---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Senin 16 Juli 2001 14:10 UTC



** INDIA DAN PAKISTAN AKAN KELUARKAN PERNYATAAN BERSAMA

** CINA DAN RUSIA JALIN KEMBALI HUBUNGAN BILATERAL

** JACQUES ROGGE KETUA BARU IOC

** TOPIK GEMA WARTA: MAKIN KERAS PERLOMBAAN GUS DUR DAN MEGAWATI
MENUJU GARIS AKHIR SI MPR

** TOPIK GEMA WARTA: NU ANGGAP DEKRIT SATU-SATUNYA JALAN SELAMATKAN
BANGSA

** TOPIK GEMA WARTA: MAKIN KERAS PERLOMBAAN GUS DUR DAN MEGAWATI
MENUJU GARIS AKHIR SI MPR



* INDIA DAN PAKISTAN AKAN KELUARKAN PERNYATAAN BERSAMA

Perdana Menteri India, Atal Behari Vajpayee dan Presiden Pakistan,
Pervez Musharraf, Senin ini melangsungkan pembicaraan mereka yang
keempat kalinya. Setelah itu kedua pemimpin diharapkan akan
mengeluarkan pernyataan bersama. Meskipun topik pembicaraan
dirahasiakan, namun hampir bisa dipastikan kawasan Kashmir menjadi
agenda penting. Sebelumnya Presiden Musharraf menyatakan bahwa
sengketa Kashmir merupakan faktor kunci dalam memulihkan hubungan
India dan Pakistan. Kedua negara sudah dua kali tersangkut perang
memperebutkan wilayah Kashmir yang sepertiga dikuasai Pakistan dan
sebagian lain India. Selanjutnya Perdana Menteri India Atal Behari
Vajpayee akan memenuhi undangan Musharraf mengadakan kunjungan
balasan ke Pakistan.


* CINA DAN RUSIA JALIN KEMBALI HUBUNGAN BILATERAL

Untuk pertama kali sejak 50 tahun, Rusia dan Cina kembali menjalin
hubungan persahabatan. Presiden Cina, Jiang Zemin dan rekan
sejawatnya dari Rusia, Vladimir Putin, di Moskow menandatangani
kerjasama kedua negara. Di samping itu kedua pemimpin negara juga
mengeluarkan kecaman bersama terhadap rencana Amerika Serikat
membangun perisai luar angkasa.
Cina dan Rusia menyatakan tetap ingin mempertahankan piagam
anti-rudal ABM tahun 1972 dengan alasan piagam itu merupakan landasan
dari stabilitas dunia dan pengendalian senjata. Setelah mengunjungi
Rusia, Presiden Cina akan melanjutkan lawatannya ke Belarus, Moldava,
Ukraina dan terakhir Malta.


* JACQUES ROGGE KETUA BARU IOC

Jacques Rogge terpilih sebagai ketua baru Komite Olimpiade
Internasional, IOC untuk masa bakti delapan tahun mendatang. Demikian
hasil pemungutuan suara 118 anggota IOC yang  berlangsung di Moskow.
Jacques Rogge sebelumnya menjabat ketua Komite Bersama Olimpiade
Eropa. Selama ini Rogge, dokter ahli bedah asal Belgia itu, memang
dipandang sebagai calon terkuat meneruskan Juan Antonio Samaranch
yang meletakkan jabatan setelah 21 tahun mengetuai IOC. Ketika masih
aktif sebagai olah ragawan Jacques Rogge pernah tiga kali mengikuti
olimpiade di cabang selancar.


* PERTEMUAN TIDAK RESMI MENJELANG KONPERENSI IKLIM DI BONN

Senin ini di Bonn Jerman berlangsung pertemuan tidak resmi menjelang
Konferensi Iklim, Kamis mendatang. Konperensi Iklim di Bonn ini
bertujuan menyelamatkan Protokol Kyoto mengenai penurunan emisi gas
rumah kaca. Konperensi yang diketuai Menteri Lingkungan Belanda, Jan
Pronk tersebut diduga tidak akan meraih sukses.
Amerika Serikat jauh hari sudah mengatakan tidak akan meratifikasi
piagam Kyoto dengan alasan hanya akan merugikan ekonomi Amerika
Serikat. Menanggapi hal itu Jepang, Ahad kemarin menyatakan baru akan
menentukan sikapnya akhir Oktober mendatang. Organisasi peduli
lingkungan, Dana Alam Dunia menerbitkan dua buah laporan yang
membuktikan bahwa protokol Kyoto akan menguntungkan Eropa dan Jepang,
sekalipun tidak disertai Amerika Serikat.


* TENTARA ISRAEL KERAHKAN KENDARAAN LAPIS BAJA MASUK KAWASAN
PALESTINA

Pasukan Israel untuk kedua kalinya dalam tiga hari ini mengerahkan
kendaraan lapis baja memasuki kota Hebron di Tepi Barat Sungai
Yordan. Kendaran lapis baja tersebut menghancurkan lima pos polisi
Palestina. Menurut Israel, pos polisi tersebut digunakan sebagai
basis penembakan dan serangan bom. Selanjutnya aksi Israel tersebut
juga melukai beberapa warga Palestina.
Sementara itu dua orang warga Palestina penduduk Yerusalem tewas,
kemungkinan akibat bom rakitan yang meledak dini. Bom tersebut
terletak tidak jauh dari stadion tempat diselenggarakannya pekan
olahraga Yahudi, Makkabi.


* JUMLAH IMIGRAN DI BELANDA TERUS MENINGKAT

Jumlah imigran yang masuk Belanda terus meningkat, demikian hasil
pemantauan Biro Pusat Statistik Belanda. Tahun 2000 lalu sebanyak 137
ribu orang pendatang asing masuk Belanda. Berarti peningkatan 10%
dari tahun sebelumnya. Jumlah itu diperkirakan masih terus akan
meningkat. Para pendatang terutama berasal dari negara-negara Asia
dan Afrika.


* PARLEMEN KROASIA TETAP MENDUKUNG PEMERINTAHAN PM RACAN

Parlemen Kroasia tetap mendukung pemerintahan Perdana Menteri Ivica
Racan. Parlemen menyatakan dukungannya setelah mengadakan sidang
khusus selama 16 jam. Perdana Menteri Racan meminta dukungan parlemen
setelah empat menteri partai Sosial-Liberal mengundurkan diri.
Keempat menteri partai koalisi tersebut menentang keputusan
pemerintah untuk menyerahkan para warga Kroasia yang dicari Tribunal
Yugoslavia Den Haag. Sebanyak 93 dari 151 anggota parlemen akhirnya
memberikan dukungan mereka. Kelompok nasionalis menentang keras
penyerahan para tertuduh ke tribunal dengan alasan mereka bukan
penjahat tetapi justru pahlawan perang.


* TIM PENYELAM MULAI PERIKSA KAPAL SELAM RUSIA, KURSK

Tim penyelam internasional mulai mengawali operasi memeriksa kapal
selam Rusia, Kursk yang tergeletak di Laut Barentz. Operasi gabungan
Rusia, Norwegia dan Belanda itu merupakan persiapan awal menjelang
pengangkatan Kursk oleh perusahaan Belanda, Mammoet dan Smit Tak.
Kapal selam seberat 18.000 ton itu kemungkinan akan diangkat ke
permukaan September mendatang. Kapal selam militer yang memuat
senjata nulkir yang  terletak seratus meter di dasar laut itu
tenggelam Agustus tahun lalu bersama 118 orang awaknya.


* MAKIN KERAS PERLOMBAAN GUS DUR DAN MEGAWATI MENUJU GARIS AKHIR SI
MPR

Karena tidak yakin dengan janji-janji Hamzah Haz dan Akbar Tandjung
diperkirakan Gus Dur akan mengikuti saran partai-partau kecil peserta
Pemilu lalu. Dengan demikian ia akan menyatakan bahwa Pemilu 1999
tidak sah. Berarti pula bahwa parlemen dan kedudukannya sendiri tidak
sah. Tetapi Megawati dengan PDIPnya terus saja melaju karena melihat
garis finish sudah di depan mata. Tetapi benarkah Mega akan lebih
baik memerintah dibandingkan Gus Dur? Koresponden Syahrir mengirim
laporan berikut dari Jakarta:

16 partai peserta pemilu 1999 kemarin, menandatangani pernyataan
bersama yang pada intinya mendesak Presiden Abdurrahman Wahid,
mencabut Keppres No 92 tahun 1999 tentang Penepatapan Penghitungan
Suara Pemilu, beserta Peraturan Pemerintah No33 tahun 1999 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang No. 3 1999 tentang pemilu dan menyatakan
negara dalam keadaan darurat. Pemilu 1999 bagi mereka tidak sah
karena penuh denga kecurangan dan kehajahatan politik. Utamanya
dengan money politics. Penetapan penghitungan suara Pemilu seharusnya
ditandatangani 35 orang tetapi kenyataannya hanya 17 orang saja yang
menandatangani hasil penghitungan suara tersebut. Bagi partai-partai
itu, Pemilu 1999 tadi tidak punya legitimitas. Karena itu Presiden
dapat menyatakan negara dalam keadaan darurat. Mereka juga
mengusulkan dibentuknya suatu pemerintahan transisi yang dinamakan
Dewan Nasional dengan didampingi DPR Sementara dan MPR Sementara.

Pernyataan bersama ini jelas tidak digubris partai-partai besar anti
Gus Dur. Mereka menganggap ini suatu manuver baru Gus Dur yang
merangkul partai-partai kecil dan membekukan DPR/MPR yang sah. Gus
Dur memang pada akhirnya sudah menyadari bahwa harapannya untuk suatu
kompromi sudah mustahil adanya. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
memang sudah menegaskan, tidak ada kompromi soal keharusan Presiden
memberikan pertanggungjawaban di forum Sidang Istimewa MPR. Sabtu
lalu Rakernas PDIP di Jakarta, menyetujui percepatan SI, kalau memang
diperlukan. Ini merupakan peringatan kepada Gus Dur. Pers di
Indonesia pun sejak beberapa pekan terakhir ini sudah yakin bahwa
Megawati yang akan menjadi presiden yang kelima. Pers luar negeri pun
punya pendapat yang  sama, sehingga beberapa koran besar di  Amerika
seperti The Washington Post dan The New York Times menyebut Mega
sebagai "president in waiting" atau presiden mendatang.

Majalah berita Asiaweek, yang terbit di Hongkong, pekan lalu menulis,
di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, Indonesia akan lebih
baik ketimbang pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Benarkah
demikian? Bila pertimbangannya sekedar mencapai stabilitas politik
yang menjadi prasyarat proses pemulihan ekonomi, boleh jadi jawabnya
benar saja. Dibandingkan dengan Gus Dur, pendukung Mega di Parlemen
memang lebih banyak. Meski pun suara PDIP hanya 30,4 % di Parlemen.
Namun Mega dengan sumber kekuasaan yang dimilikinya tidak akan sulit
mencari dukungan dari partai-partai lain, terutama yang berada di
luar kelompok Poros Tengah. Apa lagi dengan menilik kualitas politisi
Indonesia yang mudah kena sogok dan suap. Ditambah dengan pribadi
Megawati yang dikenal pendiam, tidak frontal dan tidak banyak
menimbulkan kontroversi seperti halnya Gus Dur. Dengan demikian Mega
lebih diharapkan oleh para pendukungnya di luar PDIP untuk melakukan
kerja-sama yang saling menguntungkan dibandingkan bila mereka
bersekutu dengan Gus Dur. Tetapi apakah Mega sudah sepenuhnya
memahami permasalahan yang akan dihadapinya? Ini yang belum diyakini
sepenuhnya sementara cendekiawan di Jakarta dewasa ini.

Sementara itu, siapa kelompok di luar PDIP yang hendak dirangkul
Mega? Bila pertimbangannya untuk mengamankan posisi hingga 2004, maka
TNI lah jawabnya. Ini pula yang menjelaskan kenapa Megawati belum
secara terbuka bersedia melakukan negosiasi tentang jabatan wakil
presiden dengan Poros Tengah. Tampaknya Megawati lebih sreg bila
wakil presiden yang mendampinginya dari kalangan TNI. Hal ini pula
yang menjelaskan kenapa belakangan hari Hamzah Haz dan Akbar Tandjung
secara diam-diam melakukan negosiasi dengan Gus Dur.

Untuk mengamankan posisinya hingga 2004, Mega mau tidak mau harus
mendapat dukungan dari kekuatan-kekuatan Orde Baru baik yang bercokol
di lingkungan sipil dan militer. Maka tidak ada jaminan bahwa
Indonesia akan lebih baik di bawah Megawati. "Sesungguhnya ini bisa
disebut sebagai chek kosong," kata seorang pengamat. Bagi seorang
pejabat yang pernah menemui Megawati di kantornya, Wakil Presiden ini
bersikap sebagai seorang feodal. Staf Megawati dipadati orang-orang
Golkar peninggalan Soeharto. Hampir semua merupakan orang-orangnya
mantan Sesneg Moerdiono. Mereka dipimpin Bambang Kesowo. Dan bahasa
yang digunakan di kantor Wapres adalah bahasa Jawa Kromo atau bahasa
Jawa Tinggi yang sebenarnya hanya dipergunakan di kraton-kraton Jawa.
Bagaimana mungkin Megawati bisa berhasil memimpin Indonesia kalau
stafnya bermental budaya Jawa yang feodalistik?


* NU ANGGAP DEKRIT SATU-SATUNYA JALAN SELAMATKAN BANGSA

Intro: Kendati Presiden Abdurrahman Wahid mengancam akan mengeluarkan
dekrit Jum'at 20 Juli mendatang, kalau MPR bersikeras menggelar
Sidang Istimewa, kalangan PKB masih tetap berharap kompromi damai
bisa tercapai hari-hari mendatang. Tetapi kalau kompromi gagal maka,
demikian Choirul Anam, ketua NU Jawa Timur, dekrit adalah
satu-satunya solusi untuk menyelamatkan bangsa:

Choirul Anam [CA]: Kalau kompromi tidak bisa tercapai, sekarang ini
pelanggaran-pelanggaran konstitusi kan terjadi di parlemen. Prosedur
politik, mekanisme politik atau proses politik yang
didengung-dengungkan itu semua kan manipulatif. Kan banyak
pelanggaran-pelanggaran. Dan itu kalau diteruskan sistem kita menjadi
parlementer. Dan itu membuat Indonesia tidak akan aman, dalam jangka
panjang. Karena itu harus dihentikan. Dan penghentian hanya lewat
dekrit itu.

Radio Nederland [RN]: Tapi apakah dekrit itu tidak akan memicu perang
saudara?

CA: Ya kalau memang harus perang saudara, ya perang aja, tidak
apa-apa. Memang kejadiannya dipicu oleh elit-elit seperti itu. Tapi
yang bertanggung jawab harus Amien Rais, karena dia sebagai ketua
MPR, dia ngomongnya seperti itu, dan dia memicu seperti itu. Jadi
semua tanggung jawab ini tetap MPR, dan dalam hal ini Amien Rais yang
harus tanggung jawab.

RN: Amien Rais juga mengatakan begitu Presiden mengeluarkan dekrit 20
Juli SI akan digelar 21 Juli?

CA: Nah, iya. Kan sebetulnya MPR itu tertinggi. Dia menjadi wasit,
dia sebagai juri. Kalau DPR dengan Presiden bertengkar, MPR masih
bisa menjadi wasit. Tapi ini kan tidak, bahwa Amien Rais sendiri
sebagai ketua MPR, lembaga tertinggi ini, ternyata juga seperti itu.
Malah ngomongnya di bawah DPR saya kira.

RN: Rois Syuriah, PWNU Jawa Timur, Kyai Haji Masduki Mahfud meminta
Gus Dur untuk berhitung sekali lagi sebelum menjatuhkan dekrit.
Menurutnya dilihat siapa yang bakal mendukung. Apakah Polri dan TNI
sudah siap untuk melaksanakan dekrit itu. Bagaimana Bapak menanggapi
pernyataan itu?

CA: Kalau kita melihat dari sudut konstitusi, dasar negara kita,
Polri dan TNI harus mendukung, karena Presiden itu Pangti, Panglima
tertinggi. Kalau tidak, berarti itu pembangkangan, toh? Jadi saya
kira, kalau kita sudah berbicara soal bangsa ke depan, supaya bangsa
ini tidak remuk begitu maka Polri dan TNI harus konstitusional juga.
Nah, pesannya Kyai Masduki itu adalah supaya diupayakan dalam
detik-detik terakhir ini kompromi sekuat mungkin. Jangan ada dekrit
yang ada SI dalam frame impeachment (kerangka pencopotan presiden,
Red.) tadi. Itu pesannya beliau itu, seperti itu.

Tetapi kalau tidak bisa tercapai kompromi-kompromi yang ditawarkan
itu, dengan indikasi diundang Presiden dia tidak datang di Bogor itu.
Selain dipahami oleh orang-orang sebagai pelecehan terhadap
lambang-lambang negara, ini saya kira ya, dekrit satu-satunya jalan,
dan akan mendukung semua rakyat Jawa Timur dan elemen-elemen kita
kumpul juga sudah mendukung. Dan saya kira bukan hanya Jawa Timur,
Jawa Tengah kemarin juga saya lihat begitu, Jawa Barat dan lain-lain
sebagainya.

RN: Tapi pernyataan Kyai Haji Masduki Mahfud itu, nampaknya beliau
meragukan apakah Polri dan TNI memang siap mendukung Presiden?

CA: Ini memang ada keraguan dari masyarakat itu bahwa Polri dan TNI
tidak mendukung. Tetapi kan tidak semua seperti itu. Jadi memang beda
antara Dekrit 1959 dengan sekarang. Kalau dulu kan memang usul dari
angkatan perang. Nah sekarang kan nggak. Ini dari Presiden. Jadi
memang agak berat bagi rakyat untuk bisa kompak untuk mendukung
penyelamatan negara dalam bentuk nanti kalau menang harus diturunkan
dekrit.

RN: Tapi kalau dipertimbangkan Pak, dampaknya dijatuhkannya dekrit
dengan tidak dijatuhkan dekrit, mana yang paling parah nanti?

CA: Kalau tidak dijatuhkan dekrit itu makin parah, makin parah,
karena di daerah-daerah akan konflik horizontal. Tapi kalau dekrit,
saya kira, dukungan menyatu kepada pemerintah dan Presiden hanya
menghadapi orang-orang yang koboi di parlemen itu aja.

Demikian Choirul Anam, ketua NU Jawa Timur.


* MAKIN KERAS PERLOMBAAN GUS DUR DAN MEGAWATI MENUJU GARIS AKHIR SI
MPR

Karena tidak yakin dengan janji-janji Hamzah Haz dan Akbar Tandjung
diperkirakan Gus Dur akan mengikuti saran partai-partai kecil peserta
Pemilu lalu. Dengan demikian ia akan menyatakan bahwa Pemilu 1999
tidak sah. Berarti pula bahwa parlemen dan kedudukannya sendiri tidak
sah. Tetapi Megawati dengan PDI-Pnya terus saja melaju karena melihat
garis finish sudah di depan mata. Tetapi benarkah Mega akan lebih
baik memerintah dibandingkan Gus Dur? Koresponden Syahrir mengirim
laporan berikut dari Jakarta:

16 partai peserta pemilu 1999 kemarin, menandatangani pernyataan
bersama yang pada intinya mendesak Presiden Abdurrahman Wahid,
mencabut Keppres No. 92 tahun 1999 tentang Penetapan Penghitungan
Suara Pemilu, beserta Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 1999 tentang
Pelaksanaan Undang-Undang No. 3 1999 tentang pemilu dan menyatakan
negara dalam keadaan darurat. Pemilu 1999 bagi mereka tidak sah
karena penuh dengan kecurangan dan kejahatan politik. Utamanya dengan
money politics. Penetapan Penghitungan Suara Pemilu seharusnya
ditandatangani 35 orang tetapi kenyataannya hanya 17 orang saja yang
menandatangani hasil penghitungan suara tersebut. Bagi partai-partai
itu, Pemilu 1999 tadi tidak punya legitimitas. Karena itu Presiden
dapat menyatakan negara dalam keadaan darurat. Mereka juga
mengusulkan dibentuknya suatu pemerintahan transisi yang dinamakan
Dewan Nasional dengan didampingi DPR Sementara dan MPR Sementara.

Pernyataan bersama ini jelas tidak digubris partai-partai besar anti
Gus Dur. Mereka menganggap ini suatu manuver baru Gus Dur yang
merangkul partai-partai kecil dan membekukan DPR/MPR yang sah. Gus
Dur memang pada akhirnya sudah menyadari bahwa harapannya untuk suatu
kompromi sudah mustahil adanya. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
memang sudah menegaskan, tidak ada kompromi soal keharusan Presiden
memberikan pertanggungjawaban di forum Sidang Istimewa MPR. Sabtu
lalu Rakernas PDI-P di Jakarta, menyetujui percepatan SI, kalau
memang diperlukan. Ini merupakan peringatan kepada Gus Dur. Pers di
Indonesia pun sejak beberapa pekan terakhir ini sudah yakin bahwa
Megawati yang akan menjadi presiden yang kelima. Pers luar negeri pun
punya pendapat yang  sama, sehingga beberapa koran besar di  Amerika
seperti The Washington Post dan The New York Times menyebut Mega
sebagai "president in waiting" atau presiden mendatang.

Majalah berita Asiaweek, yang terbit di Hongkong, pekan lalu menulis,
di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, Indonesia akan lebih
baik ketimbang pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid. Benarkah
demikian? Bila pertimbangannya sekedar mencapai stabilitas politik
yang menjadi prasyarat proses pemulihan ekonomi, boleh jadi jawabnya
benar saja. Dibandingkan dengan Gus Dur, pendukung Mega di Parlemen
memang lebih banyak. Meskipun suara PDI-P hanya 30,4 % di Parlemen.
Namun Mega dengan sumber kekuasaan yang dimilikinya tidak akan sulit
mencari dukungan dari partai-partai lain, terutama yang berada di
luar kelompok Poros Tengah. Apa lagi dengan menilik kualitas politisi
Indonesia yang mudah kena sogok dan suap. Ditambah dengan pribadi
Megawati yang dikenal pendiam, tidak frontal dan tidak banyak
menimbulkan kontroversi seperti halnya Gus Dur. Dengan demikian Mega
lebih diharapkan oleh para pendukungnya di luar PDI-P untuk melakukan
kerja-sama yang saling menguntungkan dibandingkan bila mereka
bersekutu dengan Gus Dur. Tetapi apakah Mega sudah sepenuhnya
memahami permasalahan yang akan dihadapinya? Ini yang belum diyakini
sepenuhnya sementara cendekiawan di Jakarta dewasa ini.

Sementara itu, siapa kelompok di luar PDI-P yang hendak dirangkul
Mega? Bila pertimbangannya untuk mengamankan posisi hingga 2004, maka
TNI lah jawabnya. Ini pula yang menjelaskan kenapa Megawati belum
secara terbuka bersedia melakukan negosiasi tentang jabatan wakil
presiden dengan Poros Tengah. Tampaknya Megawati lebih sreg bila
wakil presiden yang mendampinginya dari kalangan TNI. Hal ini pula
yang menjelaskan kenapa belakangan hari Hamzah Haz dan Akbar Tandjung
secara diam-diam melakukan negosiasi dengan Gus Dur.

Untuk mengamankan posisinya hingga 2004, Mega mau tidak mau harus
mendapat dukungan dari kekuatan-kekuatan Orde Baru baik yang bercokol
di lingkungan sipil dan militer. Maka tidak ada jaminan bahwa
Indonesia akan lebih baik di bawah Megawati. "Sesungguhnya ini bisa
disebut sebagai chek kosong," kata seorang pengamat. Bagi seorang
pejabat yang pernah menemui Megawati di kantornya, Wakil Presiden ini
bersikap sebagai seorang feodal. Staf Megawati dipadati orang-orang
Golkar peninggalan Soeharto. Hampir semua merupakan orang-orangnya
mantan Sesneg Moerdiono. Mereka dipimpin Bambang Kesowo. Dan bahasa
yang digunakan di kantor Wapres adalah bahasa Jawa Kromo atau bahasa
Jawa Tinggi yang sebenarnya hanya dipergunakan di kraton-kraton Jawa.
Bagaimana mungkin Megawati bisa berhasil memimpin Indonesia kalau
stafnya bermental budaya Jawa yang feodalistik?


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke