---------------------------------------------------------------------

WARTA BERITA RADIO NEDERLAND WERELDOMROEP
Edisi: Bahasa Indonesia

Ikhtisar berita disusun berdasarkan berita-berita yang disiarkan oleh
Radio Nederland Wereldomroep selama 24 jam terakhir.

---------------------------------------------------------------------

Edisi ini diterbitkan pada:

Selasa 17 Juli 2001 14:50 UTC



** TENTARA KOLOMBIA DITANGKAP DENGAN TUDUHAN PELANGGARAN HAK ASASI
MANUSIA

** PEMIMPIN GERAKAN KOMUNIS FILIPINA DITANGKAP

** MENINGKAT KORBAN TEWAS AKIBAT LEDAKAN PETASAN DI CINA

** TOPIK GEMA WARTA: SERUAN PEMBANGKANGAN NASIONAL: RAKYAT INDONESIA
HARUS BERANI MELAWAN DPR/MPR

** TOPIK GEMA WARTA: PERTIKAIAN ELIT POLITIK SUDAH SAMPAI PADA SALING
TUDUH



* TENTARA KOLOMBIA DITANGKAP DENGAN TUDUHAN PELANGGARAN HAK ASASI
MANUSIA

Di Kolombia 11 orang paramiliter ditangkap karena dituduh membunuh
setidaknya 40 warga sipil. Prajurit ekstrim sayap kanan tersebut
diduga melakukan pembunuhan awal April lalu di propinsi Cauca,
Kolombia tenggara. Konon, para korban adalah pendukung gerakan
gerilyawan sayap kiri.


* PEMIMPIN GERAKAN KOMUNIS FILIPINA DITANGKAP

Dua orang pemimpin gerakan komunis Filipina, Danilo Singh serta
Rolando Marcelo, ditangkap. Mereka membawa senjata api serta beberapa
dokumen berisi rencana mengganggu ketertiban, yang sebetulnya
dilakukan pekan lalu sewaktu pidato pemerintah penting oleh Presiden
Gloria Arroyo. Rincian lebih lanjut tidak diumumkan. Konon salah satu
laki-laki yang ditangkap juga pemimpin kelompok pembunuh yang
melakukan berbagai pembunuhan politik.


* MENINGKAT KORBAN TEWAS AKIBAT LEDAKAN PETASAN DI CINA

Jumlah korban tewas akibat ledakan bahan peledak Senin kemarin,
meningkat sampai 47. Setidaknya 89 orang terluka. Namun menurut
sumber lain sekitar 100 orang tewas dan 300 orang lainnya terluka.
Musibah tersebut terjadi di kota Mafang, Cina Barat Laut. Hampir
semua rumah di Mafang hancur. Menurut pihak kepolisian, seorang
pemilik pabrik tanpa ijin menyimpan bahan peledak berjumlah besar di
rumah penduduk. Sebetulnya pemilik tersebut harus menutup pabriknya
April lalu, karena desakan pemerintah yang mengadakan kampanye
memberantas petasan ilegal.


* BEBERAPA POLISI TERLUKA AKIBAT KERUSUHAN DI BELFAST

Beberapa polisi terluka akibat kerusuhan di ibukota Irlandia Utara,
Belfast. Berbagai kelompok pemuda-pemudi Protestan serta republiken
yang beragama Katolik saling melemparkan bom molotov, batu dan botol.
Semua ini juga dilemparkan terhadap polisi. Pihak polisi belum dapat
menyatakan berapa orang polisi yang terluka, dan apa luka mereka.
Yang jelas kerusuhan tidak separah kerusuhan pekan lalu. Irlandia
Utara kini dalam tekanan politik hebat. Menyusul pengunduran Menteri
Utama Irlandia Utara, David Trimble, Perdana Menteri Inggris, Tony
Blair harus memutuskan paling lambat Agustus mendatang, apakah
diselenggarakan pemilu bagi parlemen Irlandia Utara. Kalau tidak,
maka London akan mengambil kembali pemerintahan atas propinsi
tersebut.


* UNI EROPA LARANG KAUM EKSTREMIS ALBANIA MASUK EROPA

Uni Eropa memutuskan tidak lagi memberikan visa bagi warga ekstremis
Albania. Para Menteri Luar Negeri Eropa menyusun sebuah daftar hitam
berisi nama para pemberontak yang dilarang masuk negara-negara Eropa.
Daftar nama tersebut belum diumumkan, karena Uni Eropa tidak ingin
menghambat perundingan tentang penyelesaian konflik di Makedonia.
Perundingan perdamaian berjalan sangat lamban. Belum ada kesepakatan
tentang topik-topik terpenting. Gencatan senjata yang disepakati awal
bulan ini, selalu terancam oleh dua belah pihak. Dengan demikian
terjadi tembakan antara para gerilyawan Albania dengan polisi
Makedonia di Tetovo, Senin malam kemarin.


* EMPAT PEJABAT TRIBUNAL PBB RWANDA DI-PHK

Empat pejabat Tribunal PBB Rwanda di-PHK karena dituduh terlibat
dalam pembunuhan massal warga Rwanda, tahun 1994. Empat orang
tersebut adalah penyidik kejaksaan pada Tribunal PBB Arusha,
Tanzania. Menurut seorang juru bicara Tribunal, mereka dipecat untuk
mempertahankan integritas yuridis Tribunal PBB. Dua bulan lalu
seorang peneliti lain Tribunal dituduh melakukan pembunuhan massal.
Ia bekerja bagi PBB dengan nama palsu. Tribunal Rwanda di Arusha
dikecam keras oleh berbagai organisasi hak asasi manusia, karena
menurut mereka sidang pengadilan berjalan terlalu lamban. Selain itu
hak-hak para terdakwa serta saksi tidak dihormati.


* SEORANG POLISI ITALIA DI GENUA TERLUKA AKIBAT SERANGAN BOM

Seorang polisi Italia terluka akibat serangan bom terhadap kantor
polisi di Genua. Laki-laki 20 tahun itu menderita luka bakar di
tangan serta wajah ketika ia membuka sepucuk surat berisi bahan
peledak. Belum ada yang menyatakan bertanggung jawab atas kejadian
itu, namun diduga serangan bom tersebut sehubungan dengan KTT G8
akhir pekan mendatang. Polisi Genua memperkirakan sekitar 100 ribu
demonstran akan memprotes globalisasi. Pemerintah Genua mengambil
tindakan keamanan tegas dan Italia memperketat pemeriksaan
perbatasan. Dengan demikian pemerintah Italia berharap kerusuhan
seperti yang terjadi pada KTT Uni Eropa di Gotenburg, Swedia, bulan
lalu, dapat dihindari.


* BUSH TIDAK AMBIL TINDAKAN TERHADAP PERUSAHAAN ASING YANG BEROPERASI
DI KUBA

Selama setengah tahun mendatang Presiden Amerika Serikat, George W.
Bush tidak akan mengambil tindakan terhadap perdagangan perusahaan
asing dengan perusahaan Kuba yang dibeli paksa setelah revolusi 1959.
Dengan demikian Bush melanjutkan kebijakan pendahulunya, Mantan
Presiden Bill Clinton. Lima tahun lalu Kongres Amerika menyetujui apa
yang disebut undang-undang Helms-Burton yang mengeluarkan sanksi
terhadap perusahaan manapun yang beroperasi di Kuba. Namun pemerintah
Clinton menunda kemungkinan mengeluarkan sanksi, karena terancam
konflik perdagangan dengan Uni Eropa. Boikot ekonomi Amerika Serikat
terhadap Kuba, yang diterapkan sejak 1962, masih tetap berlaku. Walau
demikian, Eropa masih berdagang dengan Kuba.


* DI NIJMEGEN DIMULAI JALAN KAKI EMPAT HARI

Di Nijmegen, negeri Belanda, dimulai jalan kaki empat hari
berturut-turut, yang kali ini diselenggarakan untuk ke-85 kalinya.
Sekitar 40 ribu orang ikut serta. Pada hari pertama para peserta
harus menempuhi kawasan Betuwe. Di antara peserta adalah lebih dari
lima ribu militer dari dalam maupun luar negeri, serta seorang
perempuan berusia 86 tahun, yang ikut untuk ke-65 kalinya. Setiap
hari para peserta jalan kaki menempuh jarak 30, 40 atau 50 kilometer.


* INDIA TOLAK PERANTARAAN DUNIA INTERNASIONAL DALAM KONFLIK KASJMIR

Juga setelah pertemuan tingkat tinggi dengan Pakistan, India tetap
menolak perantaraan dunia internasional dalam konflik Kasjmir.
Pertemuan antara Perdana Menteri India, Atal Behari dengan Presiden
Pakistan, Pervez Musharraf tidak membawa hasil. Dua tokoh tersebut
tidak bisa menyepakati kawasan Kasjmir. Baik Pakistan maupun India
menuntut kedaulatan propinsi yang terbelah dua itu. Walau tidak
tercapai kesepakatan, namun India menolak menyatakan pertemuan
tingkat tinggi antara dua negara gagal, dan menyepakati untuk
memlanjutkan pertemuan tersebut di Pakistan.


* SERUAN PEMBANGKANGAN NASIONAL: RAKYAT INDONESIA HARUS BERANI
MELAWAN DPR/MPR

Lima tokoh muda Indonesia menyerukan pemboikotan nasional terhadap
elit politik -legislatif dan eksekutif- kalau Sidang Istimewa MPR
nanti hanya arena bagi-bagi kekuasaan dan tetap tidak mewakili
aspirasi rakyat. Tetapi sejauhmana seruan itu realistis dan akan
ditanggapi masyarakat luas? Berikut wawancara Radio Nederland dengan
Teten Masduki, ketua ICW, Indonesian Corruption Watch dan salah satu
tokoh yang menyerukan pembangkangan nasional:

Teten Masduki [TM]: Memang kita belum punya pikiran yang konkret
tentang pemboikotan itu. Tapi sebenarnya ini kan juga bisa dijadikan
satu agenda oleh masyarakat yang lain. Jadi kita sedang pikirkan
untuk pemboikotan itu seperti apa. Tapi juga sebenarnya ini lebih
mendorong masyarakat juga untuk mengambil langkah-langkah seperti
yang kami lakukan.

Radio Nederland [RN]: Kelas menengah yang diajak untuk tidak membayar
pajak lagi begitu?

TM: Ya, misalnya begini. Kan banyak sekarang ini problem-problem
masyarakat seperti misalnya kenaikan harga listrik, telepon, BBM,
lalu sekarang juga tarif jalan tol. Itu juga saya  kira masyarakat
bisa mengambil pemboikotan untuk tidak membayar tol misalnya, tidak
membayar listrik harga baru, misalnya, kita ingin membayar harga
lama. Ini juga bisa, karena ini sebenarnya kan yang seharusnya
menjadi perhatian mereka. Kalau SI ini hanya mengagendakan pergantian
kekuasaan, sementara tidak diberikan mandat yang jelas kepada
penguasa hasil SI itu. Ini sama halnya dengan memberikan cek kosong.

Dalam kasus korupsi misalnya memang sudah ada TAP MPR nomor XI. Tapi
itu kan hanya omong kosong, karena TAP MPR itu tidak jelas memberi
mandat secara khusus apa-apa yang dilakukan oleh pemerintah. Ya kalau
hanya pemerintah harus korupsi sebenarnya tidak harus ada TAP MPR.
Dan itu sudah ada menjadi kewajiban pemerintah, sesuai dengan
undang-undang korupsi yang telah ada.

RN: Nah, sejauh mana ini realistis, apakah pemboikotan itu akan
digubris oleh mereka?

TM: Ya memang saya kira mereka tidak akan pernah mendengar
masyarakat. Sekarang ini pun himbauan masyarakat untuk mengagendakan
masalah-masalah seperti penyehatan ekonomi dan pemberantasan korupsi
juga tidak didengar oleh mereka.

Tapi kan masyarakat memang tidak punya sarana untuk mempengaruhi
mereka., karena semua saluran demokrasi, parpol, DPR kan dikuasai
oleh mereka. Nah sekarang ini justru menjadi pertanyaan di
masyarakat, mereka itu mewakili siapa, kalau toh mereka lebih
mengagendakan kepentingannya sendiri? Sebenarnya tidak ada yang
merugikan kalau kita mau memboikot pemerintah.

RN: Tapi negara menjadi kacau balau ya?

TM: Ya tapi yang memperburuk itu kan elit politik. Rakyat ini
sekarang justru tidak menghendaki ada pertaruhan politik yang
merugikan ekonomi. Jangan kemudian disalahkan masyarakat. Kalau kami
kemudian menunjuk hidung siapa pelaku yang mempersulit ekonomi ini.
Kalau sekarang di balik kami yang merugikan negara, ini justru kami
pertanyakan datang dari mana ide seperti ini.

RN: Jadi ini seolah-olah peringatan saja kepada MPR ya?

TM: Ya, ini semacam warning (Peringatan, Red.). Kami mengingatkan,
jangan berpikir semata-mata hanya  soal pergantian kekuasaan, merebut
kekuasaa, itu urusan DPR. Urusan rakyat adalah bagaimana ini kami
bisa memberantas korupsi secara cepat, bisa memulihkan ekonomi secara
cepat.

RN: Tapi semua itu tidak bisa dilakukan sekejap mata ya Pak, karena
membutuhkan banyak waktu dan banyak dana?

TM: Tapi itu kan harus dimulai dari ada kesadaran elitnya, dari
komitment elit politiknya. Sekarang kalau elit politiknya korup,
tidak juga memperhatikan aspirasi masyarakat, bagaimana bisa
menyelesaikan masalah ini?

Kita juga pesimis dari sejak awal, bahwa mereka mau mendengarkan
kita. Tapi kita tinggal melakukan suatu penyelidikan kepada
masyarakat bahwa saluran-saluran demokrasi, institusi-institusi
demokrasi tidak partisipatif, tidak melibatkan partisipasi publik,
tidak lagi menjadi alat publik. Kita juga harus melakukan
penyelidikan bahwa kita harus melakukan perlawanan.

Demikian Teten Masduki, ketua ICW, Indonesian Corruption Watch.


* PERTIKAIAN ELIT POLITIK SUDAH SAMPAI PADA SALING TUDUH

Intro: Kemarin, di Manado Gus Dur menyatakan tiji tibeh, artinya
kalau yang satu hilang, maka yang lainnya juga harus hilang. Dengan
alasan tidak mau disamaratakan, ketua MPR Amien Rais baru bersedia
mundur kalau SI MPR tidak membawa hasil yang diharapkan. Itu berarti
bahwa Amien Rais menolak mundur bersama Gus Dur, walau pun dulu Ketua
Umum PAN inilah yang memilih Gus Dur. Di atas semuanya orang
Indonesia sekarang nampaknya tengah bersiap-siap menghadapi
ketidakpastian yang luar biasa. Koresponden Syahrir mengirim laporan
berikut dari Jakarta:

Ketua DPR/MPR Amien Rais kemarin membantah pemikiran yang sudah
meluas bahwa sumber persoalan adalah pertikaian elit politik. Itu
cara berpikir yang gebyah uyah, atau menyamakan semuanya. Salah-salah
kita bisa sampai pada pandangan bahwa semua elit politik itu menipu,
mati rasa dan mati hati nurani. Padahal elit itu pemimpin yang
merupakan refleksi masyarakat. Dan mencari elit baru itu tidak mudah.
Amien juga berjanji bahwa ia bersama elit politik akan mundur jika
keadaan tidak membaik setelah SI. Kalau keadaan memburuk maka ia
mundur dengan legowo karena telah gagal sebagai pemimpin. Cara lain
ialah rakyat menyatakan selamat tinggal kepada elit politik dan tidak
akan memilih mereka kembali pada pemilu mendatang. Dua pilihan ini
tak terhindarkan, jika produk SI MPR justru membuat tanah air menjadi
lebih buruk. Demikian Amien Rais.

Sehubungan dengan itu kalangan LSM menilai dekrit adalah suatu
keharusan. Pembersihan orang-orang dalam rejim sekarang patut
dilakukan setelah dekrit. Tokoh LSM ini menyatakan Amien Rais tidak
boleh cuci tangan. Kenapa ia harus menunggu efektif tidaknya SI ini
bagi rakyat. Sudah jelas dia yang dahulu memilih Gus Dur, kata Shanty
Parhusip dari Lembaga Penghayat Keadilan. "Karena itu ia harus
mundur. Bahkan semua elit politik harus mundur. Kita harus memotong
satu generasi, generasi Ciganjur dan utamanya generasi Golkar."
Berbicara mengenai Ketua MPR Amien Rais, seorang juru bicara
Presiden, kemarin mengatakan kepada Radio Nederland bahwa pada
pembentukan kabinet pertama Gus Dur, presiden sudah mengusulkan agar
Baharudin Lopa yang diangkat sebagai Jaksa Agung dan bukannya Marzuki
Darusman. Tetapi Amien Rais justru yang menentang keras usulan Gus
Dur itu.

Ada apa sesungguhnya dengan Amien Rais sehingga ia dahulu menentang
pengangkatan Lopa sebagai Jaksa Agung? Mungkin hanya Amien Rais dan
Akbar Tandjung yang mengetahuinya. Sama halnya dengan pengangkatan
Marzuki Darusman sebagai Sekkab sekarang ini yang tidak terlepas dari
restu Ketua Umum Golkar Akbar Tandjung. "Melihat konstelasi politik
saat ini nampaknya sulit bagi Gus Dur untuk tetap bertahan. Apalagi
ia masih tetap percaya pada pendekatan silaturahmi padahal yang
diperlukan saat ini adalah silat Cimande", kata seorang pengamat. Gus
Dur sendiri sudah mengatakan di Minahasa, Sulawesi Utara bahwa "jika
saya jatuh, yang lainnya harus jatuh juga." Gus Dur berangkat ke
Minahasa karena merasa yakin didukung mayoritas rakyat wilayah itu.
Memang setelah meninggalkan kota Tomohon di mana Kongres Rakyat
Minahasa kedua diselenggarakan, ia disambut puluhan ribu rakyat yang
mengelu-elukannya di sepanjang jalan.

Pers nasional memberitakan bahwa aktivitas di kota Manado terhenti
selama setengah jam karena rakyat menyambut Gus Dur. Rakyat Minahasa
percaya bahwa Gus Dur digeser kelompok Poros Tengah karena tidak mau
memperjuangkan Syariah Islam. Tidak jelas siapa yang menghembuskan
isyu tersebut. Tetapi Gus Dur sudah berjanji bahwa ia akan
mempertahankan Pancasila serta berusaha mempertahankan keutuhan
bangsa dan negara dari skenario sejumlah elit politik. Tetapi
bukankah Megawati pun akan memperjuangkan hal yang sama? Gus Dur
sendiri nampaknya cukup puas bahwa kalau propinsi Riau, dan Sulawesi
Selatan menentangnya, setidak-tidaknya ia bisa menunjukkan bahwa
selain Jawa Timur dan Papua Barat, masih ada propinsi lain yang juga
mendukungnya. Meski harus diakui bahwa pada pemilu yang lampau
Golkarlah yang menang di Sulawesi Utara. Tetapi dibandingkan dengan
Sulawesi tenggara, setidaknya Gus Dur masih bisa naik mobil di
Manado.

Ini berbeda dengan kunjungannya ke Kendari baru-baru ini. Propinsi
yang dikuasai orang-orang Golkar ini menolak Gus Dur untuk
jalan-jalan naik mobil. Terpaksa sang kyai harus puas keliling dengan
helikopter. Namun meski tahu ia dimusuhi masyarakat Orde Baru,
utamanya TNI, Polri dan Golkar, Gus Dur masih saja berusaha merangkul
Golkar sampai hari-hari terakhirnya di kursi presiden. Entah apa
perhitungannya. Mungkin juga ia masih menunggu-nunggu komando dari
alam gaib. Padahal sejumlah perwira yang menguasai pasukan sudah
menyatakan kesediaan mereka membela Gus Dur. Gus Dur menolaknya
karena masih percaya pada kekuatan lobbynya. Yang juga mengecewakan
Gus Dur adalah kelambanan kerja Chaeruddin Ismail, yang setiap kali
melapor dan meminta dukungan Gus Dur. Padahal kalau Chaeruddin mau
mengambil inisiatif sudah tentu permasalahan di kepolisian sudah
dapat diatasi Wakapolri ini. Gus Dur tampaknya lebih percaya
menggunakan tangan polisi ketimbang militer yang bisa menggebrak
terlampau keras. Menurut seorang anggota DPR, jika Gus Dur berani
mengambil tindakan yang tegas pasti dalam waktu sejam sebagian besar
penentangnya akan berbalik 180 derajat.

Maka hari-hari menjelang SI ini cukup menegangkan. Mengamankan SI MPR
itu jauh lebih gampang ketimbang mengamankan keadaan di luar Sidang
Istimewa. Tentara itu hanya dilatih dan terbiasa dengan dua propinsi
yang resah, Papua dan Aceh. Tetapi kalau kerusuhan besar melanda
beberapa propinsi sekaligus, maka tentara pasti akan kewalahan.
Apalagi sekarang ini sudah 40 ribu pasukan ditarik ke ibukota,
sementara 30 batalyon lainnya tersebar di Maluku, Aceh, Kalimantan
Tengah, Sulawesi Tengah dan beberapa propinsi lain. Apalagi jika
diingat bahwa pada setiap Polsek di Jawa Timur hanya 10  anggota
polisi yang menjaganya, ujar seorang jenderal asal Jatim. Kerusuhan
yang akan meledak nanti tidak bisa disamakan dengan kerusuhan di Bali
dan Jawa Tengah ketika Megawati tidak terpilih, katanya.


---------------------------------------------------------------------
Radio Nederland Wereldomroep, Postbus 222, 1200 JG Hilversum
http://www.ranesi.nl/
http://www.rnw.nl/

Keterangan lebih lanjut mengenai siaran radio kami dapat Anda
peroleh melalui
[EMAIL PROTECTED]

Copyright Radio Nederland Wereldomroep.
---------------------------------------------------------------------

Kirim email ke