---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Rabu 11 Juli 2001 15:30 UTC



** OPOSISI SRI LANKA KAGET AKAN NIAT PRESIDEN NONAKTIFKAN PARLEMEN

** KEPALA NEGARA KOREA UTARA BERKUNJUNG KE VIETNAM

** TOPIK GEMA WARTA: MPR BAYANGAN SEBAGAI KEKUATAN KETIGA DIPASTIKAN
AKAN MUNCUL



* MANTAN PEMIMPIN MILISI TIMTIM AKUI TERLIBAT PEMBUNUHAN MASSAL

MANTAN PEMIMPIN MILISI TIMTIM AKUI TERLIBAT PEMBUNUHAN MASSAL

Mantan pemimpin milisi Timor Timur mengaku terlibat dalam kasus-kasus
kejahatan terhadap kemanusiaan. Joni Marques mengatakan terlibat
dalam tiga belas kasus pembunuhan terhadap orang-orang yang dianggap
pro kemerdekaan Timor Timur. Pada jajak pendapat tahun 1999 penduduk
wilayah bekas jajahan Portugal itu memililih untuk keluar dari
Indonesia. Hasil referendum itu menyulut kekerasan yang dilakukan
oleh kelompok pro integrasi dan para oknum ABRI. Setelah itu masuklah
tentara Australia untuk memulihkan keamanan di kawasan itu. Sejak itu
Timor Timur berada di bawah pemerintahan PBB.


* OPOSISI SRI LANKA KAGET AKAN NIAT PRESIDEN NONAKTIFKAN PARLEMEN

Kelompok Oposisi di Sri Lanka kaget mendengar keputusan presiden
Chandrika Kumaratunga untuk menonaktifkan parlemen selama dua bulan.
Tujuan presiden adalah untuk mencegah kelompok  oposisi mengajukan
mosi tidak percaya terhadap pemerintahan minoritas presiden
Kumaratunga. Koalisi partai Kumaratunga, AP,  bulan lalu kehilangan
status mayoritas ketika tujuh politisi Islam bergabung dengan pihak
oposisi. Menurut presiden kemelut politik ini terjadi karena
konstitusi yang sudah ketinggalan zaman. Presiden menilai, pembagian
kursi di parlemen tidak mencerminkan mandat yang diperoleh partainya
dari elektorat. Karena itu, Kumaratunga mencanangkan referendum untuk
mengubah konstitusi.


* KEPALA NEGARA KOREA UTARA BERKUNJUNG KE VIETNAM

Kepala negara resmi Korea Utara, Kim Yong-nam, orang kedua setelah
pemimpin Kim Jong-il, mengadakan kunjungan ke Vietnam. Meskipun kedua
negara masih sama negara komunis, kunjungan terakhir pemimpin Korea
Utara ke Vietnam terjadi 40 tahun lalu. Kunjungan ini bertujuan untuk
mencari dukungan Hanoi bagi kepentingan Korea Utara. Vietnam saat ini
menjabat ketua bergilir ASEAN, yang akan mengadakan pertemuan akhir
bulan ini. Kepala negara Korea Utara diduga juga akan meminta bantuan
Vietnam untuk meringankan beban krisis pangan di Korea Utara.


* PARLEMEN KAMBOJA SAHKAN UU UNTUK ADILI KHMER MERAH

PARLEMEN KAMBOJA SAHKAN UU UNTUK ADILI KHMER MERAH

Parlemen Kamboja mengesahkan UU yang memungkinkan untuk mengadili
para anggota Khmer Merah di Tribunal PBB. Kamboja dan PBB bekerjasama
untuk mendirikan tribunal tersebut. Namun sebelum proses peradilan
orang-orang Khmer Merah diawali, UU itu harus disahkan lebih dahulu
oleh Senat Kamboja, Raja Kamboja dan PBB. Khmer Merah dianggap
bertanggung jawab atas pembunuhan hampir dua juta orang warga pada
tahun tujuh puluhan.


* EMPAT BELAS ORANG TEWAS AKIBAT KECELAKAAN BIS DI INDIA

Empat belas orang meninggal dunia akibat kecelakaan bis di Batiagarh,
India. Bis yang berpenumpang enam puluh orang itu jatuh ke sungai.
Sampai sekarang polisi baru berhasil mengangkat 20 jenazah dari
reruntuhan bis.  Sepuluh orang korban dirawat di rumah sakit. Menurut
polisi salah satu penyebab kecelakaan adalah jalan rusak dan hujan
lebat berlarut-larut.


* PERSIAPAN PERINGATAN ENAM TAHUN JATUHNYA SREBRENICA KE TANGAN
SERBIA

Tindakan keamanan di Srebrenica ditingkatkan dalam rangkat menyambut
peringatan jatuhnya kawasan kantong muslim tersebut ke tangan orang
Serbia Bosnia enam tahun lalu. Lebih dari seribu orang polisi Serbia
Bosnia dan tiga ratus polisi internasional dikerahkan untuk mencegah
gangguan kelompok nasionalis Serbia. Diperkirakan ribuan muslim akan
menghadiri upacara tersebut. Acara itu terdiri dari peresmian batu
marmer sebagai awal dari sebuah monumen, tempat dunia internasional
juga akan membangun kuburan. Setelah jatuhnya wilayah kantong muslim,
yang dulu dijaga oleh tentara baret biru asal Belanda itu, lebih dari
7000 muslim terbunuh.


* TENTARA RUSIA AKUI KASUS PENYIKSAAN DI CHECHNYA

Komandan Tentara Rusia di Chechnya mengakui bahwa anak buahnya
melampaui batas ketika menyerang tiga desa. Dalam operasi militer itu
puluhan pria Chechnya ditangkap. Menurut media Rusia mereka sempat
ditahan dan dipukuli selama berjam-jam oleh tentara Rusia. Semula
Moskow menyatakan tidak terjadi pelanggaran seperti itu, namun
kemudian otoritas Rusia mengadakan penyelidikan terhadap kasus
tersebut. Organisasi hak-hak asasi manusia, juga Palang Merah Eropa,
memang sudah sering memberitakan adanya kasus-kasus pelanggaran di
pelbagai penjara di Chechnya.


* HANAN ASHRAWI JADI JUBIR LIGA ARAB

Mantan jubir Palestina Hanan Ashrawi memperoleh jabatan baru di Liga
Arab. Dia akan bertugas sebagai jubir Liga Arab. Ashrawi dalam tugas
barunya akan banyak menjelaskan masalah Palestina. Hari ini dia
mengatakan bahwa pemerintahan Sharon bersalah melakukan pembersihan
etnis.


* MPR BAYANGAN SEBAGAI KEKUATAN KETIGA DIPASTIKAN AKAN MUNCUL

Masyarakat politik umumnya percaya bangsa Indonesia saat ini sedang
mengarah pada suatu suasana chaos. Ini antara lain disebabkan
faktor-faktor obyektif yang menjadi sumber kekacauan sekarang ini, di
antaranya keamanan, kedudukan TNI yang kurang tepat, persoalan
daerah, bahaya bangkit kembalinya kekuatan Soeharto, dan sistem
peradilan yang korup. Faktor-faktor ini nyatanya kurang diperhatikan
tim ekonomi dan hukum Gus Dur dalam menentukan kebijakan-kebijakan
mereka. Laporan koresponden Syahrir dari Jakarta:

Seorang pengamat politik ekonomi beraliran sosialisme kerakyatan,
Prof. Sarbini Sumawinata meragukan tim hukum baru Presiden
Abudurrahman Wahid yang dipimpin Marsillam Simanjuntak dapat
menyelesaikan keadaan sekarang. Ia melihat baik Jaksa Agung Marsilam
Simanjuntak mau pun Menkeh HAM Machfud MD tidak mengerti persoalan
yang mereka hadapi. Ia pun meragukan keberanian dan kejujuran
Marsilam, yang juga sebenarnya dikenal sebagai seorang penganut faham
sosial-demokrat. Padahal 20 Juli 2001 nanti menjadi tanggal yang
perlu diperhatikan secara khusus oleh masyarakat politik Indonesia.
Soalnya Gus Dur sudah mengeluarkan ancaman terbuka. Tanggal itu
menjadi batas akhir tercapainya rekonsiliasi politik. Gus Dur
mengemukakan ancamannya itu di Istana Bogor hari Senin lalu. Kalau
tidak terjadi kompromi maka ia akan membubarkan DPR/MPR. Ancaman Gus
Dur ini kurang diperhatikan lawan-lawan politiknya karena ia sudah
beberapa kali memberi ultimatum yang sama tetapi setiap kali
memundurkan lagi tanggal pelaksanaan dekritnya. Gus Dur hanya mampu
mengeluarkan ancaman tetapi tidak mampu merealisasikan ancamannya
itu. Meski sekarang sudah mempersiapkan tim hukumnya dan menguasai
kembali aparat kepolisian, namun Gus Dur belum sepenuhnya menguasai
TNI.

Prof Sarbini Sumawinata percaya bahwa keadaan sekarang sedang menuju
pada suatu bentrokan terbuka. "Wahid sudah tidak bisa mundur lagi,"
katanya. "Demikian pula DPR/MPR". Politik Indonesia akan ambruk. Dan
wujudnya adalah suasana kacau balau, jelasnya. Pada saat itu semua
orang akan kehilangan arah, ujarnya. Memang saat ini banyak pengamat
melihat negara sedang dalam keadaan lemah. Negara Indonesia mengarah
pada suatu titik kehancuran total. Tetapi saat keadaan itu tiba, kata
seorang pengamat lain, sudah tentu akan ada kekuatan-kekuatan rakyat
yang akan muncul, yang merasa wajib menolong dan menyelamatkan
republik. Di antaranya adalah kekuatan-kekuatan mahasiswa.

Dalam pekan-pekan terakhir ini Rachmawati Sukarnoputri misalnya sudah
menyatakan akan membentuk Forum Nasional sebagai kekuatan ketiga di
tengah dua kekuatan yang beradu. Parlemen dan partai-partai di satu
pihak dan Gus Dur serta pemerintah di pihak lain. Kepada Radio
Nederland Rachmawati menyatakan siap memimpin kekuatan ketiga ini
yang membawa suara mayoritas yang berdiam diri. Tokoh-tokoh politik
dan kebudayaan seperti Sri Bintang Pamungkas, Eep Syaifullah Fatah
dan Rendra pun sudah berniat menggerakkan apa yang mereka sebut
sebagai "MPR bayangan". Sarbini Sumawinata, Yudil Herry, Chris Siner
Key Timu, Sunardi dan Deliar Noer dikabarkan merasa mampu
mempersatukan semua kuatan reformis sejati, menyambut keadaan kacau
balau yang pasti akan meledak bulan-bulan mendatang ini. "Selama
lebih dari seperempat abad para patriot sudah menunggu keadaan ini,"
kata Sarbini. Apalagi kalau tinggal beberapa minggu. Perubahan memang
harus melalui suatu keadaan yang kacau balau.

Tetapi TNI sudah tentu akan berusaha muncul kemuka. Alasannya sama
yaitu untuk menyelamatkan bangsa. Namun di masa depan jelaslah bahwa
kekuatan yang memimpin masyarakat bukan lagi berdasarkan kekuatan
yang didukung massa dan senjata. Yang memimpin masyarakat moderen
adalah yang berdasarkan kekuatan akal sehat. Bukan orang pintar
tetapi kepemimpinan berdasarkan pada akal sehat dan kemampuan dalam
menyelesaikan masalah. Tentara tentu sadar tidak akan mampu memimpin
negara dalam suasana ekonomi yang terpuruk saat ini. Syarat mutlak
untuk keluar dari kemelut ini adalah menghentikan terlebih dahulu
kemunduran. Dengan segala reformasi yang dilakukan Habibie maupun Gus
Dur di  bidang politik dan ekonomi kemunduran tidak bisa dihambat,
kata pengamat tadi. Tim ekonomi dan tim hukum Gus Dur jelas tidak
akan mampu mengerem apalagi menghentikan kemunduran di pelbagai
bidang. Padahal jalan keluar dari krisis ini adalah dengan
menghentikan kemunduran. "Baik tim ekonomi yang dipimpin Rizal Ramli
dan tim hukum yang dipimpin Marsillam Simanjuntak tidak menyadari
bahwa untuk keluar dari kemelut sekarang yang nomor satu harus
ditanggulangi adalah masalah keamanan," katanya.

Masalah kedua adalah memantapkan kembali wibawa pemerintah dan yang
ketiga meringankan beban  rakyat mengenai kemiskinan, pengangguran
dan lain-lain. Masalah terpenting yaitu keamanan adalah masalah yang
obyektif dan menentukan. Tetapi ini bukan berarti bahwa penekanan
haruslah pada pendekatan keamanan. Soalnya masalah anggaran negara
dan kurs rupiah misalnya tidak ada hubungannya dengan pendekatan
keamanan. Tetapi sebaliknya untuk keamanan tidak bisa pula tanpa
mengajak kekuatan bersenjata. Misalnya dalam kasus Aceh. Selama ini
memang dalam membahas masalah ekonomi Gus Dur tidak mau
memperhitungkan faktor keamanan di mana kekuatan bersenjata ikut
berperan.

Ini jelas berbeda dengan Megawati yang jauh-jauh hari sudah merangkul
tentara dan bahkan memasukkan unsur-unsur tentara dalam partainya,
seperti Theo Syafii, RK Sembiring dan Hendro Priyono. Mega dan
suaminya Taufik Kiemas bermimpi akan muncul sebagai penguasa. Karena
itu mereka bersekutu dengan jenderal-jenderal semacam Susilo Bambang
Yudoyono, Agum Gumelar, Ryamizard, dan Endriartono. Padahal
sebenarnya untuk berkuasa, dukungan politik tidak cukup kalau hanya
dari TNI tetapi juga harus dari kekuatan-kekuatan nasional lainnya.
Maka Mega tidak perlu meminta dukungan khusus dari TNI sehingga
menjadi terikat. Angkatan Bersenjata itu harus didudukkan pada posisi
seperti di negara-negara lain, di mana berlaku supremasi sipil. Sudah
sepatutnya dan merupakan tugas TNI untuk menyelamatkan bangsa. Maka
dalam keadaan kacau seperti yang diperkirakan akan terjadi, dan
biasanya terjadi di banyak negara berkembang, tentara tidak bisa
tidak harus ikut berperan.

Reformasi sejati ternyata hanya bisa terjadi melalui suatu keadaan
kacau balau. Ini terjadi di mana-mana di dunia. Tetapi mungkinkah
kekuatan-kekuatan reformasi seperti mahasiswa bersatu dengan tentara?
Nampaknya ini mustahil mengingat tentara selalu menganggap mahasiswa
musuh tradisional. Namun, jika ada kepemimpinan sipil yang kuat, yang
dapat dipercaya masyarakat, maka tentara dan polisi akan dapat
dikembalikan pada posisi mereka yang sebenarnya, seperti di
negara-negara maju. Dualisme sekarang ini di TNI dan Polri
sesungguhnya merupakan akibat kepemimpinan yang tak dapat dipercaya
oleh mereka. Justru karena keadaan yang tidak pasti mereka
membangkang. Gejala-gejala itu sudah nampak dengan jelas. Tetapi
kalangan lain melihat dengan presiden yang lemah dan ragu-ragu
seperti sekarang ini, ternyata TNI maupun Polri masih juga mau
mengalah. Maka jika presiden sipil yang akan datang lebih berwibawa,
tentu mereka akan tunduk.

Sementara ini TNI melihat dalam diri Jaksa Agung Marsilam Simanjuntak
seseorang yang dikenal sangat anti militer. Ini memang wajar
mengingat Marsilam di tahun 1974 pernah meringkuk di Rumah Tahanan
Militer Dudi Utomo. Namun jika suatu dialog bisa dikembangkan antara
tentara dan Marsilam serta kekuatan-kekuatan reformis yang ada
mungkin dalam menghadapi suasan chaos mendatang bisa dicarikan titik
temu antara mereka demi untuk menyelamatkan bangsa Indonesia yang
terancam pecah ini.


* Asap Mulai Mengganggu Kehidupan di Pontianak

Penduduk Pontianak mulai disarankan tidak keluar rumah kalau tidak
perlu dan kalau memang harus keluar rumah maka sangat perlu
mengenakan masker. Ini karena asap setempat sudah begitu tebal
sehingga mengganggu jarak pandang pagi hari sampai terbatas sekitar
100 meter, demikian diberitakan oleh lembaga meteorologi setempat.
Radio Nederland menghubungi Hermayani dari Dana Alam Sedunia WWF di
Pontianak.

Hermawan (H): Secara umum dalam dua minggu terakhir memang kondisi
kota Pontianak umumnya, kalau mulai dari jam 7 sampai 8 malam itu,
bervariasi. Sampai jam setengah 6 pagi itu memang diliputi sama asap
kabut. Dan itu sangat mengganggu jarak pandang kalau kita berjalan di
tengah-tengah kota, dan juga dari aspek kesehatan.

Radio Nederland (RN): Apa penyebat ketebalan asap saat ini di
Pontianak?

H: Kalau informasi yang kita dapat dari pelbagai sumber, kalau di
Pontianak sendiri memang lebih banyak karena aktivitas masyarakat, di
kabupaten Pontianak lebih banyak, yang mulai mengolah lahaln untuk
mengejar musim tanam tahun ini. Jadi mereka membuka lahan itu dengan
cara membakar, karena itu tehnologi yang paling murah dan efektif.
Cepat mereka bisa mendapatkan kualitas tanah yang siap untuk ditanam.
Tapi kalau yang ke arah Sintang, kita mendapat informasi sekitar 17
kasus disebabkan oleh perusahaan. Itu yang kita kejar ke pemerintah
daerah untuk cepat ditindak tegas. Harus ada proses mendesak
Bapedalda, pemerintah daerah untuk melakukan proses hukum kalau ada
indikasi perusahaan yang menjadi penyebab kebakaran hutan, supaya ada
efek jera bagi perusahaan untuk tidak melakukan land clearing
(pembersihan lahan-red) terutama perkebunan, dengan cara membakar
lahan.

RN: Jadi WWF menginginkan supaya perusahaan ditindak, tapi kalau
masyarakat pedesaan membuka lahan dengan cara membakar diperbolehkan?

H: Tidak. Perlakuan kita beda. Kalau mengenai masyarakat kita minta
sama pemerintah yang paling bawah supaya melakukan semacan rotasi.
Perbedaannya kan begini. Kalau di perusahaan perkebunan, skala yang
mereka olah sangat luas.  Jadi skala dampaknya juga menurut kita akan
sangat luas gitu. Akibatnya kurang lebih sama, cuma kita minta
pendekatannya harus beda.

RN: Asap tebal ini apa dampaknya bagi kesehatan masyarakat?

H: Kalau dari aspek kesehatan memang sudah mulai dikhawatirkan
mengganggu saluran pernafasan. Karena pengalaman pembakaran hutan
tahun 97, 98 dan 99 kemarin angka penyakit infeksi saluran pernafasan
akut itu cukup signifikan setelah terjadinya asap yang mengepung
kota. Tapi sekarang dua minggu terakhir ini dari Dinas Kesehatan itu
belum ada angka yang konkret. Tapi kita khawatir karena data dari
badan meteorologi diperkirakan kondisi ini akan bertahan terus sampai
sekitar pertengahan September.

RN: Lalu apa yang akan dilakukan WWF?

H: Kita sudah mendiskusikan ini tiga minggu terakhir dengan
teman-teman atau LSM-LSM lain yang concern (prihatin, red) persoalan
lingkungan seperti Walhi dan lain-lain, kemudian teman-teman yang
bekerja di basis untuk melakukan monitoring (pemantauan,red) terhadap
kondisi yang ada di lapangan.  Karena pengalaman kita pada 1997,98
dan 99 proses monitoring di lapangan itu cukup efeketif selain kita
mendapat backup (dukungan,red) dari citra satelit. Sehingga kontrol
kita terhadap kinerja Dinas Kehutanan dan Bapedalda bisa meningkat.

RN: Apakah kementerian kehutanan tidak berbuat apa-apa?

H: Sementara ini mereke masih menganggap ini belum menjadi sebuah
masalah yang serius. Memang kalau dilihat di lapangan, baru kota
Pontianak saja yang sangat mengalami gangguan. Tapi kita sudah
mendesak. Kalau menunggu kondisi yang semakin parah baru bertindak,
kita bilang: 'Kita sudah ketinggalan langkah". Jadi dari
dinas kehutanan sendiri kita melihat belum ada kinerja yang cukup
serius untuk menangani masalah ini. Menurut informasi dari media itu,
paling tidak mereka belum menginformasikan apa yang terjadi,
bagaimana sikap masyarakat dan apa langkah-langkah yang dilakukan
oleh pemerintah daerah, dalam hal ini dinas kehutanan.

Demikian dari Dana Alam Sedunia WWF di Pontianak.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke