---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Sabtu 31 Maret 2001 13:00 UTC



** GINANJAR KARTASASMITA DITAHAN DI RS PERTAMINA JAKARTA

** MANTAN PRESIDEN MILOSEVIC DIKENAKAN TAHANAN RUMAH

** PANGERAN WILLEM ALEXANDER DAN MAXIMA ZORREGUIETA BERTUNANGAN

** TOPIK GEMA WARTA: KENAPA GUS DUR TIBA-TIBA BERMINAT TEKUNI SOAL
PENEGAKAN HUKUM?

** TOPIK GEMA WARTA: PEMBERANTASAN KORUPSI JADI AJANG KOMPROMI



* GINANJAR KARTASASMITA DITAHAN DI RS PERTAMINA JAKARTA

Mantan Menteri Pertambangan di era Soeharto, Ginanjar Kartasasmita,
telah ditahan Tim Penyidik Kejaksaan Agung, di Rumah Sakit Pusat
Pertamina, Jakarta, dengan dasar hukum Pembantaran.Ginanjar dituduh
melakukan korupsi. Pada awal tahun 90-an ia mengeluarkan uang kas
negara secara ilegal sebanyak 18 juta dolar, untuk membayar
pembangunan ladang-ladang minyak oleh perusahaan penambangan minyak
dan gas milik salah satu putra mantan Presiden Soeharto, Bambang
Trihatmojo. Presiden Abdurrahman Wahid telah memberikan perintah
penahanan Jumat lalu. Pihak Kejaksaan Agung menyatakan, penahanan ini
dilakukan karena ada kemungkinan Ginanjar akan melarikan diri dan
melenyapkan bukti-bukti terhadapnya.


* MANTAN PRESIDEN MILOSEVIC DIKENAKAN TAHANAN RUMAH

Mantan Presiden Yugoslavia, Slobodan Milosevic dikenakan tahanan
rumah, hingga ia menghadap ke muka hakim penyidik. Menurut Menteri
Luar Negeri Serbia, Dusan Mihajlovic, Milosevic dapat memilih untuk
maju secara sukarela atau akan ditahan. Sebelumnya satuan elit polisi
Jumat tengah malam waktu setempat, mencoba menahan mantan Presiden
tersebut. Tetapi usaha ini gagal, karena Milosevic menolak
menyerahkan diri. Selain itu anggota militer Yugoslavia, yang
mendukung Milosevic, juga menyulitkan penahanan. Saat ini pemerintah
Serbia tengah  berunding dengan pimpinan partai Milosevic, mengenai
kemungkinan penyerahan dirinya.

Usaha penahanan dilakukan setelah ultimatum Amerika Serikat berakhir.
Amerika menjanjikan bantuan keuangan untuk Yugoslavia, dengan syarat
bekerja sama dengan Tribunal Yugoslavia di Den Haag. Walaupun begitu
Mihajlovic menyatakan, pemerintah Beograd tidak akan menyerahkan
Milosevic kepada Tribunal, dan akan mengadilinya di negara sendiri
dengan tuduhan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.


* PANGERAN WILLEM ALEXANDER DAN MAXIMA ZORREGUIETA BERTUNANGAN

Calon penerus tahta kerajaan Belanda Pangeran Willem Alexander dan
pacarnya Maxima Zorreguieta bertunangan. Sementara pernikahan mereka
kemungkinan besar akan berlangsung awal tahun depan. Ayah Maxima,
Jorge Zorreguieta tidak akan menghadiri pesta pernikahan tersebut.

Ratu Belanda Beatrix,Jum'at kemarin melalui pidato televisi dan radio
mengumumkan pertunangan putera sulungnya Willem Alexander 33 tahun
dengan Maxima 29 tahun. "Kami sebagai orang tua sangat gembira dan
merestui niat keduanya untuk berbagi kehidupan bersama", demikian
Ratu Beatrix.

Menyusul pengumuman tersebut, Perdana Menteri Belanda Wim Kok
menyatakan bahwa pernikahan, besar kemungkinan berlangsung awal tahun
depan. Selanjutnya PM Kok menekankan bahwa Jorge Zorreguieta sendiri
yang menyatakan tidak akan menghadiri pesta pernikahan.

Pangeran Willem Alexander dan Maxima dalam jumpa pers Jum'at kemarin
memberikan pernyataan di istana Noordeinde. Dalam pidatonya Maxima
mengungkapkan kritikan terhadap rejim Videla yang berkuasa di
Argentina dua dasawarsa lalu. Menurut Maxima, rejim Videla
meninggalkan noda hitam dalam masyarakat Argentina. Selanjutnya
Maxima menyayangkan bahwa ayahnya sempat menjabat menteri muda
pertanian dalam rejim yang keliru. Rejim militer Videla di Argentina
dinyatakan bertanggungjawab atas hilangnya puluhan ribu disiden
politik.


* SINYAL RADIO DAN SATELIT DIKACAUKAN BADAI MATAHARI

Dalam beberapa hari mendatang sinyal radio dan satelit akan
dikacaukan oleh badai besar yang terjadi di permukaan matahari.
Menurut para pakar badai ini dapat menyebabkan bercak matahari
terbesar dalam 10 tahun terakhir. Pengaruh badai tersebut sudah
dirasakan sejak Jumat kemarin sewaktu siaran-siaran radio. Selain
mengacaukan sinyal radio, berbagai satelit kemungkinan juga diganggu
oleh kekuatan-kekuatan enerji yang dibuang oleh matahari. Ada
kemungkinan besar di belahan bumi utara dapat dilihat aurora
borealis, cahaya terang di langit yang kadang-kadang terlihat di
malam hari.


* ALEJANDRO TOLEDO CALON FAVORIT PEMILU PRESIDEN PERU

Satu minggu sebelum dilangsungkannya pemilihan Presiden di Peru,
mantan pemimpin oposisi Alejandro Toledo kelihatannya akan meraih
suara terbanyak. Menurut jajak pendapat Toledo dapat meraih 30% suara
pada putaran pertama pemilu 8 April mendatang. Di tempat kedua,
dengan 20% suara, mantan anggota parlemen dan sekaligus pemimpin
partai kanan-moderat, Lourdes Flores. Flores berusaha mengambil hati
rakyat Peru dengan kampanye kebijakan anti-korupsi. Apabila tidak ada
satu calon pun yang meraih 50% suara pada putaran pertama, maka akan
dilangsungkan putaran kedua pemilu.

Sementara mantan Presiden Alan Garcia, yang beberapa minggu
belakangan mulai menarik banyak suara, berada di tempat ketiga
setelah Flores. Garcia menjabat sebagai presiden di tahun 80-an, dan
meninggalkan negara tersebut dengan krisis politik dan ekonomi,
inflasi sangat tinggi, dan kas negara yang kosong, sehingga menambah
kepopuleran gerakan pemberontak Peru. Tetapi ia populer di antara
para elektorat, karena sewaktu masa pemerintahan mantan Presiden
Alberto Fujimori, Garcia berada di tempat pengasingan, dan tidak
ambil bagian dalam politik Peru.


* MYANMAR BEBASKAN 16 ANGGOTA PARTAI NLD

Pemerintah rejim militer Myanmar membebaskan 16 orang anggota Partai
oposisi NLD dari rumah-rumah tahanan. Pembebasan ini dapat dianggap
sebagai tanda niat baik terhadap NLD. Ke-16 orang tersebut ditahan
sejak September tahun lalu, ketika ingin menyambut kedatangan
pemimpin Partai NLD, Aung San Suu Kyi. Permusuhan antara pemerintah
militer Myanmar dengan partai oposisi dimulai tahun 1990 ketika NLD
meraih suara mayoritas dalam pemilihan umum. Tetapi pihak militer
menolak hasil pemilu tersebut, dan mengambil alih kekuasaan di
Myanmar. Sejak saat itu ratusan pendukung Partai NLD ditahan.


* DALAI LAMA BERKUNJUNG DI TAIWAN

Pemimpin keagamaan Tibet, Dalai Lama melakukan kunjungan resmi
sembilan hari di Taiwan. Ini adalah kunjungan kedua pemimpin agama
tersebut, sejak 1997. Atas undangan Asosiasi Pemeluk Agama Budha,
Dalai Lama akan memberikan ceramah-ceramah keagamaan. Selain itu ia
akan bertemu dengan Presiden Chen Shui-bian dan mantan Presiden Lee
Teng-hui. Sementara pemerintah Beijing, yang menganggap Taiwan
sebagai propinsi yang memberontak, menamakan kunjungan ini sebuah
persekongkolan. Cina mengancam akan mengisolasi Dalai Lama dan Taiwan
dari masyarakat internasional.


* INGGRIS MUNGKIN UNDUR PEMILU KOTAMADYA

Harian-harian Inggris memberitakan bahwa Perdana Menteri Tony Blair
mungkin akan mengundurkan pelaksanaan pemilihan umum tingkat
kotamadaya sehubungan penyakit mulut dan kaki PMK. Pemilu ini semula
akan dilangsungkan 3 Mei mendatang. Blair akan memutuskan paling
lambat Senin besok mengenai kemungkinan penundaan hingga awal Juni
atau bahkan awal Oktober. Seorang juru bicara perdana menteri
menentang pemberitaan tersebut, dan menambahkan bahwa Blair lebih
mementingkan pemberantasan PMK dibandingkan diskusi mengenai tanggal
pelaksanaan pemilu. Hingga saat ini jumlah peternakan yang menderita
PMK di Inggris mencapai 830.


* KENAPA GUS DUR TIBA-TIBA BERMINAT SOAL PENEGAKAN HUKUM?

IMF masih menunda bantuan kepada pemerintahan Gus Dur karena
pemerintah tidak bisa memenuhi persyaratan mereka. Maka Gus Dur pun
sementara mengalihkan perhatiannya ke masalah penegakkan hukum. Dalam
waktu dekat Gus Dur hanya bisa melakukan program penegakan hukum saja
karena ia tidak punya waktu cukup untuk menunjukkan sesuatu yang
signifikan di bidang ekonomi. Apalagi IMF menunda-nunda bantuan
kepadanya. Untuk menyelamatkan kursinya ia akan terus melakukan
penangkapan-penangkapan. Koresponden Syahrir mengirim laporan berikut
dari Jakarta:

Kalau hari Jumat ini Ginanjar tidak ditangkap maka sesuai janji
Presiden, Jaksa Agung Marzuki Darusman akan diganti. Ini bisa
digunakan Gus Dur sebagai tangga untuk melakukan perombakan kabinet.
Presiden Abdurahman Wahid perlu segera melakukan penggantian kabinet
karena secara teoritis kekuasaannya tinggal beberapa minggu lagi.
Maka perombakan kabinet tampaknya akan jadi pilihan terbaik bagi
Presiden Abdurrahman Wahid, guna  memperbaiki kinerja kabinet dan
sekaligus memakainya untuk merangkul kekuatan-kekuatan politik lain
seperti PPP. Ia harus segera menjalankan amanat reformasi total
dengan melakukan penegakan hukum, antara lain dengan secepatnya
menahan para koruptor yang sekaligus menjadi lawan-lawan politiknya.
Dalam dialog dengan LSM di Hotel Borobudur, Kamis lalu Gus Dur
menyebut penggantian itu dalam rangka menegakkan hukum. Ia lalu
mengusulkan azas pembuktian terbalik. Dikatakannya juga ia sulit
melakukan perintah penangkapan-penangkapan, karena aparat hukum
berasal dari hasil politik dagang sapi. Menteri-menteri kabinet juga
berasal dari dagang sapi. Secara tersirat Gus Dur membela diri
mengapa Marzuki Darusman selama ini dipertahankannya sebagai Jaksa
Agung. Kalangan politik lain menuduhnya hanya berpura-pura karena
Marzuki berada di kejaksaan agung untuk melindungi kepentingan bisnis
Gus Dur selama ini.

Sementara itu jika Gus Dur mungkin bisa mengelabui sebagian besar
masyarakat Indonesia, namun lembaga-lembaga donor di luar negeri
tidak demikian. Maka pemerintahan Gus Dur saat ini dapat dikatakan
merupakan pemerintahan yang miskin. Ini disebabkan pemerintah tidak
bisa memenuhi pelbagai persyaratan lembaga-lembaga donor. Pemerintah
tidak punya uang lagi. Maka pemerintah kini berusaha keras mencairkan
komitmen utang luar negeri, baik bilateral mau pun multilateral,
karena sudah jelas IMF belum mau mencairkan 400 juta dolar Amerika.
Jumlah ini merupakan komitmen utang sebesar lima milyar dolar.
Pemerintah berusaha mempercepat pencairan dan juga pinjaman siaga
dari pelbagai kelompok kreditor. Nilainya 17 milyar dolar atau
sekitar 170 trilyun rupiah. Namun harapan pemerintah ini agaknya
sulit terwujud karena lembaga donor umumnya menggunakan IMF sebagai
patokan mereka.

Pengamat ekonomi Sri Adiningsih kurang yakin pemerintah bisa dengan
mudah melakukan percepatan pencairan atas pinjaman 17 milyar dolar
itu. Soalnya permasalahan yang menghambat pencairan utang tak mudah
dituntaskan. Kalau gampang maka sejak lama utang tersebut dicairkan
kreditor kepada pemerintah Indonesia, katanya. Bank Dunia, Bank
Pembangunan Asia dan lembaga donor multilateral lainnya selalu
memberikan prasyarat yang harus dipenuhi. Sedangkan  selama ini IMF
menjadi pegangan lembaga-lembaga donor itu. Tim kaji ulang IMF baru
akan datang pada akhir April mendatang. Saat itu pemerintahan Gus dur
jelas sudah megap-megap karena kekurangan dana. Seharusnya bulan
Desember yang lalu pinjaman tahap ketiga sebesar 400 juta dolar
Amerika sudah dicairkan. Lembaga ini melihat pemerintah gagal
memenuhi sejumlah kesanggupannya seperti tercantum dalam Letter of
Intent dengan IMF. Antara lain soal desentralisasi, privatisasi BCA
dan Bank Niaga, serta restrukturisasi utang. Juga ada tuntutan baru
dari IMF. Kalangan diplomat tertentu mencurigai ada kemungkinan IMF
mengulur-ngulur waktu menunggu pergantian pemerintahan sebelum
mengucurkan dana mereka.


* PEMBERANTASAN KORUPSI JADI AJANG KOMPROMI

Posisi Presiden Abdurrahman Wahid tampaknya sudah semakin terjepit.
Kalangan DPR jelas-jelas tak lagi mendukung kepemimpinannya. Sebagian
masyarakat juga demikian. Namun, masih ada jalan lain untuk
menyelematkan pemerintahan, yaitu dengan menggiring koruptor ke
pengadilan. Bila Wahid sukses menangkapi koruptor satu nilai plus
diperoleh.

Tapi itu bukan hal yang mudah, apalagi Presiden Wahid sering plin
plan dalam bertindak. Beberapa waktu lalu misalnya, Wahid menunda
proses hukum untuk tiga konglomerat dengan alasan mereka punya andil
besar dalam meningkatkan ekspor. Di sini kepentingan politik lebih
terlihat daripada kesungguhan memberantas korupsi.

Demikian pula sikap Presiden Wahid terhadap Jaksa Agung Marzuki
Darusman, plin plan. Ini bisa dimaklumi, karena posisi jaksa agung
ini memang hasil kompromi politik. Hari Kamis lalu, Presiden Wahid
kembali memberi batas waktu kepada Marzuki Darusman untuk menangkapi
beberapa tersangka koruptor.

Abdurrahman Wahid: Ketika itu selalu saya katakan kepada dia, you
sampai 31 Maret. Dulu bukan itu, pulang haji, itu harus sudah ada
penangkapan tiga orang. Nah kemudian pulang, wah ini lagi begini,
lagi begitu. Saya bilang OK sampai akhir bulan. Kita lihat aja nanti.

Sebelumnya memang santer terdengar kabar, Presiden Wahid akan
mengganti Marzuki. Apalagi, Partai Kebangkitan Bangsa sudah sejak
lama mengusulkan agar Marzuki didepak.

Lalu bagaimana nasib penangkapan itu?

Marzuki memang telah menjadikan beberapa nama terkenal Orde Baru,
sebagai tersangka berbagai kasus korupsi. Antara lain Siti Hardiyanti
Rukmana anak sulung Soeharto, lalu Probosutedjo adik Soeharto, Ali
Wardhana bekas menteri Orde Baru, Faisal Abda'oe bekas direktur utama
Pertamina, dan terakhir bekas orang kepercayaan Soeharto, Ginandjar
Kartasasmita.

Khusus kasus Ginandjar, Marzuki tampaknya memiliki dua kepentingan.
Marzuki dan Ginandjar merupakan dua tokoh teras Golkar yang juga
dekat secara pribadi. Marzuki punya kepentingan melindungi
orang-orang Golkar, sedangkan di lain pihak Marzuki harus patuh pada
perintah Presiden Wahid. Untuk menangkap Ginandjar, Marzuki bertindak
sangat hati-hati. Kontroversi sempat muncul karena beberapa kali
Ginandjar mangkir dari panggilan Kejaksaan Agung, dengan alasan masih
berstatus militer aktif, ketika kasus korupsi terjadi.

Marzuki: Saya sudah berbicara dengan Panglima Widodo, dan Pak Widodo
mempercayakan kepada tim penyidik kejaksaan. Karena itu dengan ini
sudah dapat saya klarifikasi bahwa ijin secara menyeluruh telah
diberikan oleh pihak Panglima, semua aspek daripada proses hukum
diserahkan tanggung jawabnya kepada tim penyidik kejaksaan agung
untuk memenuhi dan melaksanakan.

Dalam dua pekan ini, kasus Ginandjar memang menarik dicermati. Tarik
ulur kepentingan jelas terlihat di situ. Rabu lalu, hari kedua
diperiksa Kejaksaan Agung, Ginandjar dituduh kabur dari tempat
pemeriksaan, karena pergi tanpa ijin tim peremeriksa. Ternyata,
Kejaksaan Agung saat itu sudah menyiapkan surat untuk menahan
Ginandjar. Dan Ginandjar marah atas perlakuan Kejaksaan Agung
tersebut.

Ginandjar: Itu kan kedoliman kalau sembarang aja ditahan itu. Masak
begitu negara hukum? Saya cuma minta kemarin ijinkanlah saya
diperiksa oleh dokter, karena saya merasa keluar keringat dingin.
Sudah enggak bisa lagi. Bagaimana orang bicara saja susah. Empat,
lima jam saya tidak ada orang memeriksa, tidak ada orang di depan
saya, jaksanya tidak ada satu orang pun. Lima jam kita dibiarkan
saja. Bayangkan saja terhadap saya diperlakukan seperti itu.
Bagaimana terhadap rakyat biasa? Saya enggak sudi diperlakukan
seperti itu.

Cerita tak berhenti sampai di situ. Ginandjar mengaku sakit sehingga
harus dirawat inap selama lima hari di Rumah Sakit Pertamina. Kali
ini, Kejaksaan Agung tak mau lagi dipermainkan, mereka, hari Jumat
kemarin, menahan paksa Ginandjar Kartasasmita.

Namun, tindakan Kejaksaan Agung menggarap Ginandjar dianggap biasa
saja oleh Teten Masduki, koordinator pengawas korupsi ICW. Teten
tetap menilai ada kongkalikong antara Marzuki Darusman dengan
Ginandjar. Teten malah menduga Marzuki tak akan berani mengajukan
Ginandjar ke pengadilan.

Teten: Nah, jadi kalau Marzuki cukup berani mengadili Ginandjar, saya
kira ini suatu hal yang aneh. Karena itu maka menurut saya ini suatu
kompromi saja, antara Marzuki dengan Ginandjar. Misalnya kenapa kok
Ginandjar hanya disidik dalam satu kasus saja. Dan kasus ini saya
kira mungkin relatif kecil dibandingkan dengan kasus-kasus yang lain,
seperti Freeport, Paiton dan lainnya.

Menurut Teten, tindakan Marzuki menahan Ginandjar tak lebih tak
kurang hanya memenuhi keinginan Presiden Wahid, bukan atas nama
hukum, untuk memberantas korupsi.

Kini, Presiden Wahid tak mau mengadili mereka yang diduga koruptor
tetapi menguntungkannya. Seperti Prayogo Pangestu dan The Nin King.
Sementara mereka yang menyerangnya secara politik akan ditangkap
dengan tuduhan korupsi, antara lain Fuad Bawazier dan Arifin
Panigoro, bahkan suami Megawati Taufik Kiemas. Sementara, Jaksa Agung
melindungi teman-teman Golkarnya dari ancaman hukum.

Jika begitu ceritanya, jangan harap korupsi bisa dikikis dari negeri
ini. Dan juga patut dipertanyakan apakah tindakan pandang bulu itu
akan menyelamatkan Presiden Wahid.

Tim liputan 68H melaporkan untuk Radio Nederland.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke