---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Jumat 06 Juli 2001 14:50 UTC



** GUS DUR KEMBALI MENGANCAM BERLAKUKAN UU DAURAT

** POLISI MENEMBAK MATI PRIA-PRIA BERTOPENG DI SULAWESI TENGAH

** AMERIKA SERAHKAN MILITER YANG MEMPERKOSA DI OKINAWA

** TOPIK GEMA WARTA : PERPECAHAN GUS DUR MEGAWATI TIMBULKAN
PERPECAHAN DALAM POLRI

** TOPIK GEMA WARTA : WARISAN LOPA BEBAN BAGI PEGGANTINYA.

** TOPIK GEMA WARTA: PENYANDERAAN DI IRIAN JAYA DIKHAWATIRKAN AKAN
DIPECAHKAN DENGAN OPERASI MILITER



* GUS DUR KEMBALI MENGANCAM BERLAKUKAN UU DARURAT

Presiden Abdurrachman Wahid kembali mengancam akan memberlakukan UU
darurat apabila prosedur pemecatan dilanjutkan. Dipihak lain Wahid
juga masih tetap bersedia melakukan kompromi tetapi dengan
persyaratan, MPR  harus menghentikan meminta pertanggung-jawaban
presiden. Menurut jadwal yang sudah ditetapkan, pada tanggal 1
Agustus MPR akan melangsungkan sidang istimewa untuk membicarakan
prosedur pemecatan presiden. Lawan-lawan politik menuntut pemecatan
presiden karena Gus Dur dituduh terlibat korupsi, serta tidak mampu
memimpin ataupun memperbaiki perekonomian yang terpuruk.
Sementara itu perundingan yang dilakukan oleh sebuah komite yang
terdiri dari utusan separatis Aceh dan delegasi pemerintah, ditunda.
Pemimpin Gerakan Aceh Merdeka GAM diberitakan menolak untuk hadir di
meja perundingan. Akhir pekan lalu kedua belah pihak melakukan
pertemuan di Jenewa Swiss untuk menghidupkan kembali proses
perdamaian. Pertemuan tersebut tidak membuahkan hasil yang konkrit.


* POLISI MENEMBAK MATI PRIA-PRIA BERTOPENG DI SULAWESI TENGAH


Di Sulawesi Tengah polisi menembak mati enam pria bertopeng. Para
korban dilaporkan adalah sekelompok orang Kristen yang berniat untuk
menyerbu orang-orang Muslim. Selasa lalu di Poso, 13 orang tewas
ketika sebuah desa yang mayoritas penduduknya Muslim diserbu.
Kerusuhan di Poso mencapai puncaknya tahun lalu. Kerusuhan tersebut
mengakibatkan ratusan orang tewas. Sejak itu puluhan ribu penduduk
mengungsi ke daerah-daerah lain di Sulawesi.


* AMERIKA SERAHKAN MILITER YANG MEMPERKOSA DI OKINAWA


Seorang militer Amerika yang didakwa melakukan pemerkosaan, dalam
waktu dekat akan diserahkan kepada otoritas Jepang. Demikian
diumumkan oleh duta besar Amerika Serikat di Jepang, Howard Baker.
Militer Amerika yang berusia 24 tahun didakwa memperkosa seorang
wanita Jepang di pulau Okinawa. Insiden tersebut mempertegang
hubungan kedua otoritas. Jepang sudah terlebih dahulu meminta ijin
untuk menahan militer Amerika tersebut. Dengan demikian maka untuk
kedua kali, seorang militer Amerika ditahan di pulau Okinawa. Amerika
Serikat menempatkan 25 ribu militernya di pulau Jepang itu.


* PELAKSANAAN HUKUMAN MATI DI CINA TERTINGGI DI DUNIA

Selama tiga bulan pemerintah Cina melakukan 1800 eksekusi dan
menjatuhkan 3000 hukuman mati dalam kampanye memberantas kriminalitas
dan korupsi. Demikian laporan organisasi HAM Amnesty Internasional
yang terbit hari ini. Menurut organisasi HAM internasional itu,
orang-orang yang menjalani hukuman mati di Cina selama tiga bulan
lebih banyak ketimbang eksekusi di seluruh dunia selama tiga tahun.
Menurut Amnesty Internasional pelaksanaan hukuman mati di Cina pada
umumnya dilakukan terhadap orang-orang yang terlibat penggelapan
pajak, perdagangan obat bius dan mucikari. Dan dalam prakteknya
eksekusi di Cina dilakukan dihadapan ribuan orang.


* GENCATAN SENJATA DI MACEDONIA DILANGGAR

Sekalipun telah diberlakukan gencatan senjata, namun perang masih
terus berkecamuk di Macedonia. Menurut televisi Macedonia, gencatan
senjata yang mulai diberlakukan Kamis tengah malam kemarin, tidak
dipatuhi. Tembak-menembak antara tentara dan gerilyawan Albania
terutama terjadi di sekitar kota Tetovo di Macedonia barat laut.
Seorang juru bicara angkatan bersenjata menegaskan tembak-menembak
tersebut tidak lagi sehebat beberapa waktu lalu. Gerilyawan Albania
menembaki Tetovo dengan granat. tujuh orang penduduk sipil tewas.
Gencatan senjata yang diberlakukan mulai Kamis tengah malam kemarin
dimaksudkan untuk mengakhiri perang saudara yang berkecamuk di
Macedonia selama lebih dari lima bulan. Apabila gencatan senjata
berhasil, maka pasukan pakta NATO akan dikerahkan untuk melucuti
gerilyawan. NATO belum memberikan batas waktu.


* USUL BARU RUSIA UNTUK TERUS MENGURANGI SENJATA NUKLIR

Rusia mengajukan usul-usul baru untuk terus mengurangi jumlah senjata
nuklir di dunia. Menurut prakarsa Moskow itu, paling lambat tahun
2009 jumlah senjata nuklir yang dimiliki kelima negara adi daya
nuklir dunia hanya berjumlah 4000 saja. Menurut kesepakatan saat ini,
jumlah senjata nuklir di seluruh dunia mencapai 14 ribu.
Usul mengurangi persenjataan nuklir dunia itu telah disampaikan oleh
presiden Rudia Vladimir Putin kepada presiden Perancis Jacques Chirac
yang berkunjung ke Moskow pekan ini. Moskow mengimbau agar ke-5
negara adi daya nuklir dunia yaitu Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Cina dan Rusia sendiri, secepatnya membicarakan usul
mengurangi jumlah persenjataan nuklir dunia di dewan keamanan PBB.


* PERDANA MENTERI ISRAEL AKHIRI KUNJUNGAN DI EROPA

Perdana menteri Israel Ariel Sharon tiba kembali di Israel dari
kunjungan singkat di Eropa. Di Jerman dan Perancis, Sharon berusaha
mencari dukungan bagi politik Timur Tengahnya, tapi ia justru
mendapat kritik tajam. Perdana menteri Prancis Lionel Jospin sangat
mendesak Sharon untuk menghentikan pembangunan si daerah-daerah
pemukiman Yahudi. Jospin juga mendesak Sharon untuk menyetujui
gencatan senjata. Sebelumnya Presiden Prancis Jacques Chirac
mengingatkan Sharon agar tidak memperlemah posisi pemimpin Palestina
Yasser Arafat karena hal itu tidak akan membawa dampak positip.
Kanselir Jerman Gerhard Schroder mengimbau Sharon untuk mematuhi
laporan komisi Mitchell. Laporan yang disusun oleh mantan senator
Amerika itu antara lain mencakup penghentian pembangunan di
tempat-tempat pemukiman Yahudi yang baru.


* PERPECAHAN GUS DUR MEGAWATI TIMBULKAN PERPECAHAN DALAM POLRI


Presiden telah meminta kepada Kapolri Jenderal Surojo Bimantoro untuk
menyerahkan tongkat komando dan atribut-atribut Kapolri kepadanya.
Kepala Negara selanjutnya akan merangkap jabatan Kepala Kepolisian
Republik Indonesia. Perintah presiden ini dituangkan dalam suatu
surat yang dikirim  hari Kamis lalu. Anehnya Bimantoro hari Kamis
siang justru menyerahkan tongkat komandonya kepada Menko Polsoskam
Agum Gumelar. Kejanggalan ini bersumber pada banyak hal, yang bukan
hanya salah presiden, tetapi juga dan terutama, merupakan kesalahan
lembaga legislatif. Berikut laporan koresponden Syahrir dari Jakarta:


Ketua DPR Akbar Tanjung yang ingin menyelamatkan Bimantoro sudah
mengirim surat peringatan kepada Presiden Abdurrahman Wahid
sehubungan dengan pemberhentian Jenderal  Surojo Bimantoro sebagai
Kapolri yang dinilai tak sesuai dengan Tap MPR No VII. Surat
peringatan ini dikirim sebagai tindak lanjut  keputusan Badan
Musyawarah DPR. Badan ini memerintahkan pimpinan DPR untuk mengirim
surat peringatan pada Abdurrahman Wahid agar menempuh prosedur sesuai
Tap MPR No VII Tahun 2000 dalam kaitan pemberhentian Kapolri Jenderal
Surojo Bimantoro. Presiden juga diminta mengirim surat permohonan
persetujuan kepada DPR bila ingin mengangkat Kapolri baru.

Sehubungan dengan itu  kalangan LSM menyatakan keheranan mereka
mengapa seorang Kapolri dan Panglima TNI harus diangkat dengan
persetujuan DPR sementara atasan mereka, yakni Menteri Pertahanan
justru ditunjuk presiden tanpa perlu meminta persetujuan DPR. Mereka
melihatnya sebagai produk parlemen yang masih dikuasai orang-orang
yang bermental Orde Baru. Kalangan ini khawatir pada reformasinya Gus
Dur sehingga berusaha mengikat kaki dan tangannya. Tetapi hingga kini
belum ada Undang-Undang sebagai kelanjutan Tap MPR tersebut. Proses
pemberhentian Bimantoro menggunakan prosedur lama. Karena Tap VII
Tahun 2000 itu baru jalan jika ada undang-undangnya. DPR sampai
sekarang belum membuat undang-undangnya, sehingga Gus Dur memakai
prosedur lama. Maka lengkaplah pertikaian DPR dengan Presiden yang
sudah merembet ke aparat kepolisian.

Kalau pada zaman parlementer terjadi konflik internal di Angkatan
Darat, antara yang pro Presiden dan yang anti keputusan Presiden
Soekarno maka hal itu masih dapat dimengerti karena system yang
dianut waktu itu. Tetapi pada saat sistem presidential yang sekarang
berlaku memang aneh melihat kepala kepolisian menentang pemimpinnya,
yaitu panglima tertinggi yang otomatis berwewenang  atas angkatan
darat, angkatan laut, angkatan udara dan kepolisian. Bimantoro
nyatanya lebih setia kepada parlemen ketimbang presiden, karena
nampaknya ia menduga Abdurrahman Wahid tinggal tunggu waktu saja
untuk lengser. Hal yang sama sempat terjadi pada 1968 ketika KSAD
saat itu Umar Wirahadikusumah menunjukan sikap yang lebih loyal
kepada Jenderal Purnawirawan Nasution yang menjabat Ketua MPR
ketimbang Presiden Soeharto. Tetapi pada akhirnya posisi Panglima
Tertinggi lebih kuat dari pada Ketua MPR sehingga Umar tergeser dari
jabatan KSAD.

Menko Polsoskam Agum Gumelar kemarin dulu menjelaskan kepada pers
bahwa ia telah memangggil Bimantor dan Chaeruddin Ismail. Kepada
mereka ia menegaskan Indonesia berada pada krisis multi dimensional
yang membutuhkan Polri yang solid. Untuk itu Bimantoro harus
mengikuti apa yang diatur dalam Keppres No. 54/2001. Tongkat komando
sudah jelas akan diserahkan Agum Gumelar kepada Komisaris Jenderal
Polisi Drs. Chaerudin Ismail, sebagai Kapolri baru. Chaerudin Ismail
selama ini telah dipermalukan oleh Bimantoro dan perwira-perwira
Polri lainnya yang mendukung garis parlemen.

Sebagian masyarakat menyesalkan sikap para jenderal di kepolisian
yang menolak pergantian Bimantoro. Polri itu bukan ormas. Kapolri pun
dipilih oleh Presiden dan bukan oleh para kapolda, kata mereka. Tapi
ada pula yang mengatakan sikap pembangkangan jelas bukan watak polisi
yang sejak zaman Belanda selalu taat kepada otoritas pimpinan. Ini
jelas permainan politik kalangan militer dan pensiunan jenderal yang
sudah terbiasa bermain politik semasa orde baru. Tetapi mereka pun
sebenarnya tidak salah, karena mereka terpengaruh paradigma lama
pimpinan ABRI yang juga membangkang terhadap presiden/panglima
tertinggi, Soekarno. Bahkan Orde Baru itu dimulai dengan pengepungan
istana oleh pasukan tak dikenal yang kala itu dimotori Kopassus.
Padahal presiden, panglima tertinggi angkatan bersenjata sedang
memimpin sidang kabinet pada tanggal 11 Maret 1966. Maka dapatlah
dimengerti jika Rachmawati baru-baru ini mengatakan, apa yang
dilakukan oleh MPRS kala itu terhadap presiden Soekarno kini juga
akan dilakukan oleh MPR kepada presiden Aburrahman Wahid.

Pembangkangan aparat bersenjata dalam sejarah republik setelah
revolusi, dimulai ketika tentara memprotes tingkah laku parlemen di
awal tahun '50-an. Anehnya, meriam diarahkan ke istana. Lalu setelah
mengatasi keadaan itu Soekarno memecah belah angkatan darat dengan
menunjuk KSAD pilihannya menggantikan Kolonel Bambang Sugeng. Namun
'anak emas' Bung Karno itu yakni Kol. Bambang  Utoyo ditolak oleh
para perwira pro 17 Oktober. Kelompok ini dipimpin oleh Kol. Zulkifli
Lubis, wakil KSAD. Akibatnya pangdam-pangdam di daerah yang saat itu
disebut sebagai panglima-panglima tentara dan teritorium memberontak
terhadap pemerintahan pusat. Mereka lalu membentuk pemerintahan
tandingan yang disebut  sebagai PRRI, Pemerintahan Revolusioner
Republik Indonesia. Mereka ketika itu mendukung wakil presiden
Mohammad Hatta.

Sekarang ini yang menjadi pertanyaan, setelah Gus Dur menguasai Polri
dan melancarkan Dekritnya, akankah Megawati, Amien Rais dan Akbar
Tanjung membentuk pemerintahan tandingan?  Bagi masyarakat menjadi
jelas bahwa sama seperti konflik Soekarno dan Hatta dahulu
menyebabkan perpecahan di tubuh Angkatan Darat, kini perpecahan Gus
Dur dan Megawati menimbulkan perpecahan pula di Polri.


* WARISAN LOPA BEBAN BAGI PENGGANTINYA

Suasana pemakamana..

Bagi siapa saja, kepergian Jaksa Agung Baharudin Lopa sangatlah
mengejutkan. Ia meninggalkan bangsa Indonesia ketika dirinya
merupakan tumpuan rakyat. Rakyat yang menuntut dan mendambakan
keadilan. Sejak diangkat menjadi Jaksa Agung belum lama ini, Lopa
memang telah mendaftar sederet konglomerat dan pejabat yang diduga
terlibat KKN untuk diseret ke pengadilan. Ada ketua DPR Akbar
Tandjung, ketua fraksi PDI Perjuangan di DPR, Arifin Panigoro, dan
konglomerat Syamsul Nursalim. Bahkan ketika menjabat Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, almarhum telah menjebloskan raja
hutan Bob Hasan ke Nusakambangan. Langkah ini menjadikan nama
Baharudin Lopa ibarat hantu bagi  para koruptor. Maka, bagaimana
nasib penegakan hukum Indonesia sepeninggal Lopa?

Penasehat Lopa di Kejaksaan Agung, Andi Hamzah mengatakan sebelum
bertolak ke Arab Saudi, Lopa masih meninggalkan beberapa tugas berat.
Kepergian Lopa untuk selamanya, menurut Andi bisa berakibat serius
bagi penanganan kasus-kasus korupsi kolusi dan nepotisme.

Andi Hamzah: Perkara begitu banyak digarap termasuk yang saya kasih
nasihat itu tidak tahu ujung pangkalnya nih. Baru dalam tahap banyak
pengumpulan bukti ada juga selesai dibuat surat dakwaan kira-kira ada
enam sudah siap dikirim ke pengadilan. Tapi ada lain-lain yang belum
juga siap. Ya sebenarnya bukan jaksa agungnya. Yang di bawah;
Jampidsus jaksa-jaksa menengah, tergantung  itu. Kalau dia mau
bekerja teruskan kebijaksanaan pak Lopa itu ya teruskan saja.

Selama Lopa jatuh sakit di Riyadh, Arab Saudi, Presiden Wahid telah
mengangkat pelaksana tugas jaksa agung Soeparman. Dalam satu
kesempatan Soeparman berjanji akan meneruskan tugas yang telah
ditinggalkan Lopa.

Kalangan parlemen yang pernah geger karena sepak terjang Lopa juga
menyatakan mendukung penuh upaya penegakan hukum yang telah dirintis
putra Makassar ini. Pernyataan itu disampaikan Ketua DPR dan Ketua
Umum Golkar Akbar Tandjung.  Akbar kini sedang menunggu proses
pemeriksaan Kejaksaan Agung dalam kasus korupsi dana Bulog yang
mengalir ke kas partai Golkar.

Akbar Tandjung: Kita semuanya merasa kehilangan dengan meninggalnya
Pak Baharudin Lopa dan pada kesempatan ini saya mengucapkan
innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Kemudian ya kita semua menilai
adalah orang yang ingin penegakan hukum sebaik-baiknya gitu.

Akbar juga menyatakan siap untuk diperiksa asalkan berdasar landasan
hukum yang kuat.

Sementara itu pengacara yang banyak membela kasus-kasus korupsi,
Mohammad Assegaf, menyayangkan berbagai upaya Lopa selama ini telah
berada pada waktu yang salah.

Mohammad Assegaf: Lopa itu kalau bahasa yang paling tepat adalah dia
the right man in the right place tetapi in the wrong time. Jadi
ketika dia masuk situasi pemerintahan sedang dalam keadaan goyah.
Konsentrasi orang kepada masalah politk, bukan lagi pada masalah
penegakan hukum. Nah situasi ini tidak menguntungkan buat Lopa. Ini
membuat dia kehilangan kesempatan untuk melakukan
pembenahan-pembenahan.

Benarkah saat ini penegakan hukum merupakan sesuatu yang musykil?
Menurut pengamat hukum JE Sahetapy, pengungkapan kasus-kasus korupsi
setelah kepergian Lopa harus tetap dilanjutkan. Dan ia optimistis
penegakan hukum di Indonesia akan berjalan terus.

Sahetapy: Saya pikir tidak ada halangan. Orang Inggris mengatakan the
show must go on. Artinya pekerjaan yang telah dimulai oleh Pak Lopa
itu harus diteruskan siapapun penggantinya. Masa bangsa yang besar
200 juta lebih ini ndak ada orang, cuma satu-satunya yaitu Pak Lopa
saja. Saya yakin ada orang-orang lain yang belum nampak atau selama
ini tidak menampakkan diri.

Sejumlah nama memang diusulkan untuk mengisi posisi Jaksa Agung.
Selain JE Sahetapy, beberapa nama yang disebut-sebut antara lain
Marsillam Simanjuntak, Adnan Buyung Nasution dan Todung Mulya Lubis.
Tapi sampai di mana kaliber mereka, adakah mereka setaraf dengan
Lopa? Pertanyaan ini sulit dijawab, terutama karena wibawa penegakan
hukum yang dipancarkan Lopa begitu menyilaukan mata orang banyak.

Almarhum Lopa sendiri pernah mengatakan tugasnya sebagai jaksa agung
hanya akan berlangsung singkat. Memang ucapan seperti ini berkaitan
dengan perhitungan orang mengenai usia kepresidenan Gus Dur, jadi
bukan karena seolah almarhum sudah merasa ajalnya mendekat. Tapi
dalam helaan napas yang sama, waktu datang dengan ucapan itu,
mendiang Lopa memperingatkan langkah yang dimulainya ini akan
membebani penggantinya. Inilah bukti bahwa Lopa sendiri tahu
langkah-langkahnya belum pernah ditempuh orang lain.

Lopa: Oleh karena itu saya bilang di istana yaa ada SI atau tidak SI,
saya usuta! Kecuali kalau saya sudah berhenti, sudah diberhentikan
jaksa agung ya saya tidak bisa usut lagi. Tapi jaksa agung yang baru
yang akan datang nanti akan susah! Karena sebelum saya serah terima
saya kan bikin daftar ini. Jadi ini barangkali nanti tidak ada yang
mau jadi jaksa agung nanti

Kini, Baharuddin Lopa sudah tiada. Banyak orang meratapi
kepergiannya. Yang tidak, yang justru bergembira, bisa jadi adalah
para koruptor. Mereka pasti bersorak ria, jelas, karena kematian Lopa
akan menyelamatkan mereka dari bui. Lopa, begitu banyak pekerjaanmu
yang belum sempat terselesaikan. Tapi bangsa ini tetap berhutang
kepadamu.

Tim liputan 68H Jakarta melaporkan untuk Radio Nederland di
Hilversum.


* PENYANDERAAN DI IRIAN JAYA DIKHAWATIRKAN AKAN DIPECAHKAN DENGAN
OPERASI MILITER


Hingga saat ini kasus penculikan dua warga Belgia di Pegunungan
Ilaga, Papua Tengah oleh Organisasi Papua Merdeka pimpinan Kelly
Kwalik, masih belum terselesaikan. Padahal Johan Van den Eynde dan
Philippe Simon sudah disandera sejak tanggal 7 Juni yang lalu. Saat
ini pihak gereja masih berusaha menjadi mediator, dengan mengirim
Broeder Theo van den Broek dan Pendeta Benny Giay ke Pegunungan
Ilaga. John Rumbiak, dari LSM Elsham, mengkhawatirkan apabila upaya
penengahan itu gagal, maka Jakarta akan menugaskan TNI untuk
melakukan operasi militer, dengan segala akibatnya, seperti kasus
penyanderaan tahun 1996. Berikut keterangan lebih lanjut John Rumbiak
kepada Radio Nederland.

John Rumbiak [JR]: Masalahnya secara geografis daerah Ilaga itu di
daerah pegunungan tengah Papua sangat sulit sekali dengan
transportasi dan komunikasi. Disana tidak ada pesawat telepon yang
ada hanya single side band radio. Itu cuma satu-satunya alat
komunikasi sehingga informasi yang keluar dari sana cukup susah.
Beberapa waktu yang lalu sekitar sebulan yang lalu kami mengetahui
dari pertemuan antara tim mediator itu yang waktu pertama kali ketika
penyanderaan terjadi, sebuah surat dikirimkan kepada pihak gereja
dalam hal ini bruder Theo van den Broek dari gereja katolik keuskupan
Jayapura dan pendeta dr Benny Giay dari gereja Kemah Injil untuk
memediasi penyanderaan itu, namun pihak penyandera berubah pikiran
lalu mengirimkan sebuah surat yang mengakui bahwa itu ditandatangani
oleh pimpinan gerilyawan Kelly Kwalik yang pernah menyandera 13
ilmuwan dari Inggris, Belanda dan juga dari Jerman serta Indonesia.
Tetapi berbagai pihak meragukan siapa yang sebenarnya menandatangani
surat tersebut. Menurut pandangan kami dari Elsham dari sisi kultur
dan juga dari sisi struktur Organisasi Papua Merdeka - Titus Murib,
yang memprakarsai penyanderaan dua orang Belgia itu adalah anak buah
Kelly Kwalik. Sehingga meskipun secara fisik Kelly Kwalik berada di
suatu tempat ketika penyanderaan terjadi maka sebagai panglima Kelly
Kwalik otomatis sangat bertanggung jawab. Sehingga, kami memandang
lepas dari siapa yang menandatangani surat yang ditujukan kepada
presiden Abdurrahman Wahid bahwa penyandera tidak akan membebaskan
kedua warga Belgia itu sampai dengan terjadi sebuah dialog
internasional soal Papua.

Kekuatiran kami sekarang adalah apabila dua orang negosiator  yang
sekarang lagi melakukan perjalanan ke Ilaga gagal meyakinkan
penyandera maka kami kuatir justru aparat keamanan kemudian akan
mengambil langkah dan melakukan operasi di wilayah itu. Kami kuatir
pula kalau pihak penyandera tetap bersikeras dan tidak mau kompromi
maka sebuah operasi militer yang pernah terjadi pada tahun 1996
ketika 13 ilmuwan dari Inggris, Belanda, Jerman dan juga dari
Indonesia disandera, oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) didukung
oleh tentara bayaran yang menyebabkan terbunuhnya 45 warga sipil,
diperkosanya 13 perempuan serta dibakar musnahnya 166 rumah penduduk
sipil.

Radio Nederland: Tadi menurut bapak kelompok ini menuntut forum
internasional mengenai masalah Papua. Apakah sampai sekarang
pemerintah di Jakarta belum memberikan reaksi termasuk juga pihak TNI
karena ini sudah lebih dari satu bulan ?

JR : Benar sekali. Sampai sekarang pemerintah Jakarta menganggap
masalah ini dingin begitu saja, tidak menggubrisnya dan seolah-olah
membiarkan persoalan penyanderaan ini untuk tidak diluput oleh media
massa. Sangat berbeda sekali kalau dibandingkan dengan peristiwa
drama penyanderaan yang terjadi pada tahun 1996 dimana seluruh media
massa bahkan seluruh aparat baik sipil maupun militer sangat aktif
sekali dalam menangani penyanderaan itu.

Demikian John Rumbiak dari Elsham di Jayapura.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke