penyerangan warga Muslim. Kapuspen TNI Marsekal Graito Usodo
menyatakan segera mengirim tim pencari fakta, yang harus menyelidiki
kasus penangkapan tersebut.
Juru bicara Masjid Al Fatah di Ambon, Malik Selang, menuduh Panglima
XVI Pattimura merekayasa penahanan tersebut, agar konflik di Ambon
tetap langgeng.

Malik Selang [MS]: Kalau menurut umat islam Maluku, bukan menurut
saya, itu penyeragapan atau penyisiran itu sudah direkayasa jauh-jauh
hari sebelumnya oleh Pangdam VI Patimura dalam hal ini Pak Brigjen
Made Yasa.

Radio Nederland [RN]: Kenapa Pangdam ingin merekayasa?

[MS]: Ada indikasi bahwa sebelum Pangdam Made Yasa, kerusuhan Ambon
pernah ada operasi Banmil, bantuan militer sebelum darurat sipil.
Mereka menginginkan supaya kondisi Ambon lebih kacau balau sehingga
mereka mengharapkan dillakukan daerah operasi militer.

[RN]: Seperti di Aceh ?


[MS]: Seperti di Aceh. Berbagai koordinasi kami lakukan dengan warga
muslim lainnya tidak mendapatkan jawaban pasti dari Pangdam VI
Patimura. Dan ini masyarakat muslim se-Maluku dan kota Madya secara
khususnya menganggap Yongab (Batalyon Gabungan --Red)datang bukan
untuk menyelesaikan kerusuhan Ambon tetapi malahan mereka masyarakat
muslim Maluku menduga ada skenario besar dibalik itu dengan
konspirasi RMS internasional, mereka mau menjebak atau membuat
kerusuhan Ambon tetap langgeng.
Sementara berita ini saya laporkan, kondisi Ambon rawan mencekam.
Masyarakat takut keluar rumah, sampai pada pukul sembilan malam.

Demikian wawancara dengan Malik Selang,

Sementara itu pengamat Maluku dari Universitas Indonesia, Thamrin
Tomagola menyambut gembira tindakan YonGab dan berharap agar TNI
tetap bersikap netral dengan menangkap mereka yang bersalah baik dari
pihak Kristen, Islam maupun militer:

Thamrin Thomagola [TT]: Saya pikir itu langkah baru yang ckup
surprise bagi saya bahwa pada akhirnya mereka bertindak cukup tegas
terhadap unsur-unsur yang di luar komando.

[RN]: Menurut Malik Selang, ini semua rekayasa dari Pangdam di sana?

[TT]:Saya kira masing-masing pihak yang terlibat di sana mempunyai
penafsiran berbeda-beda. Tapi kita yang tidak terlibat, seperti kita
yang dari Jakarta, kalau kita lihat, sebenarnya langkah seperti yang
tegas dari suatu kesatuan gabungan terhadap unsur-unsur yang dari
militer dan polisi yang memang di luar komando, memang, mustinya
dilakukan. Dan kalau itu benar-benar suatu kebijakan yang baru, saya
pikir, bagus itu. Kalau memang ada unsur di luar komando, ya ditindak
saja.

[RN]: Jadi, orang-orang yang ditangkap kemarin itu, orang-orang yang
kemungkinan terlibat. Apa bisa mereka membuktikannya?

[TT]: Itu tugas dari mereka yang menangkapnya. Tapi terlepas dari
mereka mapu membuktikan atau tidak, saya pikir langkah itu bagus,
untuk memperlihatkan bahwa ada satuan yang bisa bertindak atas nama
republik dan tidak partisan, tidak memihak ke mana - mana,
benar-benar menegakkan hukum. Nah itu yang ditunggu-tunggu, karena
cara-cara ketegasan penegakkan hukum itu yang selama ini kita nggak
lihat. Mudah-mudahan ini bukan satu manuver yang hanya untuk beberapa
saat, tapi suatu garis kebijakan yang berkesinambungan.

[RN]: Menurut pihak muslim, sejak kedatangan Batalyon Gabungan
(Yongab) itu, keadaan di Ambon semakin parah?

[TT]: Nah itu, saya kira sah-sah saja penafsiran dari pihak muslim
begitu ya. Tapi kita lihat dulu beberapa saat ini apakah Batalyon
Gabungan itu hanya menindak pihak muslim atau juga pihak kristen yang
melanggar hukum, atau menyerang yang lain, atau juga dia menindak
kelompok militer atau polisi yang berada di luar komando. Kalau dia
secara konsisten menindak semua pihak yang seperti itu, saya pikir,
justru itu yang ditunggu-tunggu.

Demikian wawancara dengan Thamrin Thomagola, sosiolog UI asal Maluku.


* APAKAH NASIB GUS DUR SAMA DENGAN HABIBIE DAN HARUS TINGGALKAN
ISTANA?

Akumulasi unsolved problems dari zaman Soeharto dan Habibie, yang
tidakbisa dipecahkan Gus Dur pada akhirnya akan menyeretnya jatuh.
Permasalahan-permasalahan yang tak terpecahkan ini merupakan sumber
ketegangan yang sangat besar yang akan meledak tahun ini.
Permasalahan itu antara lain adalah soal ketidakpastian politik
maupun usaha. Ikuti laporan rekan Syahrir dari Jakarta:


Meski kemarin masih ada ulama-ulama Jawa Timur yang menghadap Ketua
DPR Akbar Tanjung dan membela Gus Dur tapi pers yang 95% masih
dikuasai ex-pendukung  Soeharto bisa menunjukkan bahwa Gus Dur kini
sudah terkepung. Kalau dahulu pada saat-saat terakhir kekuasaan
Habibie, putra Gorontalo itu tinggal didukung rakyat Indonesia Timur
terutama di Sulawesi Selatan, maka kini pun Gus Dur nampak hanya
didukung sebagian besar rakyat Jawa Timur. Tetapi Gus Dur jelas tidak
bisa mengandalkan dukungan hanya dari propinsi paling Timur pulau
Jawa itu. Hal yang sama juga disadari mantan Presiden Joseph Estrada
yang akhirnya menyerah kepada keadaan dan  keluar dari Istana.
Kelompok-kelompok anti Gus Dur di Jakarta menyadari posisi Gus Dur
yang terjepit.

Kemarin ribuan mahasiswa Trisakti melakukan mimbar bebas. Mereka
mengundang 3 bekas menteri Gus Dur,yakni Jusuf Kala,Kwik Kian Gie dan
Bambang Sudibyo. Ketiga mantan menteri sangat gembira melihat
semangat mahasiswa yang mendukung Pansus Buloggate dan Bruneigate.
Mahasiswa memang meminta pertanggungjawaban Gus Dur soal macetnya
reformasi. "Kita harus setia pada reformasi", kata para pembicara
kalangan mahasiswa. Yell-yell 'reformasi sampai mati' kembali
dikumandangkan kemarin. Gus Dur pun dituntut untuk mundur. Bersamaan
dengan itu daerah-daerah pun mel;ancarkan demonstras. Di antaranya di
Makassar, basisnya Golkar Habibie, dan Palembang. Mahasiswa di
Palembang menuntut dilangsungkannya suatu Sidang Istimewa MPR dengan
segera.

Sementara pengamat memperkirakan Gus Dur sudah jatuh  sebelum bulan
April, atau setidak-tidaknya bulan April mendatang, mengingat kabinet
sudah memutuskan untuk menaikkan harga BBM. Organisasi-organisasi
buruh non-pemerintah sudah bersiap-siap menggerakkan pemogokan buruh
di seluruh Jawa. Pemogokan ribuan supir bis di Jawa Timur baru-baru
ini hanyalah merupakan semacam gladi resik lokal. Seorang intelektual
pendukung Gus Dur melihat kini ada semacam poros baru yang sedang
menggoyang Gus Dur. Yakni Golkar-Poros Tengah dan HMI. Namun kalangan
kyai NU sudah mengancam, Jakarta akan terbelah dua dan akan ada
banjir darah jika Gus Dur dilengserkan. Dalam pembicaraannya dengan
para kyai Jember, Banyuwangi dan Bondowoso, Akbar Tanjung menjelaskan
 DPR tidak akan menjatuhkan Presiden kalau tidak ada pelanggaran
konstitusi.

Yang menarik para menteri dalam kabinet, kecuali Yusril dan Ryas
Rasyid masih saja asyik dengan pekerjaan rutin mereka. Seorang
pembantu Gus Dur percaya bahwa bossnya akan tetap bertahan. Bukankah
Gus Dur sudah memerintahkan Profesor Harun Al Rasyid untuk menyusun
dekrit pembubaran DPR? Ini sesungguhnya sama dengan apa yang pernah
dilakukan Bung Karno dahulu ketika ia menyuruh Prof. Dr. Djokosutono
menyusun dekrit 5 Juli 1959 yaitu kembali ke UUD 45. Bung Karno
kemudian bisa membentuk kabinet presidensial. Untuk pertama kali
perwira-perwira TNI yang sudah kebelet berkuasa masuk ke dalam
kabinet. Tetapi kini apakah tentara akan mendukung Presiden
Abdurahman Wahid? Akankah mereka berbaris di belakang Gus Dur seperti
ketika Soekarno membacakan dekritnya tahun 1959?

Langkah Gus Dur yang lain adalah mengumumkan penyediaan dana
trilyunan rupiah bagi partai-partai peserta pemilu. Pemilu pun akan
dipercepat. Tetapi seorang mantan gurubesar Fakultas Ekonomi UI
bertanya: "darimana uang itu? Pemerintah ini adalah suatu
pemerintahan yang miskin. Seratus milyar rupiah saja sudah sulit
untuk dihimpun", katanya. Lalu apa yang dapat dilakukan lebih lanjut?
Seorang tokoh  Petisi 50 mengatakan, dari pada Gus Dur mendekritkan
pembubaran DPR yang dasar hukumnya kurang kuat, lebih baik jika ia
menangkap 1000 penjahat Orde Baru. Termasuk penjahat politik seperti
Sarwono Kusumaatmaja, yang pernah menjabat Sekjen Golkar, Marzuki
Darusman serta Sofyan Wanandi yang pernah menjadi pentolan-pentolan
Opsus dan CSIS, dapur pemikir Orde Baru selama 20  tahun. Kalau 1000
penjahat politik dan ekonomi Orde Baru itu sudah ditahan Gus Dur,
pasti rakyat bisa memaafkan korupsi "kecil-kecilan" Gus Dur seperti
dalam Buloggate dan Bruneigate.

Tetapi kalangan diplomat umumnya meragukan kesungguhan Gus Dur untuk
ini. Faktor obyektif menunjukkan bahwa Gus Dur sama saja dengan
Habibie. Keduanya tidak mampu menyelesaikan permasalahan utama yang
sudah menumpuk sejak pemerintahan Soeharto. Seperti misalnya
pengangguran, kerapuhan sistem hukum, korupsi dll. Maka pada akhirnya
Gus Dur sama halnya dengan Habibie, harus turun karena tidak
menyadari sepenuhnya besarnya persoalan yang dihadapi bangsa
Indonesia. "Karena tidak mengerti faktor obyektif maka Gus Dur  akan
gagal", katanya. Yang akan muncul nanti adalah orang-orang yang
revolusioner, bersih dari orde baru, punya konsep yang jelas, dan
punya otak. Militer dan dunia luar terutama Amerika Serikat akan
mendukung pemerintahan baru ini karena mereka berkepentingan melihat
Indonesia yang tenteram. Militer kini sudah menyadari untuk anggaran
pertahanan saja Gus Dur sudah tidak bisa menyediakan lagi. Itulah
salah satu sebab mengapa keamanan sekarang kacau balau. Faktor
subyektif saat ini didorong oleh kemauan subyektif partai-partai dan
elit politik,khususnya yang terorganisir termasuk kemauan pihak luar
negeri.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke